..
Di pagi harinya, Jennie menunggu seseorang membangunkannya tetapi tidak ada, Jennie sedikit kesal dan menendang selimutnya, kemudian duduk. Ketika dia melihat putrinya yang berharga masih berbaring di tempat tidur dengan nyenyaknya, dia cukup terkejut. Chaeyoung tidak biasanya tidur sampai jam siang. Karena Jennie merasa aneh jadi dia mengulurkan tangannya dan dengan lembut mengguncang bahu chaeyoung. Perasaan pertama yang dia dapat dari tubuhnya adalah rasa panas, sangat panas sampai terasa membakar tangannya.
'Apa dia sakit? Ini pasti karena dia tidur di lantai semalaman, Ya tuhan dia sakit gara-gata aku!' Jennie menyalahkan dirinya sendiri karena sudah menyebabkan putrinya yang berharga demam tinggi.
"Chaeyoung, bagaimana perasaanmu?"
Chaeyoung mendengar suara yang familiar itu, jadi dia mencoba membuka matanya untuk melihat.
Tenggorokannya terasa kering, kepalanya berat, dan anggota tubuhnya juga seperti tidak memiliki kekuatan.
"Aku baik-baik saja, kamu cepatlah bersiap, nanti terlambat."
Jennie bersumpah.
"Apa yang akan aku lakukan di sana? putriku sedang demam tinggi di rumah, aku tidak bisa bekerja begitu saja, aku harus tinggal di rumah untuk merawatmu!" Jawab Jennie.
Dia segera melompat dari tempat tidurnya, dia menarik laci mencari termometer untuk melihat seberapa demam putrinya yang berharga itu sekarang.
"Ah ini dia!"
Jennie senang menemukan apa yang dia cari kemudian dia pergi untuk memeriksa putrinya yang berharga.
Setelah satu menit dia mengeluarkan termometer itu darinya dan hampir saja Jennie pingsan ketika melihat demam putrinya yang mencapai 39,5 derajat.
'Ya Tuhan! Aku adalah ibu yang kejam, bisa-bisanya menyakiti putrinya sampai demam tinggi seperti ini. Jika dia memiliki takdir buruk bagaimana? siapa nanti yang akan merawatku? Tidak bisa! Dr. Jung harus dipanggil agar aku bisa menyelamatkan nyawa putriku yang berharga.'
"Bayi sayang, putriku tunggu aku sebentar, aku akan memanggil Dr. Jung untuk segera mengobatimu"
Melihat Jennie yang sekarang panik mencari telepon untuk memanggil Dr. Jung membuat Chaeyoung terkekeh lemas di tempat tidur. Jennie memang selalu seperti itu, bahkan jika Chaeyoung mengiris tangannya sedikit saja, itu akan berdampak buruk untuk dirinya sendiri karena terlalu mengkhawatirkannya berlebihan, dan ketakutan yang berlebihan.
15 menit kemudian, di bawah 10 panggilan yang terus menerus dari Kim Jennie, Dr. Jung hadir, dia memberi Chaeyoung suntikan penurun demam, lalu memberikan beberapa obat lainnya kepada Jennie untuk di berikan ke putrinya setelah makan.
Kim Jennie tentu saja akan menurut.
Setelah Jennie mengantar Dr. Jung keluar dari rumahnya, dia segera berlari ke kamarnya.
"Chaeyoung, apa kamu ingin memesan makananmu sekrang? Apa yang ingin kamu makan?"
Dia duduk di pinggir tempat tidur dan mengambil tangan Chaeyoung yang panas, bertanya dengan ramah.
"Aku tidak mau makanan luar, tolong masakkan aku bubur saja"
Chaeyoung tahu bahwa Jennie tidak bisa memasak, tapi dia pikir bahwa bubur cukup sederhana untuknya jadi dia pasti bisa memasaknya.
Jennie menelan ludah dengan susah payah, dia juga menyeka keringatnya yang mengalir keluar.
Ini akan menjadi sedikit sulit untuknya.
Tapi tidak apa-apa, hanya untuk putrinya yang berharga dia akan mencobanya. Juga, sepertinya bubur terlihat cukup mudah, ditambah dia telah melihat Chaeyoung memasaknya beberapa kali sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panggil Aku Ibu!!
Romance"Kim Chaeyoung, apakah kamu akan mati jika memanggilku ibu sekali saja? Ingat, akulah yang membesarkanmu dari kecil hingga dewasa!" "Nama belakangku Park, bukan Kim. Kamu bahkan bukan ibuku!" ..