Sibuk itu yang tengah jihoon lakukan pagi ini di dapur untuk membuat sarapan hari ini, jika waktu pagi jihoon hanya akan membuat dua porsi kini jihoon harus membuat empat porsi sarapan karena soonyoung juga ada di rumah ini.
Jihoon tak tahu kenapa soonyoung ada di rumah ini dan menempati satu kamar kosong di rumah ini, karena saat ia masuk kembali kedalam rumah semua orang sudah pergi pulang ke rumah masing-masing.
"Apa yang kau pikirkan di pagi hari seperti ini? Tolong buatkan aku kopi"tanya soonyoung yang muncul entah dari mana
"Kau"singkat jihoon
"Kenapa? memikirkan ku?"
"Kenapa kau jadi ikut tinggal disini? Dan keputusan siapa yang mengijinkan mu tinggal disini"
"Seungcheol dan namjoon Hyung yang meminta katanya untuk pengamanan chenle, jangan terlalu manis kopinya"
"Haiss...buat sendiri sana, apa mata sipit mu itu tak lihat aku sedang apa"
"Kau tak berubah ternyata"Jihoon tak tahu keputusan itu bahkan renjun yang ia tanya semalam juga bingung dan sekarang rasanya tidak berguna meminta penjelasan pada manusia yang tengah sibuk membuat kopi untuk dirinya sendiri.
"Pagi Hyung"sapa renjun duduk di tempat duduknya
"Pagi juga"sapa jihoon dan soonyoung bersamaan
"Sarapan apa hari ini Hyung"
"Tumis batu dan sup paku"
"Ok, aku minta susu kelinci Hyung"Jangan heran jika pembicaraan jihoon dan renjun seperti ini karena ini sudah terjadi saat tiga hari mereka tinggal bersama sedangkan soonyoung hanya penonton pagi ini tak banyak yang ia lakukan selain berdiam diri di rumah ini nanti.
Bersantai itu yang tengah dilakukan jihoon dan renjun ditambah chenle di taman belakang masa bodoh dengan soonyoung yang memilih untuk membaca buku di ruang tamu, duduk santai dengan dua kepala yang ada dipahanya adalah hal yang jihoon lakukan.
Melihat renjun dan chenle yang menjadikan pahanya sebagai bantal membuat jihoon ingat masa lalu dimana Chan dan Jeno tidur dipangkuannya kalau sekarang jihoon tak tahu mereka mau atau tidak.
"Hyung boleh aku bertanya?"ujar chenle memecah keheningan
"Tanya apa?"sahut jihoon
"Mengapa orang-orang itu meminta ku dan yang lain pergi dari pulau ini"tanya chenle
"Apa yang ada di pulau ini sebenarnya Hyung"timpal renjun
"Kalian ingin dengar cerita? Jawaban kalian ada di dalam cerita itu"Chenle dan renjun hanya mengangguk sebagai jawaban sedangkan jihoon mau tak mau harus menceritakan ini semua karena tak mungkin juga ia menyembunyikan hal sepenting ini jika sudah mengancam nyawa seperti ini.
"Dulu pulau ini di kenal dengan pulau tak berpenghuni atau sebut saja pulau buangan karena tak ada kehidupan manusia di pulau ini, hanya ada hewan dan tumbuhan saja"
"Sampai satu kelompok di turunkan langsung oleh orang pemerintah untuk datang ke pulau ini dari mulai orang biasa sampai anggota keamanan negara pun ada, tujuan awal mereka hanya untuk meneliti di pulau ini memiliki sumber daya apa dan apa layak untuk di tempati penduduk"
"Namun setelah sampai di pulau ini satu kelompok itu mendapati jika ada manusia yang tinggal di pulau bukan hanya satu tapi ada sepuluh orang yang tinggal di tengah hutan pulau ini dengan peradaban yang cukup bagus untuk manusia tinggal disana meski tanpa listrik"
"Seiring berjalannya waktu satu kelompok itu di pulau itu salah satu dari mereka mengetahui siapa sepuluh orang yang mereka temui dan tujuan utama mereka dikirim disini
Sepuluh orang itu adalah kelompok yang pertama kali dikirim sebelum kelompok baru datang, kelompok yang hilang saat menjalankan misi yang sama, bisa dikatakan merek gagal karena tak tahu apa maksud misi mereka.
Tapi satu orang di kelompok baru tahu salah satunya hal yang bisa membuat orang memperkaya diri mereka dan hal itu banyak sekali ditemukan disini, orang itu memberitahu semua orang mengenai hal itu bahkan bagaimana hidup mereka nanti setelah hal itu diambil alih oleh oknum pemerintah itu.
Selang satu Minggu kejadian tak di inginkan terjadi yang mana membuat mereka harus beli tembak hingga pertumpahan darah terjadi dimana mereka harus menyembunyikan anak-anak yang ikut dengan kelompok dua.
Sampai dimana orang itu memilih untuk mengikuti orang yang ingin menjarah dengan satu orang lagi, yang orang di pulau ini tahu orang tu adalah penghianat padahal orang di pulau ini tak tahu apa yang mereka hadapi di sana nanti karena mereka memiliki perjanjian.
Menyerahkan diri atau semua orang disini mati...
Sejak saat itu orang itu tak tahu kabar apa pun yang ia dengar terakhir jika para penjarah itu mati dan akses ke pulau itu hanya kepala keamanan negara saja yang tahu dan boleh melintas"
"Orang itu jihoon Hyung kan?"lirih renjun
"Kenapa begitu?"tanya jihoon
"Karena hanya jihoon Hyung yang selalu mereka sebut penghianat ataupun pembelot"timpal chenle
"Hyung...aku tak tahu apa yang terjadi pada mu sebelum bertemu dengan ku tapi kau mendapat semua hukuman itu Hyung, untuk sekarang dan seterusnya jangan kembali menghukum diri Hyung"ujar renjun
"Terimakasih dan jika kalian menemukan apa yang ku ceritakan jangan ceritakan pada yang lain simpan untuk kalian sendiri karena..."ujar jihoon terpotong
"Pohon disini pun punya telinga untuk mendengar"ujar renjun
"Lalu alasan kami di kirim kesini apa Hyung?"tanya chenle
"Untuk melindungi kalian semua, misi ku kali ini melindungi kalian dari orang-orang yang membelot dari keluarga kandung kalian...maka dari itu aku meminta mereka mengajari kalian menggunakan senjata karena disini keamanan kalian belum tentu bisa terjamin oleh orang-orang disini"Jihoon terus menjawab pertanyaan yang dilontarkan renjun dan chenle dari yang pertanyaan norma hingga pertanyaan random hingga kedua bocah itu tertidur karena kelelahan, sumilir angin siang menjalang sore ini sungguh menyejukkan meski hanya dapat menghibur hati jihoon sedikit.
Tapan jihoon tahu jika seseorang mendengar semua apa yang jihoon ceritakan pada renjun dan chenle yang mana orang itu juga termasuk dalam cerita itu dan ia tak mengerti dengan apa yang di katakan renjun, ia perlu mencari tahu.
.
.
.
Hari mulai senja jihoon di rumah sendirian karena renjun mengajak chenle untuk berkeliling sekaligus mengambil beberapa barang di rumah Jun dan Hao yang penting, ada untungnya jika dua orang yang saling berteriak itu pergi jalan-jalan setidaknya ia bisa merasa sedikit tenang dan ruginya tak ada yang bisa membantunya menggantikan perban yang melilit tubuhnya.Jihoon berjalan menuju ruangan yang mana akan renjun gunakan besok jika apa yang renjun pesan datang sebagai ruang rawat atau katakan saja sebagai klinik pribadi, mengambil obat dan kain kasa untuk menyembuhkan lukanya.
"Bagaimana aku mengobatinya jika begini"gerutu jihoon
Namun tak lama uluran tangan mengambil alih kain kasa, perban dan obat luka yang jihoon bawa, jihoon pikir itu renjun yang tiba-tiba pulang namun siapa sangka jika itu soonyoung.
Soonyoung mengambil alih obat merah dan kain kasa yang jihoon pegang dan duduk menghadap punggung jihoon, soonyoung tak tahu jika jihoon memiliki luka di punggungnya bahkan ada banyak bekas luka yang soonyoung tak tahu luka apa itu.
Sejenak soonyoung memandangi punggung jihoon yang mana membuat soonyoung seperti banyak melewatkan banyak hal tentang jihoon.
"Sejak kapan punggung mu terluka?"tanya soonyoung santai, ia tak mau membuat jihoon canggung
"Sejak menolong chenle, sebelum kalian datang ada beberapa anak panah menyerang kami"sahut jihoon
"Lalu luka yang lain?"
"Hanya luka kecil di insiden kecil"Nyatanya jihoon bohong akan hal itu semua bekal luka yang ada ditubuhnya adalah bentuk hukuman yang ia dapat sejak keluar dari pulau ini bahkan banyak hukuman yang menimpa jihoon.
"Lain kali kalau tak ada renjun di rumah kau bisa minta tolong pada ku atau pergi ke klinik yoongi Hyung bisa mengobati mu disana"ujar soonyoung sebari membereskan obat dan kasa yang berantakan dari kotaknya.
"Terimakasih untuk tawarannya"sahut jihoonSetelah itu soonyoung bangkit dari duduknya dan pergi keluar dari rumah untuk mencari hiburan baru yang dapat menenangkan kepalanya yang sudah pusing dengan segala hal yang ia pikirkan.
Jihoon hanya diam memandangi soonyoung yang pergi dari rumah setidaknya ia bisa berinteraksi sebentar dengan soonyoung dan setidaknya soonyoung bisa bicara dengan lembut jihoon sudah lelah mendengar nada bicara ketus dari setiap penduduk desa yang ia temui.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc