"Maa!!" Gibran melirik tajam ke arah mama nya dan membuat Wulan tertawa, Ayna seketika bergidik ngeri, tak pernah terbayangkan olehnya bulan madu dengan orang asing
Setelah itu semuanya hening tidak ada yang berbicara hingga sampai di rumah Pratama
Ayna berdecak kagum saat melihat rumah mertuanya, sangat megah dan mewah, arsitektur nya pun sangat modern, perpaduan warna putih dan gold sangat cocok dengan rumah megah itu, Ayna ciut jika melihat dirinya yang tidak ada apa apa nya
"Silahkan masuk sayang" Wulan mempersilahkan Menantunya masuk, saat di depan pintu Ayna di sambut dengan deretan bodyguard, Dan saat masuk kesana, Ayna lagi lagi dibuat kagum, benar benar seperti rumah sultan kaya raya, layaknya istana megah yang dikelilingi dengan barang barang mahal
"Hey you, welcome menantu papa, selamat datang di istana Pratama" Ayah mertua menyambut dengan sangat hangat
"Thanks Pa, makasih udah Nerima Ayna jadi menantu papa" Ayna tersenyum senang, setidaknya jika Gibran tidak menerimanya, kasih sayang Pratama dan Wulan sudah cukup untuknya, Ayna merasa mendapat orang tua baru
"Sini sini, duduk dulu kita yaa, Mbak Sri tolong bawakan minuman dan cemilan terenak untuk menantu saya yang cantik ini" pinta Pratama pada Art rumahnya
Ayna duduk disamping Wulan, sedangkan di depannya Pratama dan Gibran
"Gimana nak? Apa kamu udah bisa menerima kepergian ayah kamu?" Tanya Pratama
"Siap ga siap Ayna harus terima Pa, walaupun berat tapi Ayna harus kuat demi papa, kalo Ayna sedih nanti papa disana juga bakal sedih" jelas gadis itu dengan tersenyum
"Bagus nak, kamu memang hebat, ga salah kan papa Carikan kamu istri Gib?" Pratama berbalik melirik Gibran
"Hem" seperti biasa, Pria itu memang irit bicara, seolah acuh tak acuh
Tak lama kemudian Mbak Sri datang dengan minuman dan cemilan, ia menghidangkannya di meja, sebelum pergi Pratama memperkenalkan Ayna kepada Mbak Sri
"Mbak, perkenalkan ini Aynamira Hardianto, menantu saya, istri dari Gibran"
"Selamat datang non Aynamira, saya Mbak Sri yang biasa bantu bantu disini" Mbak Sri memperkenalkan diri
"Terimakasih Mbak Sri, panggil saya Ayna saja ya" jawab Ayna ramah
"Baik non Ayna" Mbak Sri tersenyum, ia lantas balik lagi ke dapur untuk mempersiapkan makan malam
"Nah gimana rencana kalian untuk kedepannya? Gibran, kamu kemarin bilangnya mau tinggal di rumah papa yang lama, jadi?" Tanya Wulan
Gibran mengangguk, ia lantas meneguk jus yang ada di depannya
"Besok pagi, aku dan Ayna pindah kesana" jelas Pria itu singkat
"Baguslah, lebih cepat lebih baik juga kan, biar kalian bisa mandiri sebagai pasangan suami istri" Pratama sangaja menggoda pengantin baru itu, namun hasilnya nihil, keduanya sama sama tidak bereaksi apa apa, bahkan Gibran masih saja kaku tanpa ekspresi
"Ayna, umur kamu berapa?" Wulan sudah resmi menjadi mertua Ayna, tapi ia sendiri belum tau berapa usia menantunya
"21 Ma" jawab gadis itu canggung
Semua Tampak terkejut termasuk Gibran, ternyata gadis itu masih terlalu muda untuk nya yang kini sudah masuk usia 29 tahun
"Waduuhh, Maafkan papa sudah menikahkan kamu dengan om om nak" Pratama merasa bersalah tapi juga merasa lucu, anaknya yang dewasa ini mendapatkan gadis belia yang masih polos
"Aku ga setua itu pa" Gibran tidak terima
"Ga setua apa, kamu itu bujang lapuk, umur udah 29 tahun, itu kata kamu ga tua?" Skak Wulan
"Kamu tau Gib, anak cowok temen mama, umur 25 udah punya dua anak, lah mama, cucu aja belum punya, boro-boro punya cucu, menantu aja baru dapat sekarang" Lanjut Wulan lagi, dia sangat suka mengomeli Gibran
"Heh udah udah ma, yang penting anak bujang kita ini udah nikah" Balas Pratama
"Yaudahh kalo gitu kita makan dulu yuk, baru istirahat, pasti kamu capek juga kan sayang" Wulan lantas mengajak semuanya makan malam sebelum istirahat
Keluarga itu pun makan bersama, diselingi canda tawa dari Wulan dan Pratama, mereka menceritakan masa kecil Gibran yang sudah tinggal diluar negeri, dan sempat menolak pulang ke Indonesia karena sudah betah di negara orang
Akhirnya makam malam selesai, Wulan dan Pratama menyuruh Gibran untuk membawa istrinya ikut ke kamarnya
"Hati hati ya Ay, Gibran kalo tidur suka ngorok" Canda Wulan yang lagi lagi mendapat tatapan tajam dari anaknya
Ayna hanya tersenyum canggung, dia malah sangat gugup karena harus tidur dengan orang asing malam ini lebih tepatnya orang asing yang sudah menjadi suaminya
Ayna mengikuti Gibran dari belakang sambil membawa barang barangnya, pria itu sama sekali tidak peka, padahal koper Ayna cukup berat, ia sama sekali tidak ada niat untuk membantu Ayna mengangkat koper itu, apalagi kamar Gibran yang terletak di lantai atas mengharuskan mereka naik tangga
'Dia ni ga peka banget sih, gue udah capek capek bawa koper seberat ini, tapi sama sekali ga ada inisiatif mau bantuin' omelnya dalam hati
Mereka masih diam hingga tiba di depan kamar Gibran, saat pertama kali masuk, Ayna cukup kagum dengan interior nya, wangi maskulin langsung menyeruak saat ia masuk, nuansa abu abu sangat terasa disana, benar benar kamar lelaki, semua tersusun dengan sangat rapi, dari sini bisa Ayna tebak, suaminya ini adalah tipe pembersih dan sangat rapi
"Taruh barang kamu di sana" tunjuknya di sebuah sudut kamar
Ayna hanya mengangguk, ia lantas menaruh barang bawaannya disudut tadi
Gibran lantas mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi, Ayna bingung hendak apa, dia juga ingin mandi tapi setelah Gibran selesai saja, akhirnya ia memilih duduk di sofa yang ada disana sambil berselancar di media sosial
Sejak Hardi meninggal, Ayna tidak membuka social medianya, sehingga banyak sekali pesan yang masuk, yang hampir semuanya ucapan duka cita atas kepergian sang ayah
Asyik membalas pesan teman teman nya, rasa kantuk Ayna mulai datang, dan tanpa sadar ia tertidur di sofa, tak berselang lama, Gibran keluar dari kamar mandi, saat itu dia hanya melilitkan handuk di pinggang sehingga badan nya yang seperti roti sobek itu terekspos
Matanya langsung menangkap Ayna yang tertidur sambil bersender di sofa, Gibran hanya menggelengkan kepala melihat gadis itu, belum ditinggal lama, dia sudah ketiduran
Pria itu lantas membuka lemari dan mengambil pakaian, suara pintu lemari itu membangunkan Ayna dari tidurnya dan betapa kagetnya ia saat melihat pemandangan yang kini ada di depan matanya
Gibran mengelap badannya dengan handuk kecil, Ayna meneguk Saliva nya, pemandangan di depan ini belum pernah ia lihat sebelumnya, ia hanya bisa tercengang, ternyata suaminya ini benar benar sempurna, tidak hanya tampan tapi badannya sangat atletis
Hingga akhirnya setelah mengelap badannya, Gibran yang membelakangi Ayna tidak sadar jika gadis itu sudah bangun. Pria itu kemudian membuka handuk yang melilit di pinggang nya karena ingin memakai pakaian dalam, namun tiba tiba Gibran di kejutkan dengan teriakan Ayna
"Aaaaaaa......."
Cerita hanya fiksi belaka, kalau ada kesalahan dan ketimpangan didalamnya, author kiyowo mohon maaf :)
Ditunggu komentarnya ya readers
Salam hangat dari yang masih pemula
balonajaib🍄
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfectionist Husband
RomanceGibran Aditya Pratama, dosen konglomerat sukses nan tampan harus rela berpisah dengan kekasih nya karena terhalang oleh restu orang tua, Perjalanan cintanya dihiasi dengan kisah cinta yang begitu rumit Hingga akhirnya, perjodohan membuat Gibran terp...