🌧️ CHAPTER 4🌧️

162 40 16
                                    

Tidak ada yang bisa mengendalikan takdir, sekuat apa pun berlari dari rasa sakit jika memang semesta telah menuliskannya seperti itu maka tak dapat dihindari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tidak ada yang bisa mengendalikan takdir, sekuat apa pun berlari dari rasa sakit jika memang semesta telah menuliskannya seperti itu maka tak dapat dihindari.

Sama halnya yang sedang dirasakan Xiao Zhan, keterlibatannya dengan sang tuan muda Wang, Wang Yibo telah menjungkirbalikkan kehidupan.

Ia pikir dengan menikahinya bisa merubah nasib hidup, tetapi ternyata harapan hanya tinggal angan semata.

Tidak ada yang dapat dilakukan selain menunggu, menunggu, dan menunggu ke mana aliran kehidupan membawanya.

Sudah lima tahun berlalu, banyak sekali kenangan yang ia ciptakan bersama sang suami. Namun, selama itu pula rasa sakit kian tumbuh membuatnya harus berpikir sejenak, apa harus menunggu lagi atau sudah sampai di sini.

"Apa lagi yang kamu tunggu Xiao Zhan? Ayo cepat, anggap saja kamu adalah temanku. Bukankah kita seumuran?" lanjut Haikuan lagi menyadarkan dari lamunan.

Bola mata Xiao Zhan melirik ke sebelah Haikuan di mana sedari tadi pasangan manis di sana memandang mereka lekat.

Tidak mendapati pergerakan apa-apa dari sang adik ipar, akhirnya Haikuan bangkit dari duduk kemudian berjalan ke arah Xiao Zhan.

Pria berlandang di bawah bibir itu terkejut ketika mendapati kakak iparnya berdiri tepat di depannya.

"Ayo lakukan, bukankah akan menyenangkan jika kita melakukan pertunjukan?" bisik Haikuan membuat dahi tegas Xiao Zhan mengerut, sorot matanya seakan mengatakan "apa maksudnya?"

Tanpa mendengar jawaban sang adik ipar, Haikuan menggenggam pergelangan tangannya lalu menarik Xiao Zhan dari posisinya berdiri.

Sontak adegan tersebut tidak hanya mengejutkan para asisten rumah tangga didekat mereka, tetapi juga Wang Yibo.

Tuan muda kedua itu sampai bangkit dari kursi ketika mendapati sang kakak menarik istrinya begitu saja dan membawanya menuju meja makan.

"Kamu duduk di sini." Haikuan meletakkan Xiao Zhan di kursi tepat berhadapan dengan suaminya.

Wang Yibo yang masih cengo berusaha mencerna kejadian sekejap mata. Diamnya pria menawan tersebut membuat Zhao Lusi pun ikut kebingungan.

"Kamu kenapa, Sayang? Apa kamu terkejut Haikuan Ge mengajak salah satu pelayan makan bersama kita?" tanyanya menyadarkan.

Wang Yibo terkesiap, bangun dari lamunan yang sedari tadi tidak mengalihkan pandangan dari sosok manis di depannya.

Tidak mengindahkan pertanyaan sang tunangan, Wang Yibo kembali duduk. Haikuan mengembangkan senyum sekilas dan menimpali perkataan Zhao Lusi tadi.

"Xiao Zhan bukan sekedar pelayan di rumah ini, tetapi dia-"

"Gege!" sambar Wang Yibo mencela, takut kakaknya membongkar rahasia yang selama bertahun-tahun disembunyikan.

AMARTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang