10

1.1K 125 3
                                    

Misi dengan tingkat S itu sudah dilaporkan dengan kategori berhasil. Seluruh anggota berhasil pulang dengan selamat. Walaupun pada awalnya, sempat tidak ada kejelasan pada keselamatan [Y/N]. Gadis itu mampu kembali dengan selamat, dengan tubuh penuh luka.

Misi itu pun sudah di laporkan kepada para tetua. Sekelompok Anbu yang ada di bawah naungan Hokage itu, memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang di butuhkan. Para petinggi desa pun langsung berkumpul dan mendiskusikan segala hal tentang Akatsuki.

Namun, di antara team se-teamnya, [Y/N] lah yang memiliki cedera serta luka yang paling parah. Maka dari itu, sebelum melanjutkan aktifitasnya, [Y/N] harus menerima perawatan intensif di rumah sakit Konoha. Perban melilit di beberapa bagian tubuh, serta selang infus yang tertancap pada pembuluh darah di punggung tangan wanita muda itu.

Tetapi, [Y/N] tidak merasakan rasa sesal sedikitpun. Dirinya begitu gembira hingga tidak ada setitikpun perasaan gelisah yang hinggap di hatinya. Kalau di perhatikan, jemari lentik itu selalu menyentuh perhiasan yang melingkar pada leher jenjangnya. Senyumnya selalu mengembang pada belah bibir tipis itu.

Menurut Sasuke, kakaknya lebih terlihat seperti orang gila yang tidak sengaja memiliki kemampuan hebat, ketimbang seorang Shinobi perang yang baru saja kembali dari medan pertempuran. Walaupun Sasuke tidak berbicara tapi dirinya tidak dapat berhenti memperhatikan tingkah aneh kakak perempuan satu-satunya. Alisnya saling bertaut bingung, matanya menatap tajam. Mencari jawaban atas keanehan ini.

Sasuke memiliki banyak kemungkinan yang ada di kepalanya. Yang pertama, Kakaknya terkena Genjutsu. Yang kedua, musuh berhasil membenturkan kepalanya hingga menjadi tidak waras.

Namun, dilihat dari segi manapun, Sasuke lebih memilih kemungkinan yang kedua. Karena Sasuke tidak merasakan ada aliran cakra asing yang menyelimuti tubuh kakaknya. Ya, mungkin dia harus menerima fakta kalau kakaknya sudah menjadi tidak waras.

"Bandul kalungmu.." pandangan Sasuke terjatuh pada kilauan merah yang kerap memantul pada matanya.

"Hmm?" [Y/N] hanya menggumam, dirinya sibuk memandangi pemandangan diluar jendela. Dirinya setengah melamun.

"Aku baru menyadari, bandul kalungmu berubah. Seharusnya berwarna hijau emerald, tapi menjadi semerah darah. Apa kau yakin tidak terjadi hal aneh padamu?" Sasuke bertanya dengan nada sedikit kesal. Dirinya peduli tapi gengsi sedikit menutup hatinya.

[Y/N] mengalihkan pandangan pada Sasuke yang sedang terduduk di samping ranjang. Matanya menatap lekat pada yang lebih mudah, terlihat sekali menuntut penjelasan. Hal itu mengundang kekehan kecil dari [Y/N]. Kekehan yang awalnya wanita itu pikir bisa meringankan suasana ruangan itu, malah mengundang kecurigaan dari yang lebih muda.

Tangan Sasuke terulur menyentuh perhiasan yang melingkar pada leher yang lebih tua. Namun, sebelum jemari maskulin itu mendarat pada huntaian kalung, tangan [Y/N] sudah menangkap dan menahan pergerakan Sasuke. Meminta tanpa kata, supaya Sasuke tidak menyentuh kalungnya.

"Ada apa?" Sebelah alis Sasuke naik, menuntut penjelasan pada tingkah kakaknya.

"Tidak apa-apa." Jawab [Y/N] dengan seutas senyum manis yang terpatri pada raut manis itu.

"Kak." Sasuke membuka suaranya dan menarik tangan yang ada di genggaman [Y/N]. Yang bersangkutan tidak menjawab, tapi hanya menatap lekat pada sang adik satu-satunya itu.

"Apa kau bertemu Itachi?" Sasuke bertanya tanpa basa-basi, netranya menatap lurus pada bola mata Onyx Kakaknya. Mencari setiap kejujuran dari jawaban yang akan di lontarkan.

[Y/N] terdiam, mulutnya tidak mengeluarkan satu kata pun. Dia tahu, pembahasan soal Itachi adalah hal sensitif bagi Sasuke. Dirinya hanya bisa tersenyum lembut, jemarinya menyentuh pipi tirus milik Sasuke.

Libel [ Itachi x reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang