"kalian kenapa ada di depan pintu?"
Pertanyaan itu keluar dari mulut jihoon saat mendapati soonyoung dan semua anak-anak ada di depan rumahnya yang mana ini masih bisa dikatakan masih subuh bahkan chenle masih tidur di kamarnya.
Soonyoung dan yang lain langsung masuk mengikuti jihoon bahkan jaemin, haechan dan Han langsung masuk kamar renjun dan chenle untuk melanjutkan tidur sedangkan Jeno dan yang lain memilih tidur di ruang tamu.
"Harus datang kesini cuma pindah tempat tidur saja...masak apa pagi ini"ujar jihoon berjalan menuju dapur
Jihoon tak tahu apa yang terjadi kemarin setelah ia menceritakan asal usul bocah yang ia bawa dan berakhir pagi ini rumahnya penuh dengan manusia yang berjejer seperti ikan sedang di jemur.
Sibuk dengan acara membuat sarapan jihoon sampai tak sadar jika soonyoung sedari tadi duduk sebari memandangi jihoon yang sibuk kesana kemari, niat awal ia ingin datang seorang diri ke rumah jihoon tapi apa daya saat menuju rumah jihoon soonyoung malah bertemu dengan anak-anak yang bertugas tadi malam jadilah mereka membuntuti soonyoung dan berkahir tidur setelah sampai.
"Boleh aku minta kopi?"tanya soonyoung membuat jihoon menjatuhkan spatula yang tengah ia pegang karena terkejut
"Bisakah kau jika datang memberi tanda? Aku tak ingin mati dengan kasus serangan jantung"sahut jihoon kesal
"Memangnya kau punya penyakit jantung ji?"
"Ya tidak sih, tapi kan konyol kalau aku mati dengan kasus terkejut"
"Maaf"
"Huh?"Bingung tentu saja pasalnya jihoon tahu manusia seperti soonyoung sejak ia pertama bertemu dengan soonyoung sepuluh tahun lalu atau pun sekarang manusia ini tak pernah mengucapkan kata maaf selain kata 'aku tak akan mengulanginya lagi' sebagai ganti kata maaf, tapi ini yang barusan jihoon dengar adalah kata maaf sepertinya soonyoung habis terkena lemparan batu entah dari siapa sampai mengucapkan kata maaf.
"Kau bilang apa?"ujar jihoon memastikan
"Maaf"sahut soonyoung
"Untuk?"
"Maaf tak pernah tahu tujuan mu kemari, awalnya aku marah saat tahu mereka anak dari bagian sepuluh tahun lalu namun aku sadar tanpa mereka pulau ini sudah lama di ambil alih oleh para orang serakah itu"
"Tak apa, aku paham karen awalnya aku juga sama saat pertama kali mengetahuinya namun mengingat mereka termasuk korban aku jadi melihat diriku yang dulu saat hanya bersama adik-adik ku"
"Kau memaafkan kami ji?"
"Sejak aku datang aku sudah memaafkan kalian hanya kalian saja yang belum memaafkan ku...tolong bangunkan mereka semua satu jam lagi untuk sarapan dan ini kopi milik mu"Ya jihoon tak pernah marah pada mereka karena keputusan yang ia ambil dulu adalah keputusannya jadi ia juga siap menerima segala konsekuensinya termasuk dibenci oleh mereka.
Acara pagi mereka berjalan dengan lancar dan tentu saja membuat jihoon harus masak besar baru setelah itu tinggal ia menyuruh mereka untuk cuci piring jihoon tak ingin cepat lelah di pagi hari yang mana mengharuskan ia minum obat dari renjun lagi.
Hari semakin siang pekerjaan jihoon berkebun juga hampir selesai setelah ia memanen beberapa sayuran dan buah yang ia tanam dan hari ini ia dibantu oleh Jeno dan jaemin sedangkan renjun dan chenle sedang ke rumah doyoung untuk meminta beberapa barang yang mana jihoon sendiri tak tahu.
"Aku tak tahu ji Hyung pintar berkebun seperti ini?"tanya Jeno yang memang tak tahu bagaimana jihoon sepuluh tahun terakhir
"Hyung belajar, sepuluh tahun jauh dari mu membuat Hyung banyak mencoba hal baru salah satunya berkebun"sahut jihoon
"Hyung kenapa tidak mencoba tanam jamur?"tanya jaemin
"Jamur? Kau ingin makan jamur?"tanya jihoon karena jujur jihoon tak pernah berpikiran untuk menanam tumbuhan itu karena memang sedikit merepotkan.
"Sebetulnya ingin namun mengingat jamur mudah busuk jika dipesan jadi tidak jadi pesan"keluh jaemin
"Sabar ya, tunggu hujan dulu biasanya kalau sudah memasuki musim hujan jamur banyak tumbuh di hutan, nanti minta Jeno temani untuk mencari"sahut jihoon