13

310 48 4
                                    

Suasana ramai kini memenuhi area pelabuhan dimana hari ini semua kebutuhan bulanan penduduk datang yang mana tentu saja sudah mereka pesan sejak awal, semua orang bergerombol saling bercerita mengenai kegiatan namun tidak dengan jihoon, renjun dan chenle yang memilih duduk dibawah pohon sambil melihat pantai.

Jihoon cukup tahu diri dengan tak mengganggu kegiatan mereka yang bercerita dan beruntung karena tarik masih mau membantunya membawa barang pesannya.

"Jihoon"

Panggilan seseorang yang cukup membuat jihoon terkejut pasalnya orang yang memanggilnya juga salah satu orang yang membencinya sejak ia datang ke pulau ini bersama yang lain tapi kenapa malam memanggilnya ditambah dengan seseorang disampingnya.

"Ya, jin Hyung dan jeonghan Hyung ada apa memanggil ku?"bingung jihoon bahkan renjun dan chenle sendiri saja juga ikut bingung.
"Boleh kami duduk disini?"tanya jeonghan
"Tentu saja ini tempat umum, aku tak ada hal untuk melarang kalian"sahut jihoon.
"Bagaimana luka mu, ku dengar dari soonyoung punggung mu terluka saat bersama chenle?"tanya jin
"Sudah sembuh Hyung, renjun yang merawat ku dibantu oleh chenle"sahut jihoon
"Kalian ingin air kelapa? Seungcheol dan namjoon Hyung sedang mengambil kelapa untuk kita"ujar jeonghan
"Boleh?"celetuk chenle
"Jika boleh, untuk chenle dan renjun saja Hyung aku tak usah tak apa"ujar jihoon yang merasa tak enak
"Akan ku mintakan untuk kalian bertiga"ujar jihoon.

Mereka kembali diam tanpa mengucapkan kata atau membahas apapun terlebih lagi akan aneh bagi jihoon jika tiba-tiba mereka akrab semua, jihoon masih tahu batasan terlebih lagi ia tak ingin ada kembali terciptanya masalah karena dirinya.

Dari kejauhan yoongi hanya tersenyum melihat raut kebingungan jihoon, andai saja ia tak datang ke rumah jihoon waktu itu mungkin sampai saat ini yoongi tak tahu apa yang terjadi pada jihoon meski hanya sedikit dan itu pun hasil memaksa doyoung agar buka mulut.

Ya orang yang juga ikut mendengar cerita jihoon saat itu adalah yoongi, niat awal ingin menjenguk chenle yang tengah sakit saat itu malah berakhir dengan ia mendengarkan cerita jihoon.

Andai saja sejak kedatangan jihoon di pulau ini yoongi langsung paham maksud kedatangan jihoon dan ketidak mengertian namjoon mungkin saat ini ia bisa memiliki waktu untuk memanjakan jihoon lebih awal.

"Tak ingin duduk disana juga"ujar Jimin uang datang dengan kelapa muda mengikuti arah pandangan yoongi
"Nanti saja, nanti temani aku ke rumah jihoon ya? Aku sudah membuatkan makanan kesukaannya"sahut yoongi
"Tentu, aku juga ingin meminta maaf padanya...aku merasa bersalah saat mendengar cerita dari mu"

Yoongi tahu bagaimana reaksi Jimin saat ia datang ke rumah mereka dengan air mata dan menceritakan apa yang ia dengar, raut bersalah yoongi temukan pada wajah tampan suaminya begitu juga dengan dua pasangan yang kebetulan tengah berkunjung ke rumahnya yang tak lain jin, namjoon, seungcheol dan jeonghan.

Cukup lama mereka menunggu kedatangan kapal yang membawa barang pesanan mereka, hingga kapal yang mereka tunggu datang berlabuh pada pelabuhan sederhana mereka semua, beberapa awak kapal membatu mereka menurunkan berpuluh-puluh kardus kebutuhan mereka semua.

Untuk jihoon yang tinggal hanya dengan renjun dan chenle barang pesanan mereka bisa dikatakan sangat banyak mengingat renjun meminta kebutuhan klinik juga dan chenle yang minta beberapa barang yang cukup banyak.

"Kapten Lee"panggil kapten kapal kang Daniel
"Aku sudah bukan kapten lagi kapten kang"sahut jihoon
"Aku sudah bilang bukan aku sudah terbiasa akan itu, semua pesanan mu sudah lengkap begitu juga pesana renjun tuan Kim meng ACC proposal klinik miliknya jadi setiap bulan ia akan di kirim obat dan kebutuhan lainnya, pesanan chenle juga sudah ada sedikit unik sedikit terkejut saat istri ku mencarikannya dan ini titipan dari istri ku dia memasak sendiri untuk mu"
"Terimakasih sampaikan itu pada Ong, maaf tak bisa membalas sesuai apa yang ia berikan pada mu tapi kau bisa bawa kalung ini untuknya dan terima ini"
"Harusnya tak perlu seperti ini kapten...tapi terimakasih akan ku berikan ini pada istri ku, waktunku tak banyak aku harus kembali sampai jumpa kapten Lee"
"Sampai jumpa bulan depan kapten kang"

Daniel pergi berjalan menuju kapal yang membawanya di ikuti dengan para awak kapal yang membantu dan menamninya di perjalanan, setidaknya apa yang diberikan jihoon pada Daniel bermanfaat mengingat jika istri Daniel juga sahabat jihoon dulu.

Kedekatan jihoon dan kapten kapal tak luput dari pandangan para penduduk desa yang menimbulkan banyak spekulasi mengenai keduanya selagi tak sampai telinga jihoon itu tak masalah.
.
.
.
Hari mulai senja namun jihoon belum juga meninggalkan pantai yang tak jauh dari pelabuhan, kedua matanya masih menyaksikan renjun dan teman sebayanya bermain air di tepi pantai atau hanya sekedar menikmati matahari tenggelam.

Semua barang-barang mereka sudah di angkut pulang bahkan milik jihoon, renjun dan chenle sudah di angkut pulang oleh soonyoung dan mereka hanya tinggal menunggu soonyoung menjemput mereka saja di pantai untuk pulang nanti selepas matahari tenggelam.

"Indah bukan Hyung"ujar Chan yang sedari tadi duduk disamping jihoon ikut memandangi matahari tenggelam
"Hem indah terlebih lagi Hyung melihat ini bersama mu, kau bahagia Chan?"
"Selagi Hyung bahagia aku juga bahagia, aku harap Hyung akan selalu bahagia"
"Hyung akan selalu bahagia jika kau selalu bersama Hyung"
"Aku harap begitu Hyung tapi kita tak tahu apa yang terjadi kedepannya bukan ku harap Hyung siap akan itu, aku ingin cari air kelapa dulu"

Jihoon hanya memandang punggung Chan yang mulai menjauh dan kini pandangannya teralih pada anak-anak yang tengah asik menikmati senja, jihoon sengaja tak ikut bergabung karena ia tak ingin menganggu para pemuda yang mungkin sedang dimabuk cinta itu.

"Sudah selesai?"tanya soonyoung yang datang dan duduk disamping jihoon
"Belum, senjanya belum selesai"sahut jihoon
"Yoongi Hyung menunggu dirumah"
"He? Untuk apa, ah itu mungkin untuk mengunjungi mu"
"Jihoon"
"Hem?"
"Seberapa banyak yang kau simpan selama ini"
"Kenapa ingin tahu"
"Jihoon"
"Tak ada yang ku simpan anggap saja hidup ku sama yang seperti kalian pikirkan"

Soonyoung hanya diam sejauh apapun ia ingin mengorek informasi jihoon selalu tak mengatakan itu, ia tak tahu apa yang yoongi dan para petinggi lainnya bicarakan namun melihat hari ini sepertinya memang ada yang jihoon sembunyikan dan yoongi mengetahui itu.

Di bibir pantai Jeno berdiri dengan tenang memandang mentari yang sepertinya akan kembali ke rumah ternyamannya dan bertegur sapa singkat dengan sang bulan yang akan menggantikan tugasnya dengan jaemin yang berdiri disampingnya.

"Sudah kah kau pikirkan tawaranku"ujar Jeno
"Sudah hanya saja aku belum mengatakan pada haechan dan Han, kenapa kau menyuruh kami untuk tinggal bersama ji Hyung?"tanya jaemin
"Untuk keselamatan kalian, aku tak mengatakan jika kalian akan celaka dengan yang lain hanya saja kediaman ji Hyung lebih aman untuk kalian"
"Sebetulnya ada apa? Tolong beritahu aku"
"Menghilangnya chenle kemarin sebetulnya bukan pertanda yang bagus, meski belakangan ini tak ada sesuatu yang mengganjal dan terasa aneh"
"Jadi bisa saja kami jadi target begitu?"
"Ya bisa jadi karena kalian umpan yang akan membawa ji hyung pada mereka dan kurasa Ji Hyung sadar akan itu, aku, guanlin dan yang lainnya akan membantu kalian meski hanya diam"
"Baiklah mungkin lusa aku dan yang lain akan pindah"

Jeno hanya mengangguk paham lagi pula keselamatan mereka jauh lebih utama dari pada yang ada disini lebih awal karena mereka belum secakap mereka yang lain.

"Anak-anak ayo pulang!"

Suara jihoon menginterupsi mereka untuk segera berkumpul dan pulang karena mereka juga melihat soonyoung yang tengah berdiri disamping jihoon, hari ini mereka habiskan dengan tenang di pantai dan pelabuhan sebari menikmati matahari pulang keperaduannya.

Suasana hutan yang gelap memudahkan dua orang dengan baju serba hitam untuk berjalan kesana-kemari dengan beberapa barang yang mereka bawa ketempat yang mereka temukan beberapa minggu terakhir ini, mereka cukup leluasa jika bergerak dimalam hari karena tak mengundang kecurigaan.

"Apa ini cukup?"
"Kurasa bisa untuk satu bulan"
"Lalu apa yang akan kita lakukan?"
"Intai mereka jangan sampai ada yang curiga, kita bermain cantik"
"Oke, aku tak sabar ingin menghabisi mereka"

Langkah kaki mereka pergi meninggalkan tempat itu untuk kembali mengintai hal yang harus mereka intai dan awasi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Mystery IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang