..
Jennie dengan senang hati membawa nampan makanan untuk putrinya yang berharga.
Chaeyoung saat ini sedang duduk di sofa dengan santainya memegang ponsel, bermain game. Namun setelah bayi itu melihat Jennie datang dia segera menghela nafas dan wajahnya menjadi bosan.
"Sayang putriku yang berharga, waktunya makan."
Jennie dengan riang meletakkan nampan makanan itu di atas meja, kemudian duduk di sebelah Chaeyoung dan mulai membelai rambut putrinya dengan penuh kasih sayang.
"Aku sedang sibuk, aku akan makan nanti." Bayi itu menjawab dengan dingin, matanya masih terpaku pada permainannya.
"Kalau begitu bisakah aku yang memberimu makan?"
Jennie tetap membuktikan bahwa dirinya adalah seorang ibu yang sangat mencintai putrinya dengan sepenuh hati.
Dia adalah tipe seorang Ibu yang akan melakukan apa saja untuk putrinya yang walaupun bayinya memiliki temperamen yang buruk itu.
Tentu saja karena dia adalah seorang ibu yang baik jadi dia harus mengabdikan dirinya untuk anak-anaknya. Tapi alasan besar mengapa dia melakukan itu adalah dia ingin memenangkan hati putrinya, agar hati putrinya tergerak untuk memanggilnya Ibu.
Hanya dengan membayangkannya saja itu cukup membuat hati Jennie merasa bahagia.
Yah, mimpinya mungkin terlalu besar sehingga belum bisa menjadi kenyataan.
"Tidak perlu!" Chaeyoung menjawab dengan tegas.
"Bagaimana bisa kamu menjawab Ibumu dengan sedingin itu Kim Chaeyoung?" Jennie mulai marah.
Dia tidak habis pikir mengapa anak yang ada di hadapannya itu terlalu lancang seperti itu?
Jennie bahkan sudah melakukan begitu banyak hal demi dirinya, namun sikapnya masih saja seperti dia sangat membencinya.
Apa anak itu lupa bahwa dia adalah seorang Ibu, dia yang membawanya pulang, dia yang membesarkannya, dan dia yang mengajarinya.
Sebagai seorang anak, bagaimana dia bisa berperilaku begitu kurang ajar seperti itu pada ibunya?
"Nama belakangku Park."
Ekspresi Chaeyoung masih sangat dingin hingga membuat Jennie semakin naik pitam.
"Tapi aku yang membawamu pulang. Aku yang membesarkanmu, dan mengubahmu menjadi Kim. Kamu adalah putriku, itu tidak bisa disangkal!'" Teriak Jennie marah.
"Kamu masih kecil! Tidak mungkin aku menerima seorang anak-anak sepertimu sebagai ibuku. Itu tidak masuk akal."
Chaeyoung dengan tenang menjawab dan bangkit untuk pergi, tidak peduli seberapa marahnya Jennie saat itu.
Setelah anak itu berjalan beberapa langkah darinya, mata Jennie memerah semakin marah, lalu dia berteriak :
"Panggil aku Ibu sekarang, Chaeyoung!!!"
Chaeyoung mengerucutkan bibirnya lalu tersenyum, dia sama keras kepalanya dengan gadis yanng lebih tua, gadis kecil itu perlahan menjawab "Tidak. akan. pernah!"
Satu kalimat saja sudah cukup untuk membuat Jennie murka, dia mendengar darah di tubuhnya mendidih.
'Lagi pula, aku tidak ingin membesarkan anak yang keras kepala ini lagi. Aku akan pergi ke panti asuhan dan menemukan anak lain yang seratus kali lebih patuh daripada Chaeyoung untuk dibesarkan'
Dengan pemikiran itu, Jennie meraih pergelangan tangan anak itu, dan menyeretnya keluar lalu membanting pintu.
"Jika kamu tidak mau memanggilku Ibu maka jangan pernah pulang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Panggil Aku Ibu!!
Romance"Kim Chaeyoung, apakah kamu akan mati jika memanggilku ibu sekali saja? Ingat, akulah yang membesarkanmu dari kecil hingga dewasa!" "Nama belakangku Park, bukan Kim. Kamu bahkan bukan ibuku!" ..