Gibran akhirnya duduk di kursi untuk menunggu Ayna selesai sholat, ia juga menyiapkan makan siang untuk Ayna dan dirinya, pria itu ke kantin untuk membeli makan dan minum
Ayna yang sudah selesai sholat langsung melihat suaminya yang tengah sibuk menyiapkan makanan dan membuka beberapa bungkus obat yang harus dimakan oleh Ayna
"Mas" panggil gadis itu
Gibran menoleh lalu tersenyum simpul "ayo makan bareng, saya udah lapar" ajaknya
Ayna mengangguk, ia kemudian memperbaiki posisi duduknya agar nyaman untuk makan, Gibran memberikan sebuah mangkuk yang berisi bubur dan segelas air hangat
"Ini bubur dari rumah sakit?" Tanya Ayna
"Iya, kamu harus makan makanan rumah sakit dulu, sini saya suapin" Gibran mulai menyuapi bubur itu ke mulut Ayna, namun gadis itu menolak
"Saya bisa sendiri kok mas, kalau mas suapin saya namanya bukan makan bareng, mas juga makan dong" pinta Ayna, ia sebenarnya sudah agak mendingan jadi bisa makan sendiri
Gibran menurut, ia pun memberikan mangkuk bubur itu ke Ayna, dan mengambil makanan miliknya, keduanya pun mulai makan dengan lahap
"Kata dokter aku sakit apa mas?" Tanya Ayna di sela sela kunyahan nya
Gibran terdiam sejenak, ia langsung teringat dengan apa yang dikatakan oleh dokter Dedi tadi
"Kamu kena tipes sama vertigo, harus rawat inap disini beberapa hari" ucap pria itu
Ayna menekuk wajahnya, ia sedih karena harus bermalam di rumah sakit
"Heh kenapa wajahnya di tekuk gitu?" Gibran heran
"Saya ga mau di rawat di sini mas, lagian badan saya udah mendingan kok, ga se lemas tadi" Ayna merengek seperti anak kecil
"Aynaa sayang....."
Ayna dan Gibran langsung melihat ke arah sumber suara
Wulan dan Pratama datang dengan wajah cemas, mereka langsung masuk dan menghampiri Ayna
"Sayang kamu ga papa kan?, Dimana nya yang sakit?" Cecar ibu mertuanya
"Apasih ma, masuk masuk ga ada ucap salam" protes Gibran pada mama nya
Bukannya menjawab pertanyaan Gibran, wanita paruh baya itu langsung menepuk pundak Gibran lalu mencubit perut putranya sambil mengomel
"Eh ma, sakit tauu, kenapa sih dateng dateng langsung main geplak aja" bantah Gibran lagi
"Kamu bener bener ya, istri sakit tapi ga ngasih tau mama, kalau terjadi apa apa sama mantu mama kamu mau tanggung jawab ha? Dasar anak nakal" omel Wulan sambil memukul Gibran lagi
"Aw aw, sakit ma, ya ampun tenang dulu, ma stoop" keluh Gibran, ia kesakitan karena dicubit dan dipukul oleh Wulan terus menerus
"Ma udah ma" Pratama berusaha menghentikan istrinya
"Udah pa, jangan cegah mama, anak ini memang bandel banget, kamu bisa ga sih jaga istri!!" omelnya lagi
"Ma udah yaa, kasihan mas Gibran, Ayna ga papa kok" seru gadis itu, sebenarnya ia terhibur melihat Gibran dipukul oleh ibunya, namun karena tidak tega ia berusaha membela suaminya
"Sayang, kamu kok bisa masuk rumah sakit? Apa Gibran nyuruh kamu kerja yang berat berat?" Tanya Pratama
"Pa..." Celah Gibran
"Kamu diam, papa nanya sama Ayna" timpal Pratama
Sebelum menjawab Ayna tersenyum jail ke arah Gibran, dan membuat sang empu melotot, Ayna malah tertawa melihat ekspresi takut suaminya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfectionist Husband
RomanceGibran Aditya Pratama, dosen konglomerat sukses nan tampan harus rela berpisah dengan kekasih nya karena terhalang oleh restu orang tua, Perjalanan cintanya dihiasi dengan kisah cinta yang begitu rumit Hingga akhirnya, perjodohan membuat Gibran terp...