09

1.2K 177 7
                                    

Di lantai tertinggi dari bangunan kemegahan Pein, terdapat seorang pria asing yang sedang terkulai lemas. Kesadarannya hilang sejak tubuh itu dibawa paksa kedalam bangunan ini. Tubuh pria itu penuh dengan memar serta luka bekas bertarung.

Sepertinya pria ini terlibat pertarungan dengan Itachi. Untuk membatasi ruang geraknya, Pein membelit tubuh pria tersebut dengan seutas rantai. Rantai itu melilit di pergelangan tangan dan kakinya.

"Jadi.. Itachi berhasil melakukan misi darimu, ya?" Tanya Konan sambil menatap lekat pada tubuh pria yang menjadi 'Tamu'.

"Anak itu adalah keajaiban. Semua yang dia lakukan akan selalu berhasil." Puji Pein sambil memunggungi Konan dan memantau keadaan desa.

Itachi selalu mampu membuat para petinggi terkesima dengan cara kerjanya yang begitu cepat dan selalu berhasil menenteng hasil yang sempurna. Hal ini membuat Pein menaruh kepercayaan lebih pada Itachi. Menurut Pein, Itachi bagaikan keajaiban yang datang setiap seribu tahun sekali. Sebuah keberuntungan baginya karena menemukan Itachi.

Seorang pria dengan Elemen Cakra Kekkei Genkai telah berhasil Itachi seret secara paksa kehadapan Pein. Dari setiap luka yang menoreh tubuh laki-laki itu, dapat dikatakan kalau Itachi tidak memulai pertarungan yang sengit. Cara bertarung Itachi yang tidak menyia-nyiakan Cakra turut membantu keberhasilan misi ini.

Pein sudah memeriksa tubuh pria yang sedang di rantai itu. Kekuatan dan kemampuannya memenuhi standar Pein. Yang perlu dilakukan sekarang hanyalah menunggu pria itu untuk segera sadarkan diri. Dengan begitu, Pein dapat melakukan apa yang ingin dia lakukan.

Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, Pein juga telah memerintahkan pembebasan wanita Konoha itu. Pein sangat yakin kalau Itachi akan menyelesaikan misinya tersebut. Sebuah hasil yang sempurna akan Pein tunggu dalam kembalinya Itachi.

Tidak lama setelahnya, terdengar gumaman dari arah pria asing itu. Beberapa kali, dia mengerutkan keningnya seolah menghalau pening yang menyerang. Gemericik rantai turut mengalun dalam ruangan berlapis baja itu, membuat gema yang bersautan. Pergerakan dari pria itu membuat perhatian Pein maupun Konan teralih sepenuhnya padanya.

"K-kalian siapa?!!" Tanya pria itu sedikit membentak.

Pria itu berusaha keras terlihat berani dan tidak goyah. Padahal, Pein dapat menangkap sirat ketakutan yang sangat besar. Hal ini membuat Pein berbalik dan berjalan mendekat pada sanderanya.

"K-kau!!" Netra pria itu bersitatap dengan Rinegan Pein. Raut tidak percaya membubuhi wajahnya, tercampur dengan rasa takut yang mendominasi.

"Lepaskan aku! Ini dimana?!" Pria itu berteriak bak kesetanan, membiarkan tubuhnya menggelinjar kesana kemari dalam upaya melepaskan diri yang sia-sia.

"Di Neraka."

°°°°°

Itachi memutuskan menetap lebih lama lagi, sedangkan Kisame sudah pergi dari Amegakure. Menurut Kisame, akan sangat lama kalau menunggu Itachi menyelesaikan misi dari Pein. Maka, Itachi sudah berpesan kalau dia akan menyusul Kisame nanti.

Ditemani dengan suara gemericik hujan dan aroma petrichor yang menguar, Itachi berakhir dengan terduduk dalam salah satu ruangan isolasi yang disana terdapat sang belahan jiwa. Suhu ruangan semakin mendingin, membuat Itachi melampirkan jubahnya lagi ke pundak wanitanya.

Sama seperti hari-hari sebelumnya, Itachi menawarkan pundaknya menjadi bantal sandaran bagi [Y/N]. Tangan kirinya merangkul pinggang ramping yang lebih feminim, sedangkan tangan kirinya sibuk membelai ujung jemari lentik [Y/N].

Sedari tadi, tidak ada percakapan yang terjadi. Hanya keheningan yang mengisi waktu mereka.

Sewaktu Itachi memasuki ruangan itu, mata [Y/N] menampilkan garis senyum yang di ikuti dengan sudut bibirnya yang naik. Matanya berbicara dengan keras kalau wanita itu gembira dengan kehadiran Itachi.

Libel [ Itachi x reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang