Merundung duka di depan jelaga hanya menimbulkan dusta semata. Janji seindah samudera ternyata mendatangkan malapetaka.
Kata-kata manis, layaknya madu nyatanya terasa sepahit empedu. Pernikahan yang sejatinya berjanji di hadapan Tuhan dinodai kepedihan.
Adakah kebahagiaan menyertai? Pasti ada kebaikan selepas kepelikkan, bukan? Waktu akan terus berputar mengikuti poros, dan keadaan pasti berubah seiring masa menyertai.
Atmosfer ketegangan terasa disebuah salah satu ruangan di rumah sakit, sang pasien duduk manis mendengarkan kata demi kata disampaikan dokter di depannya.
Tidak ada yang tahu bagaimana sistem kehidupan ini berjalan, semua pasti ada skenario telah ditentukan sang pemilik semesta.
Hanya tinggal menjalani serta sabar dari segala problematika, percayalah suatu saat kesenangan itu menyertai.
Namun, tetap saja kondisi tak diharapkan harus dirasakan yang mana hal tersebut menambah kerunyaman.
"Apa Dok? Dokter pasti bercanda, kan? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Saya memang tahu jika-"
"Tuan Xiao... Anda sudah mengetahui hal ini bisa terjadi? Jadi, memang seperti ini kebenarannya. Anda-"
"Tidak Dok! Ini tidak mungkin terjadi, saya-"
Pasien dan dokter di sana saling menyela pembicaraan mereka, tidak ada yang mau mengalah. Salah satu dengan ketidakpercayaannya, dan satu lagi berusaha meyakinkan.
"Apa selama berhubungan dengan seseorang, partner Anda tidak menggunakan pengaman? Ketika sadar... Anda bisa mengalami ini, kenapa membiarkannya?"
"Sekarang apa yang tertera dan tertulis di surat pemberitahuan itu benar adanya, nyata. Jadi, selamat sekali lagi," ucap sang dokter yang kembali menyela perkataan sang pasien.
Xiao Zhan termenung, lidahnya kelu, apa yang menjadi ketakutannya selama ini terjadi. Tidak mudah memang harus menjalani takdir yang tak tepat sasaran.
Ada kesedihan dan juga kebahagiaan hadir bersamaan, dokter yang menanganinya hari ini sedikit memahami kala menangkap kebimbangan di wajah cantik itu.
"Sejak kapan, Anda tahu bisa seperti ini?" tanyanya berusaha mengembalikan kesadaran Xiao Zhan.
Diberi pertanyaan yang mengingatkan akan masa lalu membuat Xiao Zhan diam sejenak. Membayangkan kembali kejadian yang sudah lama tidak ingin diingat, harus diterima.
Namun, apalah daya sekuat apa pun ia berusaha untuk melepaskan kenangan menyakitkan itu akan tetap hadir.
"Sejak saya... berusia delapan belas tahun. Saat itu-"
"Apa informasi yang Anda dapatkan bersamaan dengan adanya kejadian kurang menyenangkan?" potong sang dokter, lagi-lagi menyela.
Dari raut wajah kembali, dokter bernama Wang Zhuocheng berusia tiga puluhan spesialis kandungan mengerti akan psikologis sang pasien.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARTA
Fiksi PenggemarDi saat dua insan saling mencintai, tetapi semesta tidak mengizinkan saling memiliki hanya mendatangkan air mata kesedihan. Lima tahun sudah Xiao Zhan berperan sebagai istri palsu dari seorang casanova Wang Yibo. Terjebak dalam hubungan toxic membua...