"BAJINGAN!"
Kata umpatan yang masih banyak lagi yang renjun ucapkan selama ia berlari menuruni dengan jihoon yang berlari dibelakangnya sebari mendengarkan kata-kata pujian milik renjun.
"HAH...AKAN KU HAJAR MEREKA NANTI, ku kura kata-kata pohon punya telinga hanya bualan Hyung"protes renjun kesal
"Kesalnya nanti saja ok, kau hubungi orang-orang yang menurut mu bajingan itu ini keadaan terdesak"sahut jihoonRenjun terus memanggil siapa saja karena sekarang mereka berdua kelewat panik, kenapa renjun dan bukan jihoon karena jika jihoon yang melakukannya tak akan ada yang menjawabnya.
Renjun berdecak kesal karena panggilannya lewat HT tak ada yang menyambut dengan baik ingatkan renjun untuk menghajar mereka semua nanti.
"Tak ada balasan Hyung"ujar renjun yang mana membuat jihoon makin panik karena demi apapun salah satu orang yang ia bawa dalam bahaya saat ini
"Panggil guanlin"ujar jihoon masih terus berlari
"Sama saja, mereka tak ada yang menjawab sama sekali"Butuh waktu satu jam untuk mereka turun bukit dan kini mereka harus berlari menuju peternakan yang letaknya cukup jauh dari kaki bukit.
Sudah lama jihoon tidak berlari kesetanan seperti ini terakhir ia ingat saat mengejar soonyoung dulu dan ia berhenti berlari saat renjun mengatakan sakit yang ia derita yang membuatnya tak boleh kelelahan bahkan stres berlebihan dan kini ia harus berlari untuk menyelamatkan salah satu orang yang ia bawa.
Anak panah yang melesat dihadapan matanya tadi membawa surat yang terikat rapi, andai saja isi surat itu adalah puisi indah jihoon tak akan mati panik seperti ini namun isi surat itu membuat ia harus meminta renjun lari turun bukit dengan cepat.
Ramai itu yang jihoon dan renjun lihat saat sampai peternakan yang mana datangnya mereka malah membuat pandangan benci menatap mereka terutama jihoon, jihoon tak peduli itu yang ia pedulikan ia dapat menemukan chenle karena bocah itu yang ada dalam surat panah itu.
"Untuk apa kau kesini?"ketua wonwoo tak suka pada kedatangan jihoon dan renjun
"Chenle...hah...hah...dimana chenle"ujar jihoon kelelahan berlari
"Untuk apa mencarinya dia aman bersama kami"timpal minghao sama ketusnya
"Katakan dimana dia aku ingin melihatnya"sahut jihoon
"Dia aman bersama kami jadi tak perlu sok peduli"sahut seungkwan semakin ketus
"KATAKAN SAJA DIMANA DIA DAN TUNJUKAN PADA KU BAJINGAN! DIMANA CHENLE!"Bentakan jihoon sontak saja membuat semua orang terdiam bahkan renjun sekalipun karena selama renjun mengenal jihoon baru kali ini melihat jihoon seperti ini.
"Chenle tidak disini Hyung, tadi pagi setelah semua berkumpul ia pamit untuk pulang"sahut guanlin
"Ah...bajingan! Renjun pastikan HT milik mu menyala dan jawab aku"Jihoon langsung berlari kembali menuju bukit dengan kencang karena demi apa pun ia harus menemukan chenle dan meninggalkan banyak orang yang bingung akan sikapnya.
Duduk diam terikat dan penuh luka pada pohon adalah hal yang tengah chenle rasakan saat ini, semua tubuhnya rasanya sakit niat awal untuk pulang malah berakhir terikat seperti ini.
Ingin rasanya chenle berteriak minta tolong namun ia sudah kelewat pasrah karena ia terikat jauh dari hutan terdekat, jika begini ia akan lebih tinggal bersama jihoon dan renjun dari pada Hao dan Jun.
"Ji Hyung...lele takut Hyung, mereka jahat Hyung"lirih chenle
Chenle tak tahu siapa yang membawa ia dan memukuli seluruh tubuhnya hingga seperti ini karena kepalanya tertutup oleh kain namun chenle mengingat perkataan mereka semua yang mana chenle masih tak mengerti itu semua.
"CHENLE!"
Suara teriakan yang chenle kenal terdengar ditelinga nya itu suara jihoon meski tak serumah chenle hafal suara jihoon.