5

357 61 0
                                    

Berdiri mematung adalah hal yang tengah jihoon lakukan saat melihat siapa yang mengetuk pintu, Lee Jeno itu yang jihoon lihat bayi merah yang ia temukan saat perjalanan pulang dari sekolah bersama dengan sang ibu kini kembali berdiri di hadapannya dengan senyuman mata bulan sabitnya.

Harusnya semalam jihoon langsung memeluk Jeno bukan malah melihat Jeno yang pergi begitu saja, namun sekarang Jeno bayi kecilnya dulu berdiri dihadapannya.

"Jeno-ya"lirih jihoon
"Iya Hyung...ini Jeno, Lee Jeno"sahut Jeno

Jihoon langsung memeluk tubuh kekar milik Jeno, sudah sangat lama ia tak memeluk tubuh Jeno jika dulu yang ia peluk tubuh gempal menggemaskan sekarang yang ia peluk tubuh kekar nan gagah.

"Hyung rindu pada Jeno, syukurlah Jeno baik-baik saja...bayi menggemaskan nya Hyung sudah berubah menjadi pria yang gagah...ayo masuk"ajak jihoon

Tak ada yang berubah menurut Jeno hanya saja hyungnya ini makin cantik saja, tidak tahu saja Jeno banyak yang jihoon alami selama tak bersama dengan Jeno.

Halaman belakang yang baru saja jihoon bersihkan menjadi tempat dimana jihoon duduk bersama Jeno, yang dilakukan jihoon hanya memandangi Jeno, ia sungguh tak percaya jika Jeno tak membencinya.

"Bagaimana kabar Hyung?"tanya Jeno
"Seperti yang kau lihat"sahut Jihoon
"Kau disana baik-baik saja kan Hyung? Kalian disana baik-baik sajakan?"
"Kami baik-baik saja Jeno, ini sudah waktunya makan siang kau ingin makan siang apa? Hyung akan masak, makanan yang kau minta"
"Apa saja asal itu buatan Hyung, akan aku makan"
"Baiklah tunggu disini"

Jihoon kembali masuk rumah namun siapa sangka jika jihoon dikejutkan dengan datangnya renjun juga empat bocah yang tinggal dengan penduduk desa belum lagi mereka tengah menahan renjun yang tengah meledak entah karena apa.

"Haiss, harusnya ku benturkan lagi kepala manusia galah itu, seenaknya saja menyuruh ku melakukan ini itu di klinik dia pikir aku pembantu di klinik apa, aku dokter...AKU DOKTER!"kesal renjun masih menggebu-gebu
"Iya njun kau dokter bukan pembantu ku mohon tenang ok, nanti aku akan bilang pada tuan min untuk menegurnya"ujar haechan
"Jangan marah ok, kau menyeramkan kalau marah"ujar jaemin
"Hyung kau ingin apa, nanti ku mintakan pada jihoon Hyung ok"timpal chenle
"Iya nanti ku nyanyikan lagu untuk menghibur mu"ujar Han sabar
"JI HYUNG, ORANG-ORANG INI MENYEBALKAN!"
"JANGAN TERIAK RENJUN INI RUMAH BUKAN HUTAN!"

Mereka terdiam saat melihat jihoon berdiri dengan bersidekap tangan memandang mereka berlima dengan pandangan datar, yang mana membuat mereka berlima merinding seketika.

Jihoon tahu jika renjun manusia dengan sumbu pendek pasalnya saat ia di penjara dulu renjun sering sekali mengomeli para tahanan disana tak jarang tahanan malah takut pada renjun dari pada para sipir.

"Kenapa pulang?"tanya jihoon
"Lapar, aku tak membawa bekal tadi pagi...hyung kan tahu aku berangkat seperti apa tadi"sahut renjun masih kesal
"Hah...kalian berempat sudah makan?"tanya jihoon yang dijawab dengan gelengan kepala
"Sana kehalaman belakang disana juga ada orang Hyung masak dulu"

Mereka mengangguk serempak dan langsung menuju halaman belakang tentu saja dengan renjun yang ada didepan karena mereka berempat belum masuk rumah ini.

Kadang jihoon berfikir kenapa junmyeon selalu menempatkannya diantara para bocah yang mana bocah-bocah itu kelewat kalem, sebetulnya ada untungnya saat empat yang lain jihoon tempatkan pada orang lain karena jika lima bocah itu ada di satu tempat dapat dipastikan kejadian terkalem akan terjadi saat itu juga, berdoa saja supaya Jeno tidak gila lebih cepat karena mereka berlima.

Tak butuh waktu lama makan siang yang dibuat jihoon sudah selesai dan sekarang sudah tertata rapi di halaman belakang, jihoon cukup senang karena hari ini yang makan di rumahnya banyak.

Mystery IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang