Takdir tidak pernah salah

134 4 1
                                    

Sambil menunggu Gibran selesai sholat, Ayna menunggu di both ice cream yg tadi ia sebutkan kepada Gibran, gadis itu mulai menikmati es krim redvelvet favoritnya sambil berselancar di sosial media. Sekitar 10 menit kemudian, Gibran datang menghampiri gadis itu, Ayna yang sadar melihat suaminya datang langsung mengalihkan perhatiannya

"Mas mau pesen es krim juga?" Tanya nya

"Aku pengen makan aja, ayo cari makan" ajak Gibran, ia kemudian menggandeng kembali tangan Ayna seakan tidak ingin melepaskan gadis itu

Dengan perasaan terkejut, Ayna lagi lagi menatap Gibran heran

'Dia ini kesambet apa sih?' Batinnya

Keduanya terus memutari mall hingga akhirnya dua sejoli itu memutuskan untuk makan di salah satu restoran junk food, dan tanpa basa basi Gibran langsung memesan makanan untuk mereka berdua

Mereka duduk saling berhadapan di sebuah meja yang tidak jauh dari jendel mall yang menampilkan pemandangan kota megah dimalam hari

Tidak ada percakapan diantara mereka, Gibran sibuk memeriksa handphone nya dan begitu juga Ayna, namun gadis itu diam diam tidak pernah berhenti curi curi pandang pada suaminya, Malam ini Gibran benar benar terlihat lebih muda dan lucu dibanding biasanya, rambut poni yang menutupi hampir seluruh dahinya membuat Ayna gemas, diam diam ia membuka kamera dan memotret Gibran diam diam

'Kayaknya udah waktunya gue ganti wallpaper deh' sambil tersenyum, Ayna mengganti layar hp nya dengan foto Gibran yang di potretnya tadi

Berbeda dengan Ayna yang sibuk memotret sana sini, Gibran malah sibuk mengetik sesuatu di handphone nya dengan wajah serius, Ayna yang melihat Gibran seperti itu menjadi kesal, dari tadi mereka duduk disini tapi hanya diam dia saja

"Mas..." Panggil Ayna

Gibran yang awalnya menunduk langsung mendongak ke arah Ayna sambil menaikkan alisnya

"Mas dari tadi ngetik apa sih? Kok serius banget?, ada masalah?" Tanya Ayna penasaran

"Ah ngga, aku cuma ngetik pesan buat tugas di kelas besok, mau aku kirim ke grup WhatsApp kelas" jawab Gibran

"Mas, aku mau tanya tanya boleh?" Ayna ingin mencairkan suasana

"Tanya apa?" Gibran kini berhenti mengetik dan mematikan ponselnya, ia lantas menatap Ayna dengan tatapan serius, bukannya senang, Ayna malah kikuk dan salah tingkah ditatap seperti itu

"Ya tanya tanya biasa aja sih"

"Yaudah cepet, mau nanya apa?" Skak Gibran

"Ha kan marah lagi, udah lah ga jadi aku nanya" Ayna balik marah karena respon Gibran yang galak

Gibran menarik nafas dalam, lalu tersenyum manis ke arah Isti kecil nya itu "Iya Ayna sayang, mau nanya apa?"

"Dih.. manggil sayang tapi ga pernah bilang sayang" celetuk Ayna

"Emang kamu pernah bilang sayang juga ke aku? Kan ga pernah!" Balik Gibran menantang

Ayna terdiam 'Ya percuma juga bilang sayang, kalo dia nya ga sayang balik' ucap Ayna dalam hati

"Ah udah deh, lama banget makanannya datang, ga tau apa orang udah laper" Ayna balik mengoceh tentang makanan pesanan mereka yang tak kunjung datang

"Sabar.., kamu ini ga sabaran banget, itu antriannya panjang, udah tanya aja apa yang mau kamu tanyain"

"Tapi mas jangan marah yaa"

"Iya" Jawabnya singkat

"Gini.. aku dari dulu penasaran deh, kenapa mas belum nikah di umur mas yang udah matang? Maksud aku gini, mas kan udah mapan, dewasa terus ganteng, masa iya ga ada cewe yang suka dan ngejar ngejar mas?"

My Perfectionist HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang