blues

422 52 20
                                    

bodoh.

sepertinya park jimin harus menuliskan kata itu besar besar di depan wajah yoongi. jimin gemas, sungguh. bukan, bukan gemas seperti gemas pada kucing. tapi, gemas yang ingin menonjok pelipis agar otaknya benar.

jimin bahkan sudah lupa berapa kali yoongi mengeluhkan hal yang sama, terluka oleh hal yang sama. tapi, si bedebah kecil ini masih juga melakukannya.

"kenapa motor lu gak mau nyala, jim?!"

berulah lagi.

bukan motornya, tapi si min bodoh yoongi ini. motor jimin baru saja di servis, mana mungkin tidak mau menyala. KLXnya itu adalah harta kesayangan jimin, tidak mungkin jimin membiarkannya dan tidak membawanya ke bengkel jika ada masalah.

min yoongi ini yang bermasalah. sial.

"kuncinya belum lu puter, kocak."

decihan kesal jimin berikan pada yoongi. mendekati motor untuk memutar kunci kemudian menghidupkannya dengan mudah. yoongi yang sudah duduk anteng di atas motor hanya balas mendecih. mendorong tubuh jimin lantas meluncur pergi dengan santainya.

dasar tidak tau terimakasih.

park jimin sudah biasa dengan hal yang seperti itu walaupun terkadang kesal juga. min yoongi memang terkadang (sebenarnya sering) bersikap seperti setan. bahkan mungkin lebih menjengkelkan dari setan aslinya.

pemuda itu bahkan pernah masuk ke kamar jimin tanpa permisi. demi tuhan. jimin hanya bisa menggelengkan kepala jika mengingatnya. bukan masalah besar, hanya saja, jimin sedang bersama pacarnya saat itu. tentu saja perempuan itu terkejut dengan tingkah yoongi yang tiba tiba saja menerobos jendela kamar jimin kemudian berlari untuk memeluk jimin lalu menangis.

di tengah kebingungan itu, jimin malah mendapatkan tamparan di pipi kirinya oleh sang pacar yang memutuskannya saat itu juga. jelas salah paham dengan kelakuan yoongi. jimin hanya membiarkan gadis itu berlalu, lebih mementingkan pemuda yang ada di pelukannya.

"ini udah satu jam lebih. dan lu udah bikin gue di putusin pacar gue."

yoongi yang berada di atas ranjang jimin hanya memandang si pemilik kamar dan kembali melamun. jimin yang duduk di sofa yang berada di tepi kasur hanya bisa menghela nafas berat. di putuskan pacar itu bukan perkara yang serius untuk jimin. tapi, yoongi yang diam seperti batu begini akan panjang urusannya.

si pemuda min masih diam. ia duduk dengan melipat keduanya kakinya yang ia peluk dan meletakkan kepala di atas lututnya. beberapa kali ia memandang jimin yang tak melepaskan pandangan sedikitpun darinya, tampak seperti ingin mengatakan sesuatu. tapi, suaranya bahkan tak keluar sama sekali.

"lu tau rasanya di tampar, kan?"

jimin tau yoongi pasti ingin tertawa. pemuda itu selalu siap sedia untuk tertawa jika jimin tertimpa kesialan. tapi, untuk kali ini, si bungsu min itu hanya terdiam. kembali memandang jimin lalu memalingkan wajahnya lagi. jimin tau yoongi sedang tertekan, sangat terlihat jelas dari tatapan matanya. hanya saja, yang jimin butuhkan adalah sebabnya.

"ok,"

tiga jam sudah berlalu, malam semakin pekat. si bajingan kecil ini harus pulang. jimin berdiri dari duduknya, berniat mengambil ponselnya di atas meja.

Wings [my]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang