8

675 110 13
                                    


..

Di tengah malam, Jennie terus memeluk dada kirinya yang berdetak aneh. Itu membuatnya tidak bisa tidur.

Dia memegang pipinya, dan itu masih panas. Dia juga tidak tahu mengapa dia tenggelam dalam emosi yang tidak terkatakan itu. Dia melirik Chaeyoung, dia sudah tidur.

"Apa kamu hanya akan berbaring di sana dan terus berguling sampai pagi?"

Jennie terkejut ketika orang lain di sebelahnya bertanya. Ternyata dia belum tidur.

Chaeyoung membuka matanya untuk menatapnya, dengan ekspresi sedingin biasanya.

"Aku tidak bisa tidur" Jawab Jennie.

Chaeyoung sudah terbangun karena serangkaian gulingan dari gadis di sebelahnya, awalnya dia tidak ingin membuka mata, dia hanya berbaring di sana dan terus mengamati bagaimana Jennie akan mengatasinya. Namun setelah lebih lama dia menyadari bahwa jika dia tidak angkat bicara, mungkin Jennie akan begadang sampai pagi, jadi dia memanggilnnya.

"Sini, mendekat."

Chaeyoung menepuk tempat di sebelahnya lalu memberi isyarat agar Jennie bergerak, dia ragu sejenak lalu dengan patuh meringkuk di pangkuannya.

Masih hangat seperti dulu. Tetapi baru hari ini Jennie memperhatikan detak jantung putrinya yang berharga. Itu berdetak cukup cepat, kalau dibandingkan dengan detak jantungnya saat ini, sepertinya hampir sama.

"Tutup matamu."

Suara Chaeyoung seperti perintah untuk Jennie, tanpa sadar dia mengikuti kata-katanya, dengan patuh menutup matanya. Putrinya yang berharga memeluknya dan menepuk punggungnya untuk membuatnya merasa lebih baik.

"Chaeyoung, apakah gadis yang ada di gerbang sekolah tadi pagi adalah gebetanmu?"

Jennie merasa tidurnya sudah dekat tapi masih mencoba bertanya.

"Bukan"

Hanya menunggu jawaban itu, Jennie tanpa sadar menghela nafas lega, seolah-olah dia baru saja dibebaskan dari sesuatu. Hal ini membuat Chaeyoung sedikit bingung.

"Jadi siapa yang kamu sukai? Katakan padaku.."

Setelah menanyakan pertanyaan itu, Jennie tertidur, Chaeyoung menatap wajahnya, dan tanpa sadar tersenyum. Dia membelai rambutnya, sambil mendengarkan napas yang tenang dan stabil dari yang lebih tua.

"Aku menyukaimu.."






..

Hari ini, Jennie pergi ke perusahaan dengan putrinya yang berharga, itu jelas membuatnya sangat bahagia. Dia berjalan melewati LaLisa, namun disaat dia akan memberi senyuman kebanggaan yang lain malah berbicara lebih dulu.

"Kekasihmu datang, dia sedang memegang sebuket mawar besar dan menunggumu di dekat pintu."

"Kekasihh?"

Mata Jennie melebar, dia tidak mengerti siapa yang Lisa Maksudkan, tapi putrinya yang berharga mungkin mengerti. Ekspresinya langsung berubah menjadi gelap, dia melepaskan tangan Jennie dan berjalan sendirian ke kantor depan.


"Kim Jennie seprtinya kali ini kekasih dan putrimu akan berperang, dan sepertinya kamu akan dibuat gila untuk membereskan mereka."

Lisa tersenyum sambil menepuk pipinya lalu pergi.



..

Ketika Chaeyoung sampai di pintu depan, dia melihat seorang pria tengah berdiri di sana, dengan karangan bunga mawar yang besar di tangannya.

Chaeyoung melihat ke arah orang lain itu. Ternyata benar seperti yang dikatakan Jennie sebelumnya bahwa orang itu sangat peduli dengan penampilannya, dia juga tahu caranya berdandan.

Panggil Aku Ibu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang