Sekitar 30 menit kemudian, Ayna masuk dengan membawa bubur serta air hangat yang diminta oleh Gibran, gadis itu lantas mendekat dan membangunkan Gibran dengan lembut
"Mas bangun, ayo makan dulu" panggil nya
Gibran pun tersadar dari tidur nya, ia mengerjap saat Ayna sudah datang dengan makanan yang diminta nya
Gibran mengangguk lalu berusaha bangkit dari tidur, Ayna membantu pria itu bersandar dengan bantal, wajahnya tampak sangat pucat, Ayna jadi tidak tega melihatnya
"Mas aku suapin aja ya" Pinta Ayna
"Ga papa saya bisa sendiri" Gibran menolak
Ayna pun menurut, ia memberikan mangkuk bubur itu ke Gibran, ia tidak memaksa jika Gibran tidak mau disuapi olehnya, namun beberapa detik kemudian, tangan Gibran gemetar, jangan untuk menyuapkan bubur ke mulutnya, memegang mangkuk saja tangannya gemetar
Ayna yang melihat itu tanpa basa basi langsung mengambil kembali mangkuk bubur dari tangan Gibran
"Biar aku aja mas" Ucap nya lalu menyuapkan satu sendok bubur ke mulut Gibran
Pria itu pun menurut karena rasanya memang tidak sanggup untuk makan dengan tangannya sendiri
Keduanya hanya hening, tidak ada pembicaraan, baik Ayna atau Gibran sama sama canggung untuk memulai pembicaraan
Ayna masih menyuapi Gibran dengan telaten, sesekali Ayna mengelap bibir Gibran yang terkena bubur, jantung Gibran berdebar hebat, ia salah tingkah saat Ayna sangat dekat dengan wajahnya, apalagi ketika tangan Ayna menyentuh bibirnya, seakan ada setrum yang menyentuh kulitnya
Setelah makanan habis, Ayna juga membantu Gibran untuk minum, gadis itu benar benar memperlakukan Gibran sangat lembut, Ia mengeluarkan beberapa bungkus obat penurun demam
"Mas makan obat dulu ya" ucap Ayna sembari membuka bungkus obat
"Kamu dari apotik?" Tanya Gibran dengan suara lemahnya
"Iyaa, ga jauh kok" Ayna kembali menyuapkan obat ke Gibran dengan hati hati
Setelah minum obat, Gibran kembali berbaring, Ayna juga menarik selimut untuk menyelimuti suaminya itu, ia tersenyum saat Gibran sudah mulai menutup matanya perlahan
Untuk menidurkan Gibran, Ayna memijat kepala dan badan Gibran, pria itu merasa nyaman saat Ayna memijatnya, hingga tanpa sadar Gibran mulai terlelap, Ayna yang melihat Gibran sudah tertidur pun hendak pergi dari sana, namun Ayna terkejut saat Gibran menarik tangannya
Ia melirik ke arah Gibran yang ternyata belum terlelap
"Temenin saya tidur" Ucap Gibran manja
Ayna membelalak kaget, apa ia tidak salah dengar, Gibran meminta ia menemaninya
Melihat wajah lemas Gibran, dan saat ini badannya juga masih panas tinggi, akhirnya Ayna menurut, ia kembali duduk di lantai yang beredekatan dengan kasur Gibran, gadis itu kembali memijat kepala Gibran, sesekali ia memegang dahi Gibran untuk memeriksa panasnya
"Jangan duduk di lantai, sini di samping saya" Gibran memberikan tempat di kasurnya, ia bergeser dan menarik Ayna untuk duduk di sebelahnya
"Ga papa mas?" Ayna masih ragu, ia masih belum percaya Gibran meminta ia duduk sekasur dengannya
Gibran mengangguk, lalu menarik Ayna duduk di sampingnya, Akhirnya Ayna menurut, ia bersandar dan disebelahnya ada Gibran yang berbaring, Ayna gugup bukan main, baru kali ini ia berada sangat dekat dengan Gibran
"Jangan nyender, tidur aja" ucap Gibran santai
Jantung Ayna semakin tidak karuan, Gibran menyuruhnya untuk tidur di sebelah nya, kenapa ini, Apa Gibran akan macam macam kepadanya, tapi tidak mungkin Gibran sedang sakit, bahkan lemas tak berdaya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfectionist Husband
RomansaGibran Aditya Pratama, dosen konglomerat sukses nan tampan harus rela berpisah dengan kekasih nya karena terhalang oleh restu orang tua, Perjalanan cintanya dihiasi dengan kisah cinta yang begitu rumit Hingga akhirnya, perjodohan membuat Gibran terp...