Tidur, itu yang dilakukan jihoon selama perjalanan dari dermaga sampai ke rumah yang akan ia dan lima bocah itu tinggal i karena jihoon yakin doyoung akan satu rumah dengan cintanya, jihoon tak masalah jika kelinci gila itu akan tinggal dengan siapa yang penting mereka aman.
Tak hanya jihoon saja yang tidur tapi juga lima bocah itu mungkin karena kelelahan di perjalanan laut, sedangkan doyoung masih setiap membuka mata lagi pula tak mungkin doyoung tidur disaat cintanya sibuk menyetir mobil.
Moon taeil orang yang selalu doyoung sebut dengan cintanya, jihoon tahu seberapa baik dan sabarnya moon taeil dalam menghadapi semua situasi dan Kim doyoung, dan salah satu alasan kenapa doyoung bisa terseret bersamanya.
Jihoon tahu semua rahasia penduduk tempat ia akan tinggal bahkan jihoon masih ingat apa saja dan jihoon tahu jika doyoung bukan terseret tapi memang di perintahkan.
"Bagaimana kehidupan kalian? Aku tak bisa mengirim pesan selama 10 tahun pada mu"ujar taeil
"Aku baik, bahkan aku berkerja di satu perusahan disana"sahut doyoung
"Perusahaan bisa menerima mu?"
"Ya berkat jihoon, kau tahu kasus 10 tahun yang lalu membuat jihoon hampir terkena hukuman mati kalau ia tak keluar dari penjara dan itu dua tahun lagi namun sepertinya yang kuasa berbaik hati padanya"
"Kau pernah menjenguknya?"
"Tidak, bukan tidak ingin tapi tidak diijinkan aku mendengar kabarnya juga lewat beberapa orang disana, tak ada yang tahu mengenai ini kan?"
"Tidak hanya aku yang lain belum tahu bahkan saat menyebut nama jihoon mereka langsung benci"
"Padahal tujuannya baik"Mereka berdua terus mengobrol panjang bahkan mereka tak sadar jika jihoon mendengar semuanya, yang jihoon rasakan hanya tangannya tengah digenggam renjun karena gemetaran.
Renjun juga mendengar apa yang doyoung dan taeil bicarakan sejak awal mereka berangkat dan renjun sedikit tahu mengenai jihoon dari salah satu teman tahanan jihoon.
"Jihoon Hyung? Kau butuh obat mu"lirih renjun
"Nanti saja"sahut jihoon tak kalah lirih
"Sekarang, aku tak ingin ambil resiko kau tak bisa bergerak selama beberapa hari jika tiba disana"Jihoon hanya mengangguk ia sadar jika ia tumbang sekarang satu Minggu setelahnya akan ia lanjutkan hanya berbaring di atas tempat tidur.
Renjun meminta air minum pada doyoung dengan alasan haus padahal untuk jihoon karena renjun tahu jika jihoon pasti tak ingin membuat doyoung khawatir.
Mobil yang taeil kendarai berhenti tepat di depan rumah yang junmyeon maksud yang tak lain adalah rumah tyang pernah ia gunakan dulu walau sudah di renovasi karena terakhir jihoon meninggalkan rumah ini penuh dengan lubang karena terkena peluru.
Jihoon kira tak akan ada orang yang melihatnya saat datang namun jihoon salah karena mereka semua berdiri di depan rumah yang akan jihoon tempati, dapat jihoon lihat tatapan benci menyapa kearahnya bahkan dari para sahabatnya dulu dan dia.
"Wah...kurasa hidup mu damai saja disana pembelot"ujar pria berpipi chubby boo seungkwan
"Dari baju mu juga bukan baju yang murah?"timpal pemuda yang tengah bersidekap tangan xu minghao
"Namjoon Hyung, kenapa kau menerima pembelot ini kembali"kesal pemuda berwajah emo jeon wonwoo
"Aku bukan menerimanya tapi orang yang dia bawa, ini kunci rumah ini lakukan semua urusan mu sendiri jangan mencampuri urusan kami"ujar orang yang jihoon kenal sebagai kepala desa Kim namjoon
"Harusnya kau tak kembali kesini, kau perusak disini"ujar pemuda disamping namjoon Choi seungcheol
"Haruskan mereka tinggal bersama penduduk yang lain? Aku takut nanti mereka akan terluka"celetuk pemuda cantik di samping seungcheol Yoon jeonghan
"Hah! Kalian berlima jika dengan ku kalian tak nyaman kalian bisa tinggal dengan mereka aku tak memaksa karena doyoung pasti juga akan bersama tuan moon, aku tak masalah kalian tak tinggal bersama ku yang penting aku masih bisa melihat kalian"jelas jihoon