🌧️ CHAPTER 13🌧️

211 41 31
                                    

Lima belas tahun lalu terjadi gempa hebat berskala besar di Desa N

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lima belas tahun lalu terjadi gempa hebat berskala besar di Desa N. Hampir sebagian besar warga menjadi korban keganasan alam yang begitu menyesakan jiwa.

Banyak rumah hancur lebur tak tersisa, kondisi lingkungan sekitar yang semula asri dipenuhi pepohonan di sana sini, sektika berubah dalam hitungan detik.

Orang-orang yang kehilangan sanak keluarga lebih memilih untuk merantau atau pergi ke kediaman keluarga lain.

Begitupula dengan Xiao Zhan, beberapa bulan setelah kejadian itu dan baru bisa melepaskan kepergian kedua orang tuanya, ia lebih memilih pergi ke Kota S.

Kota yang segala hiruk pikuk kehidupannya seperti ibu kota menjadi tujuan. Di sana ia melanjutkan ke perguruan tinggi memilih jurusan musik dan berhasil lulus dengan baik.

Ia harus bekerja banting tulang untuk menghidupi diri sendiri. Mulai dari bekerja di satu restoran ke restoran lain, magang di perusahaan-perusahaan, sampai menjadi musisi jalanan, ditempuhnya untuk bertahan.

Setelah lulus Xiao Zhan lebih memilih bekerja sebagai musik pengiring di sebuah buku tua di kota tersebut dan dari sanalah ia bertemu dengan sang tuan muda keluarga terpandang, Wang Yibo.

Namun, sebelum lulus kuliah Xiao Zhan sempat teringat tentang perkataan terakhir sang ibu. Dengan percaya tidak percaya ia memberanikan diri memeriksakan kondisinya.

Dengan serangkaian prosedur dijalani, Xiao Zhan akhirnya mendapatkan jawaban mencengangkan. Entah bagaimana, entah sejak kapan semua itu bermula, ia diberitahu bisa dibuahi.

Rasa tidak percaya itu semakin menyeruak, hingga akhirnya rumah sakit tempatnya diperksa menjadikan Xiao Zhan sebagai bahan penelitian.

Karena terus menerus didesak untuk kepentingan mereka, Xiao Zhan kabur dan lebih mengasingan diri dari dunia luar.

Dari toko buku tua itulah ia seakan mendapatkan kenyamanan. Ia juga bertemu dengan seorang pria paruh baya yang sudah menganggapnya seperti anak sendiri.

"Kenapa hidupku seperti ini?" gumam Xiao Zhan ketika kecemasan sekaligus depresi kambuh lagi.

Setelah mengetahui dirinya sebagai korban penelitian, Xiao Zhan mendatangi psikiater dan ia didiagnosis mengidap penyakit mental serius.

Trauma paska bencana alam, kehilangan kedua orang tuanya sekaligus, serta dijadikan bahan kepentingan orang-orang tertentu, membuat psikis Xiao Zhan terganggu.

Bertahun-tahun Xiao Zhan berjuang seorang diri untuk kesembuhan batin serta mental. Namun, berkat kecintaannya dengan biola, ia bisa mengurangi beban tersebut yang ia lampiaskan pada musik.

"Aku harus kuat," lanjutnya lagi sadar akan ingatan masa lalu.

Xiao Zhan menegakan tubuh lagi, memandang lurus ke depan menyaksikan orang hilir mudik memasuki rumah sakit.

AMARTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang