Wang Yibo terkejut, ketika tiba-tiba saja pintu kamar dibuka seseorang. Ia yang sedang mengancingkan kemeja bersiap pergi kerja, langsung balik badan mendapati sang tunangan sedang berjalan mendekat.
Wajahnya nampak menahan amarah seolah ada sesuatu yang sedang mengganggu. Langkahnya tegap, bagaikan kesal akan sesuatu.
Menyaksikan itu Wang Yibo sedikit menautkan alisnya, singkat.
"Ada apa? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya Wang Yibo to the point.
Lusi menghela napas panjang dan melepaskan kedua tangan melipat di depan dada, sembari mulut ranumnya mencebik kesal, mengadu apa yang baru saja terjadi di bawah.
"Apa benar kamu menyuruh pria bernama Xiao Zhan itu tinggal di bangunan utama? Siapa memang dia sebenarnya?" tanya Lusi balik, tanpa mengindahkan ucapan tunangannya barusan.
Wang Yibo yang selesai memakai kemeja, berlanjut mengenakan dasi melirik singkat pada wanita itu lalu fokus memandang diri sendiri dalam cermin. Betapa gagah nan wibawanya seorang tuan muda kedua Wang dalam balutan pakaian formal.
"Itu memang benar," jawabnya singkat, tidak ada yang ditutup-tutupi.
Lusi cengo, tidak percaya dengan pendengerannya sendiri. Tubuh semampai itu kian mendekat hingga tepat berdiri di samping Wang Yibo.
"A-apa? Bagaimana bisa kamu menempatkan seseorang yang bukan keluarga di bangunan utama? Bukankah pria itu hanya sebatas-"
Perkataan Lusi terputus ketika seseorang mengetuk pintu kamar pribadi Wang Yibo. Sontak ketukan tersebut membuat atensi wanita itu teralihkan.
Lusi menoleh ke samping kanan di mana orang yang ada di baliknya membuka pintu. Sedetik kemudian batang hidung sosok yang sedari tadi menjadi pembahasan mereka menampakkan diri.
Sepasang manik cokelat terang Lusi terbelalak, mulutnya sedikit menganga ketika menyaksikan Xiao Zhan tersenyum hangat padanya.
Tidak hanya sampai di sana saja, Lusi semakin tidak percaya kala menyaksikan Xiao Zhan berjalan masuk mendekati mereka.
"Ba-bagaimana bisa kamu-" tunjuk Lusi tepat ke depan wajah Xiao Zhan.
Tidak mengindahkan kebingungan Lusi, Xiao Zhan beralih pada Wang Yibo, semakin menambah keheranan.
"Selamat pagi, terima kasih sudah mengizinkanku tinggal di sini. Semoga kita bisa hidup bersama dengan baik."
Suara halus nan lembut menyapa membangunkan Lusi dari lamunan. Ia menggelengkan kepala singkat, menyadarkan diri jika apa yang dilihatnya saat ini bukanlah halusinasi semata.
"Tunggu dulu! Apa hubungan kalian berdua sebenarnya?"
Lusi memandang Wang Yibo dan Xiao Zhan bergantian. Sungguh dirinya merasa tidak dihargai selepas mengetahui adanya pria berlandang di bawah bibir di mansion sang tunangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARTA
FanficDi saat dua insan saling mencintai, tetapi semesta tidak mengizinkan saling memiliki hanya mendatangkan air mata kesedihan. Lima tahun sudah Xiao Zhan berperan sebagai istri palsu dari seorang casanova Wang Yibo. Terjebak dalam hubungan toxic membua...