02

1.5K 207 5
                                    

Sudah dua tahun berlalu sejak kejadian berdarah malam itu. Semua orang sudah melupakan kejadian tersebut, adapun yang mengenang dan menceritakannya ke generasi selanjutnya. Rata-rata menceritakan kisah tersebut berdasarkan dari asumsi masing-masing.

Tapi, menurut [Y/N], tidak ada satupun yang memiliki asumsi yang benar. Bahkan [Y/N] sendiri tidak mengetahui kebenaran tersebut. Semuanya hanya berdasar asumsi yang tidak memiliki dasar bukti yang jelas. Semua perkataan dan cerita mereka jatuhnya menjadi cerita karangan.

Ketika semua orang melupakan tragedi tersebut, [Y/N] dan Sasuke masih di hantui oleh horornya kejadian di hari itu. Sebagai seorang saksi mata dan korban, semua hal yang terjadi pada malam itu masih tercetak jelas dalam ingatan Sasuke maupun [Y/N].

Dan sudah dua tahun berlalu juga sejak saat [Y/N] bertekad untuk membongkar dalang di balik pembantaian Uchiha. Sekeras apapun [Y/N] mencoba untuk menggali dan mencari tahu, pasti ada saja sosok-sosok yang berupaya menghalang-halangi.

[Y/N] tidak tahu mereka itu siapa tetapi instingnya mengatakan kalau mereka adalah Anbu dari 'akar'. Mereka adalah para aliansi Anbu yang tunduk di bawah perintah Danzo. Beberapa kali mereka berupaya membunuh [Y/N] tapi wanita itu selalu berhasil mengendus niat busuk mereka.

Penyerangan yang selalu terjadi terhadapnya, membuat kecurigaan [Y/N] kepada Danzo semakin kuat. Instingnya seperti menyalahkan Danzo.

Sebagai satu-satunya Uchiha dalam pasukan Anbu yang ada di bawah komando Hokage, Stigma tentang Uchiha cukup mempengaruhi cara pandang teman se-timnya. Tidak jarang saat [Y/N] mendapatkan perlakuan diskriminasi tapi wanita itu hanya diam dan menganggapnya angin lewat. Dirinya merasa tidak perlu memberikan reaksi yang tidak penting.

Saat ini [Y/N] sedang dalam masa libur setelah menyelesaikan misinya keluar desa. Sebagai gantinya, [Y/N] ingin melihat keadaan Sasuke di Akademi. Sasuke sudah memberitahukannya kalau hari ini adalah hari dimana mereka mengetahui sensei pembimbingnya mereka.

[Y/N] bersiap-siap dengan pakaian yang berlambang Uchiha di punggungnya dan mengikatkan pengikat kepalanya. Dia tidak memakai pakaian yang merepotkan, hanya pakaian biasanya.

Dirinya memandang pantulannya sendiri didalam cermin. Saat pandangannya jatuh ke arah kalung emerald yang leluasa tergantung di leher jenjang [Y/N], dia menyentuh kalung tersebut sambil memandang sendu. Tak lama kemudian, [Y/N] memasukan kalung tersebut kedalam kerah bajunya.

Tidak lupa ia juga membawa dompet kotak kasual miliknya. Kios-Kios di Konoha banyak menjual makanan yang mengundang lapar.

°°°°°

Sekarang, wanita bermarga Uchiha itu sedang melangkahkan kakinya menuju pintu kayu raksasa berwarna khas merah, pintu gerbang masuk menuju Akademi. Setelah masuk, pandangannya di sambut dengan hamparan hijau yang menjadi lapangan tempat berlatih anak-anak murid disana.

Kaki jenjangnya melangkah sambil menikmati udara segar. Angin sejuk yang menggoyangkan rumput-rumput disana. Netranya memperhatikan gedung yang terbilang tinggi, di dalamnya terdapat proses belajar para Siswa yang sedang berjalan.

Semuanya membuat [Y/N] bernostalgia dan mengingat saat-saat dirinya masih ada di akademi, mengikuti proses belajar, mempraktekan setiap jutsu maupun taijutsu, hingga dia berada di titik mahir seperti sekarang.

"Kakak?" Suara yang familiar di telinga [Y/N] memanggilnya. [Y/N] pun membalikan tubuhnya dan melihat sosok berambut ebony yang menghampirinya.

"Sasuke? Kenapa kau tidak mengikuti kelas? Kau bolos?" Wanita itu bertanya sambil matanya menelisik raut wajah stoic milik Sasuke.

"Aku tidak bolos. Aku sudah bertemu Sensei pendamping ku dan rekan-rekan timku. Sekarang kami akan pergi untuk belajar" Sasuke menjelaskan dengan tenang. [Y/N] tidak menemukan setitik kebohongan dalan raut wajah Sasuke.

Libel [ Itachi x reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang