🌧️ CHAPTER 5🌧️

218 39 27
                                    

#Warning
Sebelum melanjutkan alangkah lebih baik ingat terlebih dahulu jika cerita ini ber-genre angst. Jika ada pembaca yang tidak suka dan tidak tahan dengan cerita sedih ini lebih baik sudahi saja yah jangan menyiksa batin sendiri *ehhh 🤭🤭
Baiklah kalau yang mau lanjut selamat membaca dan terima kasih 🙏🏻😆🥰🥰











 Jika ada pembaca yang tidak suka dan tidak tahan dengan cerita sedih ini lebih baik sudahi saja yah jangan menyiksa batin sendiri *ehhh 🤭🤭Baiklah kalau yang mau lanjut selamat membaca dan terima kasih 🙏🏻😆🥰🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Satu bulan sejak kedatangan Zhao Lusi ke mansion Keluarga Wang, hari-hari Xiao Zhan dilanda kegelisahan hebat.

Setiap hari, setiap waktu, ia disuguhkan dengan pemandangan menyesakkan jiwa. Di mana sang suami selalu mengumbar kemesraan dengan tunangannya, tepat di depan mata, seolah dirinya tidak pernah ada.

Setiap kali menyaksikan hal tersebut perasaan tulus seorang istri terluka. Istri mana yang rela berbagi pasangan dengan orang lain? Pasti siapa pun enggan melakukannya.

Namun, Xiao Zhan tidak dapat berbuat banyak, teringat akan ikatan kontrak yang telah mereka lakukan.

"Mau sampai kapan dia ada di sini? Apa sampai mereka benar-benar menikah?" gumam Xiao Zhan tengah menyiram bunga di taman dengan pandangan tertuju pada satu titik.

Didekat air mancur tidak jauh dari keberadaannya, untuk kesekian Xiao Zhan mendapati Wang Yibo sedang bersama Zhao Lusi.

Mereka tertawa bersama, bagaikan pasangan saling mencintai. Hati kecil Xiao Zhan merasa dicubit, denyutan sakit itu kembali datang.

"Memang benar, aku selalu mencari penyakit. Lebih baik aku kembali ke dalam saja," ujarnya meletakkan siraman dan berjalan meninggalkan taman.

Kepergiannya menjadi atensi berharga Wang Yibo, candaannya tadi bersama sang tunangan berhenti begitu saja. Sedari tadi ia juga diam-diam memerhatikan Xiao Zhan yang tak bisa lepas dari pandangan.

Lusi pun mengikuti ke mana arah pandang Wang Yibo dan sekilas melihat sosok manis yang menghilang di balik semak menjadi pusat atensinya.

"Apa hubunganmu dengan pria bernama Xiao Zhan itu sebenarnya?"

Pertanyaan Lusi barusan mengejutkan, Wang Yibo beralih padanya lagi. "Apa maksudmu?" tanyanya balik.

"Satu bulan aku tinggal di sini, setiap hari... aku selalu mengawasimu dan sering kali melihatmu memandang pria itu dengan tatapan berbeda. Apa mungkin... ada sesuatu di antara kalian?" tanya Lusi kedua kali membuat Wang Yibo diam sejenak.

Bola matanya bergulir ke tempat Xiao Zhan menghilang. "Apa yang kamu katakan? Bagaimana ada sesuatu di antara kami? Kami ini-"

"Bukankah tatapanmu pada dia sangatlah berbeda? Seolah-olah ada makna khusus di dalamnya, bagaikan... sedang menatap semesta mu," sambar Lusi memutus perkataan Wang Yibo.

Sontak pernyataan barusan mengejutkan, sang tuan muda memandang lekat Lusi dan nampak wajah kecewa di sana.

Ia tergelak singkat membuat Lusi heran. Apa ia salah bicara? Pikirnya, tetapi apa yang dirinya lihat memang begitu adanya.

AMARTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang