..
"Baby Chaeyoung-a aku sangat merindukanmu. Aku sangat senang kamu kembali"
LaLisa sudah mendengar kabar dari Jennie bahwa Chaeyoung telah kembali dan langsung menemuinya di keesokan harinya.
Begitu Lalisa melihat teman lamanya, dia langsung mengabaikan Jennie, dan dengan cepat bergegas memeluk Chaeyoung, tersenyum lebar hingga matanya menyipit.
"Oke, lepaskan, aku tidak bisa bernapas."
Chaeyoung mendorong Lisa menjauh, dan tersenyum pada gadis itu.
Lalisa sudah banyak berubah dibandingkan tahun sebelumnya, lihatlah penampilannya juga jauh lebih feminim, namun sifatnya tetap tidak berubah sama sekali.
"Ayo, duduk, aku ingin bicara denganmu."
Lalisa meraih tangannya dan menariknya ke sofa terdekat.
Sebelum memulai cerita Lisa menatap Jennie, dan dengan angkuh mengucapkan sebuah kalimat :
"Mengapa kamu hanya berdiri di sana menatapku? Bukankah jika ada seorang tamu harus di bawakan minum? Ambilkan aku segelas air, Nona Kim."
Jennie menatapnya dengan mata terbelalak, dia berniat untuk bereaksi kasar terhadap sikapnya yang tidak menyenangkan itu, tetapi seseorang mengedipkan mata ke arahnya. Membuat dia tidak membantah, dan mengangguk untuk pergi ke dapur.
"Apa yang baru di Australia beberapa tahun terakhir? Apa kamu bertemu gadis lain? Aku sudah di sini setiap hari menunggu kabar baik darimu, tapi kamu bajingan yang tidak bermoral bahkan tidak mau meneleponku."
LaLisa mencoba untuk menyalahkan, tetapibl sebenarnya dia hanya ingin menyelidiki situasi, dan dia perlu mengetahui segalanya untuk dapat menjalankan rencana di dalam hatinya.
"Maaf, aku benar-benar sibuk di Australia jadi aku tidak bisa menelepon siapa pun dan aku tidak mengenal siapa pun, Park Chaeyoung masih menjalani kehidupan lajangnya yang bahagia"
Chaeyoung menjawab dengan tenang.
"Kamu bilang melajang itu menyenangkan? Ya tuhan apa Kamu masih tidak bisa berhenti menjadi manusia membosankan? Bahkan Kim Jennie memiliki orang-orang yang memperhatikannya, tapi kamu masih keras kepala bertahan dalam situasi kesepian seperti itu."
Lalisa melihat sedikit kesedihan di mata Chaeyoung setelah kata-katanya, tetapi
dia tidak bereaksi sekeras tahun-tahun sebelumnya, dia hanya terenyum tipis. Mungkin Chaeyoung juga telah meramalkan sesuatu sebelum dia kembali.Ya ampun, anak ini sangat menyedihkan. Sejenak, Lisa merasa dia agak menyesal.
"Itu urusanku, kamu tidak perlu khawatir."
Lisa menahan desahannya dan melingkarkan lengannya di bahu Chaeyoung, tersenyum cerah untuk menghibur.
"Aku sudah menganggapmu sebagai saudaraku, jadi bagaimana mungkin aku tidak peduli. Oke begini, kebetulan aku punya sepupu, dia sangat cantik dan manis, aku akan memperkenalkannya padamu. Tenang dewa cintamu ada di sini, jadi biarkan LaLisa Manoban ini membantumu untuk membuat hidupmu tidak membosankan lagi nanti"
Chaeyoung tak sempat menolak setelah mendengar hal itu, saat Mina tampak menariknya menjauh dari Lisa.
"Hey Kekasihnya ada disini, jadi jangan coba-coba menjodohkan Chaeyoung dengan siapapun."
"Jodoh Chaeyoung adalah aku, dia tidak butuh bantuanmu. Tidak peduli siapa yang mendekati kekasihku, aku pasti akan memutuskannya."
Lalisa pernah mendengar Jennie berbicara tentang sepupunya melalui telepon tetapi masih sedikit terkejut. Mina adalah seorang gadis dengan temperamen yang aneh. Namun, bagaimana mungkin Lalisa takut padanya, dia langsung berdiri, dengan terang-terangan membawa Chaeyoung kembali dan mendorongnya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panggil Aku Ibu!!
Romance"Kim Chaeyoung, apakah kamu akan mati jika memanggilku ibu sekali saja? Ingat, akulah yang membesarkanmu dari kecil hingga dewasa!" "Nama belakangku Park, bukan Kim. Kamu bahkan bukan ibuku!" ..