Mentari pagi menyapa dengan begitu hangat, sinar terang masuk kedalam ruang dan memberikan ketenangan serta rasa segar dalam ruang rawat inap Kenangan nomor 16
Seorang gadis kini tengah sibuk menyuapi pria paruh baya yang tengah terduduk lemas diatas brankar rumah sakit
"Pagi ini kamu ga ada kelas nak?" Tanya pria paruh baya itu
"Pa Ayna udah ga ada kelas lagi, Insya Allah besok Ayna udah mulai bimbingan" jawab Ayna dengan tangan yang masih sibuk menyuapi sang ayah
Hardi mengangguk paham "Alhamdulillah, ternyata kamu udah semester akhir aja nak, Kalo gitu kamu istirahat deh, dari semalam kamu belum ada pulang ke rumah"
"Kalo Alsha pulang, nanti ga ada yang jagain papa, dan ini juga masih pagi kok, ga ada agenda juga di kampus, Alsha masih mau disini nemenin papa" Alsha terlihat keberatan saat sang ayah menyuruhnya pulang
"Kan nanti ada mas Irham juga, papa ga bakal sendirian" Hardi kembali menjawab dan menyudahi sarapannya
"Yaudah, Ayna bakal pulang kalo Mas Irham udah sampai, biar Ayna tenang ninggalin papa Disini" Ucap Ayna sambil tersenyum simpul
Gadis itu lantas mengelap mulut sang ayah karena masih ada sisa makanan di bibirnya
"Papa beruntung punya anak gadis seperti kamu Ay, semoga kelak papa masih di kasih umur panjang biar bisa jadi wali nikah kamu"
Ayna membulatkan bola matanya "Papa ga boleh ngomong gitu, insya Allah papa pasti bisa jadi wali nikah Ayna nanti"
Hardi terharu mendengar perkataan Ayna barusan, sebenarnya terbesit dalam hati Hardi, bagaimana jika harapan itu tidak terjadi, mengingat kondisi kesehatannya yang semakin memburuk, membuat dia putus asa untuk sembuh kembali
Tiba tiba pintu ruangan terbuka, dan memperlihatkan sepasang suami istri dengan sepaket parsel buah buahan di tangan sang istri
Ayna langsung bangkit dari kursi dan mempersilahkan dua orang itu masuk walaupun sebenernya dia tidak tau siapa mereka
Hardi yang melihat kedatangan pasangan itu langsung bangkit dari tidurnya dan tersenyum lebar
"Assalamualaikum Bang Hardi" ucap pria tadi, usianya tidak beda jauh dari Hardi dan begitu juga dengan istrinya
"Waalaikumsalam, Masya Allah, ga nyangka orang sukses mau datang jenguk saya" balas Hardi Ramah
"Bang Hardi bisa saja, maaf saya dan istri baru sempat datang menjenguk, gimana keadaan Abang Sekarang?" Tanya Pratama
"Alhamdulillah, jauh lebih baik, insyaAllah akan segera pulih"
Dari cara bicaranya Ayna dapat menebak jika dua orang ini adalah sahabat ayahnya
"Pak Hardi ini kami ada bawa sedikit buah tangan, semoga bisa bermanfaat ya" ucap istri Pratama, Wulan
"Alhamdulillah terimakasih Buk Wulan, ga perlu repot repot sebenarnya" Hardi begitu Canggung dengan pemberian dari pasangan konglomerat ini
Ayna masih berdiri disana sambil tersenyum ramah, hingga Wulan meliriknya dan tersenyum dengan sangat antusias
"Hai nak, kamu cantik sekali? Siapa nama kamu?" Tanya Wulan pada Ayna
"Eemm saya Ayna buk" jawab Ayna sopan
Wulan dan Pratama langsung saling melirik dan tersenyum, mereka lantas memandang Hardi dengan tatapan tidak percaya
"Bang, jadi ini gadis kecil yang dulu selalu kamu ceritakan, ternyata sekarang sudah besar, cantik pula, ya kan ma?" Pratama menatap kagum ke arah Ayna
"Iya pa, ga nyangka kalau calon mantu kita secantik ini?"
Wait..
'Apa katanya? Calon mantu??' Batin Ayna, ia langsung menatap sang ayah dengan penuh tanya namun sang ayah malah melempar senyum ke Ayna, dan membuat gadis itu semakin bingung
Visual Tokoh cowok
Gibran Aditya Pratama
Pecinta K-drama pasti tau ini siapaa kan? Wkwkw ya mungkin kalo di dunia nyata, author gambarin pak Dosen Gibran kayak ini
Fahri Al Khatiri
Gimana yorobeun, sudah pasti kenal dengan dia kan? Nctzen pasti udah tau sih Mr. bunny satu ini? Hehe
Cerita hanya fiksi belaka, kalau ada kesalahan dan ketimpangan didalamnya, author kiyowo mohon maaf :)
Ditunggu komentarnya ya readers
Salam hangat dari yang masih pemula
balonajaib🍄
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfectionist Husband
RomanceGibran Aditya Pratama, dosen konglomerat sukses nan tampan harus rela berpisah dengan kekasih nya karena terhalang oleh restu orang tua, Perjalanan cintanya dihiasi dengan kisah cinta yang begitu rumit Hingga akhirnya, perjodohan membuat Gibran terp...