2

1.1K 143 15
                                    

..

Kini Park Chaeyoung berusia 20 tahun, dan Kim Jennie 27 tahun.

Jennie sudah menjadi perempuan  dewasa dengan pekerjaan tetap. Tetapi kedewasaannya hanya terlihat pada penampilannya saja, karena nyatanya yang ada di dalam dirinya hanyalah masih seorang anak-anak. Dia suka dimanja, suka bersikap manis, dan bergantung pada Chaeyoung.

Sedangkan Chaeyoung sekarang terlihat seperti seorang gadis muda yang dewasa, selain belajar di universitas, dia juga bekerja membantu keluarga Kim di bagian manajemen, di waktu luangnya.

Dibanding dengan sifat kekanak-kanakan Jennie yang menolak untuk tumbuh dewasa, Chaeyoung kini lebih menonjol darinya dalam segala hal. Meski dia masih muda, dia sangat dewasa dalam berpikir dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang semua masalah, terutama sangat tajam dalam hal pekerjaan, itu sebabnya hampir setiap keputusan penting di perusahaan memiliki kontribusi atas idenya. Sebaliknya untuk sifat yang di miliki Chaeyoung agak dingin dan sulit untuk didekati, hanya mereka orang yang benar-benar dia sayangi yang memiliki kesempatan untuk melihat kelebihannya, biasanya jika bersama orang asing dia akan lebih suka diam.

"Kim Jennie, cepat sarapan dan berangkat ke kantor"

Pagi yang normal seperti hari biasanya, Kim Jennie yang masih tidur nyenyak dibangunkan oleh putrinya.

Gadis yang berada di tempat tidur masih malas untuk bergerak, dia juga diam-diam menunggu tindakan familiar berikutnya yang akan di lakukan oleh putrinya.

Chaeyoung menghela nafas, dia mendorong selimutnya ke samping dan menariknya untuk duduk, kemudian Jennie seperti biasa melingkarkan lengannya di leher putrinya, dan dengan nyaman menyandarkan kepalanya di dada putrinya. Aroma putrinya sungguh menyenangkan, hanya dengan menciumnya saja sudah membuat hatinya merasa manis.

Jennie tanpa sadar tersenyum.

"Selamat pagi, putriku yang berharga."

Jennie menggunakan matanya yang murni untuk melihat putri kesayangannya, tetapi Chaeyoung tidak membalas senyumnya, dia hanya menyernyitkan alis, persis dengan wajah yang sama ketika dia mendengar Jennie memanggilnya dengan sebutan itu.

"Cepat gosok gigi dan cuci muka, sarapanmu sudah siap."

Chaeyoung menarik dirinya dari Jennie dan bangkit untuk meninggalkan kamar.

"Apa kamu akan selalu bersikap seperti itu?"

Jennie cemberut, sedikit kesal. Lalu turun dari tempat tidurnya.

Putrinya yang berharga selalu terlihat sangat kesal setiap kali dia memanggilnya seperti itu.

Mengapa? Jennie pikir ketika dia dewasa mungkin dia akan mengerti dan menerima kenyataan bahwa dia adalah Ibunya, tetapi ternyata sebaliknya, semakin Chaeyoung tumbuh, dia semakin tidak patuh, lebih parahnya terkadang dia bahkan memperlakukannya seperti layaknya saudara perempuan. Bagaimanapun, Jennie telah bekerja keras untuk membesarkan seorang anak dan dia ingin mendengar kata Ibu darinya, yang lebih sulit daripada pergi ke Mars.

Kim Jennie yang sudah berpenampilan rapi kini berjalan keluar dari kamarnya, dan pergi ke ruang makan.

Chaeyoung sudah duduk di sana dengan semua makanan di atas meja yang dibuatnya sendiri. Hal ini sedikit menjadi penghiburan bagi Jennie, dia memang telah bekerja keras menjadi seorang ibu untuknya dan sekarang tibalah dimana akhirnya dia menerima balasan dengan makanan enak yang di masak langsung oleh putrinya sendiri.

Karena itulah suasana hatinya menjadi tenang sejenak.

"Apa kamu akan datang ke kantor denganku hari ini?"

Panggil Aku Ibu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang