Our First Date

128 5 0
                                    

"Ekhem" suara Wulan mengejutkan mereka dan sontak saja Ayna dan Gibran langsung melepas pelukan mereka satu sama lain

"Eh mama" ucap Ayna canggung, pipi nya saat ini memerah karena malu

"Udah udah, pelukannya ntar dilanjut lagi habis makan, ayo turun" Ajak Wulan dengan senyum simpul

Gibran hanya memutar bola mata malas, ia sangat paham dengan sifat ibunya yang suka meledek ini, pria itu melirik ke arah Ayna yang saat ini masih berusaha menghilangkan rasa groginya

Sementara Ayna langsung berusaha menyembunyikan rasa malunya, dia tidak menyangka jika kepergok dengan ibu mertuanya sendiri

Setelah memanggil pasangan suami istri itu, Wulan langsung pergi meninggalkan mereka, sementara Gibran dan Ayna langsung merasa awkard, Gibran pun dalam hati berusaha menetralkan rasa groginya

"Yaudah, ayo kita makan, terus pulang ke rumah" ajak Gibran

Ayna hanya mengangguk dan langsung berjalan mengikuti Gibran dari belakang

Sesampai di depan meja makan, keduanya langsung duduk sebelahan sementara Wulan dan Pratama juga diposisi bersebalahan, Wulan mulai menyajikan sarapan untuk keluarga kesayangannya ini

"Maa sekali lagi maaf ya, Ayna ga ada bantu mama bikin sarapan" Ayna merasa bersalah karena tadi tidak ada membantu ibu mertua nya memasak

"Udah ga papa, ngeliat kalian tadi pelukan gitu udah senang mama liatnya, kamu lebih baik manja manja sama suami daripada bantu mama di dapur" Jelas Wulan sambil tersenyum jail

Mendengar pernyataan Wulan, Pratama langsung tersenyum simpul "Biasalah Ma, namanya pengantin baru, masih pengen nempel nempel terus, iya kan Gib?

"Pa udah deh" Gibran mengeluh, dia sebenarnya tidak suka di goda seperti ini

Selanjutnya mereka makan dengan damai, sesekali mereka saling melempar candaan dan membuat suasana sarapan pagi ini begitu hangat

Setelah makan Gibran pamit pulang dengan kedua orang tuanya

"Ma pa, aku sama Ayna mau pulang dulu ya, nanti kapan kapan kami main kesini lagi" ucap Gibran

"Jangan kapan kapan tapi harus sering sering" celoteh Wulan

"Iya deh"

Wulan pun lantas memeluk menantu kesayangannya itu, dan berbisik ke telinga Ayna "Sayang, pokoknya hadiah mama itu harus kamu pakai ya"

Ayna seketika langsung merinding membayangkan hadiah dari mama mertua nya itu, tapi demi kebahagiaan mama mertua nya, Ayna hanya bisa mengiyakan "Iya ma, Ayna usahain"

Setelah selesai berpelukan dengan ibu mertuanya, tangan Ayna langsung digenggam oleh Gibran dan membuat Gadis langsung menatap Gibran dengan tatapan tidak percaya, sementara Gibran masih memasang muka temboknya

'Dia ni mahluk apa sih, tiba tiba manis, tiba cuek, tiba tiba sweet, tiba tiba dingin' ucap Ayna dalam hati

Keduanya kini sudah masuk didalam mobil, Ayna membuka kaca mobil lalu melambaikan tangannya ke Wulan dan Pratama

"Ma, kami pulang dulu ya, Assalamualaikum" pamit Ayna

"Waalaikumsalam, hati hati sayang" Balas Wulan dengan senyum bahagia

Mobil Gibran kini melaju dengan lancar dan hening namun tidak ada percakapan diantara mereka, Gibran fokus menyetir dan Ayna juga sibuk memperhatikan jalan

Sepanjang jalan tidak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka, dan membuat Ayna semakin bingung dengan sikap suaminya, dia bisa bersikap sweet tiba tiba tapi bisa secepat kilat berubah jadi es batu

My Perfectionist HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang