Saat Gibran tiba di tempat mereka, ia langsung duduk di sebelah Ayna dan menatap tajam gadis itu, sementara Ayna, ia tidak bisa berkata apa apa lagi, seperti orang tertangkap basah yang hanya bisa diam seribu bahasa
"Kenapa telfon aku di reject mulu?" Tanya Gibran tiba tiba
Ayna terkesiap "Ga sengaja" jawab nya singkat
"Alasan" balasnya singkat
Suasana disana pun menjadi sangat canggung, Andra dan Jihan yang notabenenya hanya perantara pun bingung harus bersikap seperti apa untuk menghadapi pasangan suami istri ini
"Jihan, kayaknya view dari meja sebelah sana lebih bagus deh, seru juga karena bisa ngeliat live music dari Deket, kita pindah kesana aja mau ga?" Andra berusaha mencari celah untuk membiarkan Gibran dan Ayna bicara leluasa
Jihan awalnya menatap Andra dengan heran namun sedetik kemudian ia sadar kalau ini adalah cara Andra untuk membuat mereka terbebas dari suasana canggung ini
"Oh iya, boleh pak"
Andra berdiri dan disusul dengan Jihan
"Gib, gue sama Jihan kesana dulu ya, ntar gue bilang ke waiters nya buat antarin makanan Ayna kesini" ucap pria itu sambil menepuk punggung Sahabatnya
Sementara Ayna masih memelas kepada Jihan lewat raut wajahnya agar tidak meninggalkan dirinya berdua dengan Gibran disini, namun Jihan sama sekali tidak peduli
'Ini demi kebaikan Lo Ay, jangan pake muka melas Lo saat kek gini plis, gue sedih tapi mau ketawa liatnya' batin Jihan sambil berusaha menahan tawanya
"Oke bro, thanks ya" ucap Gibran singkat
Andra dan Jihan pun pergi meninggalkan pasutri itu, Gibran dan Ayna masih sama sama diam, sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Aku minta maaf" ucap Gibran
Ayna hanya diam dan tidak menggubris sama sekali
"Aku tau, aku belum bisa jadi suami sempurna buat kamu, masih banyak kekurangan dalam diri aku yang buat kamu ga nyaman, aku yang egois dan selalu semena mena buat kamu, maaf aku ga bisa nyelamatin kamu saat kamu lagi dalam masalah, tapi percayalah Ay, aku saat itu juga panik mikirin kamu, aku minta pertolongan ke bodyguard papa buat cariin kamu" Gibran menjelaskan tentang dirinya yang juga sangat panik saat Ayna hilang
Ayna tersenyum kecut "Aku ga pernah ada masalah tentang itu karena aku juga udah tau posisi aku gimana mas, jadi stop, kamu ga perlu ngerasa bersalah" ucap Ayna
"Maksud kamu?" Gibran tidak paham
"Ya aku tau, kalau selama pernikahan kita kamu ga pernah bener bener nganggap aku sebagai seorang istri, kamu cuma ngejalanin tanggung jawab kamu sebagai suami, kamu cuma sebatas ngejalanin peran suami karena nurutin kemauan orang tua kamu, udah itu aja" jelas Ayna sambil berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh
"Kamu ngomong apa sih?, aku masih belum paham" Gibran masih belum mengerti
"Udahlah mas, lupain aja" Ayna sudah terlalu malas berdebat dengan Gibran
"Lupain apa hey? coba jelasin apa yang kamu bilang tadi, aku cuma sebatas ngejalanin tanggung jawab sebagai suami?, ya of course Ayna, aku harus jalanin tanggung jawab aku sebagai suami kamu, aku yang harus jagain dan ngelindungin kamu" jelas Gibran
"Udahlah mas, percuma juga aku jelasinnya, dari jawaban kamu tadi udah keliatan kalo kamu itu ga bener bener mahamin aku" balas Ayna malas
"Aku harus gimana Ayna, apa yang ga aku pahamin dari kamu, bilang ke aku??"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfectionist Husband
RomanceGibran Aditya Pratama, dosen konglomerat sukses nan tampan harus rela berpisah dengan kekasih nya karena terhalang oleh restu orang tua, Perjalanan cintanya dihiasi dengan kisah cinta yang begitu rumit Hingga akhirnya, perjodohan membuat Gibran terp...