Waktu berlalu dengan cepat pagi ini adalah hari pertama jihoon menjalani hidup meski ia sudah melepaskan setengah hari pada kemarin, menyibukkan diri diri di dapur membuat sarapan adalah hal yang tengah jihoon lakukan saat ini, jika bertanya kemana renjun jawabannya satu bocah rubah itu masih tidur.
Jihoon tak mau membangunkannya lebih cepat lagi pula jihoon tahu semalam renjun larut malam karena harus ke klinik untuk mengecek perlengkapan klinik yang ada padahal renjun mulai operasi bulan depan tapi sudah harus sering ke klinik tiga hari lagi.
Jihoon mendengar semua ocehan renjun yang mengomel belum lagi dengan beberapa orang yang memang berkerja di klinik dengan suka rela jadi renjun sedikit santai.
"Pagi Hyung"sapa renjun
"Pagi, nyenyak tidur mu?"tanya jihoon
"Ya cukup lah, dokter min sungguh cerewet masalah jadwal"
"Kapan kau mulai ke klinik?"
"Aku akhirnya ke sana jika memang ada kondisi mendesak saja"
"Lalu sekarang jadwal mu"
"Membantu mu membersihkan halaman belakang rumah yang sudah seperti hutan"
"Aku bantu ya"
"Terserah saja sih, aku tak memaksa...ini sarapan mu"Dua porsi sarapan cukup berat sebenarnya namun mengingat setelah ini mereka harus membersihkan belakang rumah jadi tak masalah, jihoon cukup mahir dalam memasak meski tak Sejago kekasih mantan sahabatnya dulu setidaknya makanannya masih bisa dikatakan layak makan.
Berbeda suasana dengan rumah soonyoung yang kini juga tengah melakukan sarapan sebelum mereka kembali ke ladang untuk bertani lumayan hasil tani bisa mereka titipkan pada kapal yang datang setiap bulan dan dibagikan untuk penduduk.
"Hari ini apa kalian ada jadwal?"tanya yoongi
"Aku kan membantu Hyung di klinik"ujar si paling muda"Park jisung
"Aku ada urusan di peternakan"sahut pemuda yang duduk di samping jisung lai guanlin
"Kau Jeno?"tanya yoongi
"Aku jatah keliling desa hari ini"sahut pemuda yang sibuk dengan makanan yang ada dihadapannya Lee Jeno
"Kau soon?"tanya pria yang duduk disamping yoongi, park jimin
"Ikut dengan Jeno mungkin hari ini tak ada kegiatan di perkebunan paling nanti sore hanya menyiram dengan air pupuk saja"sahut soonyoungJimin hanya mengangguk paham lagi pula sejak dulu memang soonyoung yang paling bebas melakukan apa saja yang penting dia senang, Jimin dan yang lain sepakat untuk membiarkan soonyoung melakukan apa saja karena satu alasan.
Sedangkan soonyoung sudah biasa seperti ini ya setidaknya selama sepuluh tahun ia tidak banyak di tuntut seperti dulu.
Suara ketukan pintu terdengar yang mana langsung membuat yoongi bangkit dari tempat duduk dan membuka pintu siapa sangka jika yang yoongi dapati adalah doyoung dengan taeil
"Maaf Hyung jika aku bertamu pagi-pagi"ujar doyoung
"Tak apa, kalian masuk dulu akan ku buatkan teh"ujar yoongi
"Terimakasih"Melihat doyoung dan taeil yang datang sontak saja membuat Jimin dan soonyoung juga bangkit untuk menemani tamu mereka dan membiarkan yang muda untuk melanjutkan sarapan mereka.
Yoongi datang dengan dua teh di nampan dan di persilahkan untuk doyoung dan taeil, sebetulnya untuk masalah ini jihoon yang harus mengatakannya namun melihat bagaimana reaksi mereka kemarin doyoung tak yakin dengan itu terlebih dalam rumah ini.
"Ada apa Hyung pagi-pagi kemari?"tanya Jimin
"Bukan aku yang ingin bertamu tapi doyoung"sahut taeil
"Ada apa?"tanya yoongi yang melihat doyoung ragu
"Hyung bisakah kalian mengajari mereka yang datang dengan kami mengenai menembak dan perlindungan diri"ujar doyoung
"Kenapa seperti itu, mereka hanya relawan kan?"tanya soonyoung
"Aku tak ada hak menjelaskan ini karena hanya jihoon yang paham mengenai ini yang ku tangkap mereka bukan relawan karena jihoon selalu mengatakan jika mereka dibuang kemari"sahut doyoung
"Lalu kenapa mengajari mereka perlindungan diri?"bingung Jimin
"Ya untuk perlindungan, jihoon meminta itu karena suatu alasan yang tak ku pahami, kalian bisa tanya langsung padanya jika ingin tahu sekali, aku hanya menyampaikan pesan itu dan renjun yang tinggal bersama jihoon kalian tak perlu mengajarinya karena jihoon sendiri yang akan mengajarinya hanya itu saja"ujar doyoung
"Nanti akan ku koordinasikan dengan namjoon dan seungcheol untuk mengajari mereka bersama anak-anak yang lain"ujar Jimin
"Terimakasih Hyung, aku dan taeil Hyung pamit sampai bertemu di klinik"pamit doyoungSepeninggal doyoung dan taeil pergi yoongi menatap sejenak Jimin sebelum kembali ke meja makan, Jimin tahu ada yang yoongi pikirkan karena Jimin tahu hanya yoongi yang paham bagaimana isi kepala jihoon.
Selesai sarapan seperti biasa Jimin akan mengantar yoongi ke klinik sedangkan dia ke kantor desa bersama namjoon dan yang lain, yoongi akan selalu berakhir seperti ini saat membahas jihoon bahkan saat jihoon mengkhianati mereka.
"Nanti petang aku, namjoon, seungcheol dan taeil akan menemui jihoon"ujar Jimin menghentikan langkah yoongi
"Jim"lirih yoongi
"Aku tidak tahu alasan kenapa dia kemari lagi setelah sepuluh tahun hidup enak di sana Yoon, tenang saja aku tak akan membentaknya"
"Mungkin kau tidak tapi yang lain? Jika doyoung saja sampai mengatakan harus jihoon yang mengatakannya berarti itu penting dan jihoon bukan tipe orang yang akan membuka itu semua dengan mudah"
"Aku akan cegah mereka untuk tidak marah"
"Jimin"
"Jihoon juga harus tahu aturan disini mengenai pembelot Yoon, aku jemput nanti sore"Jimin pergi meninggalkan yoongi yang masih berdiri di depan klinik, ini yang yoongi tak suka dari sistim disini bagi para pembelot mereka bisa saja bertindak gila meski itu bukan kesalahan orang itu.
.
.
.
Lelah itu yang jihoon rasakan saat ini karena ia harus membersihkan halaman belakang seorang diri karena renjun harus ke klinik panggilan darurat dari HT nya bahkan renjun pergi meninggalkan rumah dengan kesal.Yang saat ini jihoon lakukan hanya duduk santai di bawah pohon sebari menunggu ilalang yang tengah ia bakar habis dan kembali meneruskan pekerjaannya yang belum selesai.
Dari kejauhan soonyoung dan Jeno tengah memandangi jihoon yang tengah istirahat, mereka saling mengingat satu sama lain mengenai kenangan bersama jihoon.
"Tak ingin kesana Hyung?"tanya Jeno yang kini juga tengah memandang jihoon
"Untuk apa? Aku masih ingat bagaimana ia tega meninggalkanku saat aku dalam keadaan sekarat"sahut soonyoung santai
"Kalau aku boleh kesana?"
"Terserah kau sih, aku tidak peduli lagi pula kenapa kau masih saja berfikiran positif tentangnya?"
"Kau ingin dengar alasan ku?"
"Apa?"
"Dia bersama ku sejak aku lahir, bahkan marga Lee milik ku juga darinya"
"Dia ibu mu begitu?"
"Dia bukan hanya ibu tapi juga malaikat ku, dia menemukan ku saat usianya masih empat tahun dan dia merawat kami disaat dia juga harus merawat ibunya yang sekarat, bocah empat tahun mengurus tiga orang dengan kedua tangannya sendiri dan kau masih ingin menyuruh ku untuk membencinya? Aku tak bisa Hyung mau bagaimana pun makanan pertama yang ku makan darinya dan aku tahu dia orang yang seperti apa, aku kesana ya Hyung kau bisa pulang atau menemui yoongi Hyung di klinik atau Jimin Hyung di kantor desa"Jeno meninggalkan soonyoung yang masih termenung, Jeno benar soonyoung tak tahu seperti apa jihoon karena baru mengenalnya sebentar berbeda dengan jeno yang memang sejak datang selalu menempel pada jihoon.
Soonyoung perni meninggalkan tempat itu dan memilih untuk menuju kantor desa karena sebagian besar ada disana, intinya sekarang soonyoung masih belum bisa berdamai dengan dengan jihoon.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc