..
Pagi-pagi sekali, ketika Lalisa tiba di perusahaan dia melihat Jisoo memegang sebuket bunga mawar dan pergi ke ruangan Jennie. Dia dengan marah mengikutinya.
Jisoo mengetuk pintu ruangan, lalu setelah mendengar kata "Masuk" dari Jennie dia segera berjalan masuk.
"Ah, Jisoo Unnie"
Mata Jennie berbinar saat dia melihat orang di depannya. Matanya tertuju pada buket bunga di tangannya, dia menjadi sangat bersemangat ketika memikirkan bahwa Jisoo akan memberikan itu untuknya.
Pada saat itu, Chaeyoung juga berada dikantornya, dan tentu saja melihat saingan cintanya melakukan hal bodoh itu, dia menjadi kesal. Dia mengerutkan kening, dan diam-diam ingin melihat apa yang akan dilakukan gadis lain itu selanjutnya.
"Aku ingin memberikan ini padamu, pagi ini aku melewati toko bunga, dan aku langsung memikirkan kecantikan mu Jendeuk, jadi aku memutuskan
untuk membelinya untukmu. Selamat pagi."Jisoo tersenyum lembut dan memberikan bunganya.
Jennie mengambilnya tanpa memperhatikan mata Chaeyoung yang sudah berbentuk peluru yang diarahkan kepadanya.
Bisa dimengerti jika dia tenggelam dalam moment manis yang di buat Kim Jisoo. Ya, bagaimana dia bisa peduli dengan hal lain.
Chaeyoung tahu Jennie suka orang yang manis dan romantis, tetapi dia tidak pernah berharap dia akan menyukai kata-kata murahan seperti itu.
Dia memang tidak pernah bisa mengucapkan beberapa kalimat seperti Jisoo, hanya karena dia memang adalah orang yang sangat praktis.
Tapi ngomong-ngomong tentang Jennie kenapa dia begitu cepat lupa, kemarin dia berjanji untuk membatasi keintimannya dengan Jisoo, tapi lihat apa yang di lakukannya hari ini ? Chaeyoung benar-benar tidak punya cara untuk menelan kemarahan ini!
"Terima kasih, bunganya ini sangat indah."
Jennie tersenyum melihat Jisoonya.
"Chaeyoungku~" LaLisa tiba-tiba masuk, dia mengabaikan dua orang romantis lainnya dan langsung duduk di pangkuan Chaeyoung.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Kata Chaeyoung. Lalisa hanya memeluknya dan itu membuat Chaeyoung sedikit
tidak nyaman. Saat dia hendak mendorongnya menjauh, Lalisa berbisik di telinganya."Jika kamu ingin mendapatkan Jennie kembali, maka kamu harus patuh bekerja sama denganku"
Di sisi lain Jennie tidak lagi tertarik dengan bunga nya lagi.
Dia memelototi pemandangan mengerikan yang ada di depannya dan menghela nafas putus asa.
Pagi-pagi sekali, rubah datang mengunjungi putrinya yang berharga lagi.
"Aku ingin tahu pekerjaan macam apa yang dilakukan staf kebersihan hingga membuat ruangan disini penuh mual?"
Jennie melambaikan tangannya dan berkata tanpa tujuan.
"Jika baunya membuatmu mual, gunakan saja aroma bunga di tanganmu itu untuk menghilangkannya."
Lalisa juga tidak bisa menahan diri, dengan cepat berbalik padanya.
"Hei Lalisa, ini kantorku, kalau kalian berdua mau berpelukan, dan tarik menarik lakukan di tempat lain!"
Jennie marah saat melihat lengan Lisa melingkari leher Chaeyoung dan lihat bahkan Chaeyoung tidak bereaksi sama sekali.
"Apa kamu juga tahu bahwa ini adalah kantor? Jadi jika kamu ingin memberi bunga, pergilah ke tempat lain dan berikan!"
Perang akan segera pecah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Panggil Aku Ibu!!
Romance"Kim Chaeyoung, apakah kamu akan mati jika memanggilku ibu sekali saja? Ingat, akulah yang membesarkanmu dari kecil hingga dewasa!" "Nama belakangku Park, bukan Kim. Kamu bahkan bukan ibuku!" ..