Kegelapan membentang di seluruh langit, membingkai kota Amegakure dengan langit malam. Hanya menyisakan awan hitam yang mengucurkan hujan tiada henti. Awan hitam yang menyebar ke seluruh langit, menutupi beberapa benda langit yang harusnya ada pada tempatnya. Seolah menghalau warga desa untuk menikmati kecantikan dari Sang bulan beserta kawanan bintangnya.
Semakin malam, udarapun semakin dingin. Itachi menghembuskan nafas, menghasilkan segumpalan kepulan asap putih dari mulutnya. Jubah yang membalut tubuh jangkungnya itu menjadi penghalau suhu dingin, menghantarkan sedikit rasa hangat. Pria yang dikenal dengan marga Uchiha itu, sedang menatap kosong kearah sebuah pintu berbahan metal.
Dia hanya terdiam dan tidak melepaskan pandangan pada pintu di hadapannya. Posisinya tidak berubah sejak setengah jam yang lalu, dirinya hanya berdiri mematung sambil sibuk tenggelam dengan pikirannya. Tangan kiri yang dia biarkan menggantung di belahan jubahnya, seolah ragu-ragu untuk menarik gagang pintu itu. Itachi sibuk dengan pemikirannya sendiri.
"Kenapa tidak masuk?" Terdengar suara tidak asing di telinga Itachi. Walaupun fisiknya belum terlihat, tapi Itachi sudah bisa menebak siapa yang datang.
Alih-alih menjawab, Itachi hanya mengabaikan pertanyaan Kisame. Bukan suatu keharusan untuk menjawab setiap pertanyaan yang tertuju padanya. Dari sudut mata, Itachi dapat menangkap siluet Kisame yang sedang memandangi dirinya.
"Dia mungkin sedang menggigil kedinginan, ditambah perut kosongnya." Kisame menyahut kembali tapi kali ini, Kisame berhasil mendapatkan atensi Itachi. Senyuman miring terlukis pada wajah manusia setengah hiu itu, menyembulkan beberapa taringnya.
Itachi memandangi Kisame dengan tajam, tatapan kelam itu tidak pernah terlepas dari netra Itachi. Dingin dan haus darah. "Biarkan saja dia." Saut Itachi lalu, melangkahkan kakinya melenggang pergi meninggalkan Kisame yang masih setia berdiri di tempatnya.
"Aku tau, Itachi. Aku akan merahasiakannya dari Pein." Ujar Kisame. Itachi yang mendengar perkataan Kisame, terus saja melangkahkan kaki menuju tujuannya.
Bibir tipis sedikit memucat itu mengukir senyum simpul, membuat si pemilik curva menyembunyikan setengah wajahnya menggunakan kerah jubah kebangsaannya. Kakinya melenggang pergi menuju ujung lorong, lalu berbelok. Membuat punggungnya semakin menjauh lalu tertelan oleh kegelapan.
Kisame memperhatikan punggung Itachi yang semakin menjauh, senyum miring khasnya masih setia terlukis pada bibir hiu manusia itu. Setelah bayangan Itachi sudah menjauh dan tidak terlihat, Kisame hanya mengeluarkan dengusan kecil.
"Dasar, anak itu. Padahal matanya kentara sekali sedang jatuh cinta." Kekehan renyah terdengar dari mulut Kisame. Kakinya ikut melenggang pergi ke arah yang berlawanan dari Itachi. Dia tidak punya kepentingan untuk menetap pada tempatnya berdiri.
Setelah beberapa saat, suara peraduan sepatu dengan lantai mulai terdengar, membuat suara ketukan yang memenuhi lorong itu. Dikarenakan setiap sisi bangunan ini berbahan dasar baja, membuat suara itu sedikit bergema, memantulan setiap suara yang keluar.
Itachi kembali lagi. Tapi, kali ini terdapat sebuah piring di tangannya. Di atas piring itu, terdapat makanan khas Amegakure dan beberapa potong buah apel yang masih segar. Kulit dari apel tersebut, terlihat dikupas dengan ketelitian luar biasa. Seolah kalau masih menyisakan setitik bercak merah, akan membuat nafsu makannya menurun.
Sebelah tangan yang bergerak bebas, mendorong pintu yang membatasi dirinya dengan ruangan di hadapannya. Dorongan itu menghasilkan decitan berat yang menggesek lantai dan pintu. Decitan yang memekakan telinga itu mengundang atensi dari sosok wanita yang sedang terduduk meringkuk pada sudut ruangan.
Netra yang lebih kelam menatap netra sayu yang membalas tatapannya. Walaupun ruangan di dominasi oleh gelap, tapi Itachi masih mampu menangkap sosok perempuan yang terduduk lesu. Rantai yang membelit tubuh penuh luka itu sedikit mengeluarkan gemericiknya, akibat pergerakan kecil dari si perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Libel [ Itachi x reader ]
Fiksi PenggemarSemua orang mengenang Itachi sebagai sosok pembunuh. Tapi, [Y/N], tunangan dari Itachi, merasa ada kejanggalan. Dengan bantuan dari beberapa ninja Konoha, [Y/N] mengusut kasus pembantaian Uchiha tanpa sepengetahuan desa. Tanpa [Y/N] sadari, dia mal...