🌧️CHAPTER 1🌧️

496 50 20
                                    

Tidak ada ketulusan di dunia ini, semua ada bayaran yang harus ditanggung. Menanti sebuah kebahagiaan di balik ujung nestapa, sama saja dengan menaruhkan seluruh hidup.

Berdiri di atas kaki sendiri, hanya mengandalkan diri sendiri, tanpa mengharapkan belas kasihan orang lain, itu artinya berhasil menjaga harga diri.

Namun, apa jadinya bila harus terlibat dengan seseorang yang bisa menjamin segalanya lebih mudah? Tawaran yang diberikan seorang pengusaha ternama tanah air, telah meluluh lantahkan hati seseorang.

Seorang pria berlandang di bawah bibir, memiliki senyum manis, sorot mata teduh, dengan garis rahang nyaris sempurna harus menerima konsekuensi atas pilihannya sendiri.

Malam semakin larut, di tengah cuaca dingin sepasang insan sedang bergulat dengan segala aktivitas terjadi di dalam sebuah gubuk.

Bangunan yang terbuat dari kayu jati kokoh menjadi saksi bisu atas kenikmatan syahdu dilakukan. Peluh demi peluh berjatuhan menandakan betapa kebahagiaan semalam terbentuk, melupakan kenyataan melanda.

"Malam ini kamu cantik sekali, Sayang."

Suara serak nan dalam mengalun, pergerakan energik barusan terhenti sejenak. Sepasang manik elang memandang lawan mainnya tepat berada di bawah.

Wajah cantik seputih persolan mengkilap akibat keringat bercucuran tertangkap cahaya kamar, pipi kemerahan dengan bibir ranum merona menjadi pemandangan menyejukkan.

"Aku mohon... jangan lakukan di dalam," balasnya, nada suara serak itu mengalun ke indera pendengaran sang dominan.

Pria yang ada di atasnya tercengang, sedetik kemudian sebelah sudut bibir melengkung menanggapi ucapan lawan bicara.

"Apa yang kamu takutkan, Xiao Zhan? Bagaimanapun juga kamu seorang pria, jangan seperti wanita yang sedang terintimidasi. Kita sama-sama menikmati ini, kan?"

"Tenang saja, setelah ini apa yang kamu inginkan akan cepat terwujud," balasnya terdengar sangat meyakinkan.

"PEMBOHONG!"

Xiao Zhan, pria berusia tiga puluh tiga tahun harus menaruhkan separuh hidupnya pada pria yang lebih muda enam tahun darinya.

Ia terpaksa melakukan semua keinginan konyol pria itu, sebab kesalahan yang pernah dirinya perbuat. Tidak mudah harus terlepas dari jerat pria licik sepertinya, itu sebabnya Xiao Zhan menuai apa yang telah ditebar.

Berkali-kali, bahkan sering kali Xiao Zhan melarikan diri, tetap saja hasilnya selalu sama, ia dapat diketahui kembali.

"Sampai kapan aku harus menunggu, Wang Yibo? Sudah lima tahun aku menunggu kepastian, apa... aku hanya sebatas mainan mu saja?"

Pertanyaan demi pertanyaan diajukan, Wang Yibo yang saat ini sedang menggagahinya kembali menyeringai.

Tangan kanannya terangkat, membelai lembut pelipis yang telah banjir keringat akibat perbuatannya.

"Tenang saja, kalau kamu mau bersabar sebentar lagi maka... mimpi yang selama ini kamu harap-harap kan bisa terwujud," balas Wang Yibo terlihat meyakinkan, lagi.

"Selalu seperti itu, hanya janji-janji palsu yang selama lima tahun diumbar bebaskan," benak Xiao Zhan kesal.

Tidak tahan terus menerus mendapatkan janji tanpa kepastian, Xiao Zhan bangkit dari berbaring. Penyatuan yang sedari tadi masih terjalin seketika terputus membuat Wang Yibo tidak terima.

"Apa yang kamu lakukan, hah?"

Nada bicara pria itu naik beberapa oktaf, merasa harga dirinya dijatuhkan Wang Yibo ikut bangkit dari hadapannya dan turun dari ranjang.

AMARTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang