CHAPTER 2

6.5K 588 15
                                    

HAPPY READING

Gheva mendudukkan Lova di pangkuannya, kini keduanya berada di roftoof. Tangan kekar itu mengelus pipi putih Lova dengan lembut.

Menarik sang pacar ke dalam pelukannya, lalu mengecup puncak kepala Lova bertubi-tubi.

Mata tajam itu menghunus ke depan, tidak ada yang tau apa yang di pikirkan oleh seorang Ghevariel Kalangga. Cowok tampan itu sangat pandai dalam menyembunyikan ekspresi nya.

Lova mendonggak 'kayaknya udah bel, Riel ayo ke kelas'

Gheva menggeleng "di sini aja, guru rapat" jawabnya

Lova mengangguk, cewek itu hendak turun namun di tahan Gheva "kenapa?"

'Aku mau duduk Riel'

"Disini aja" tukas Gheva, cowok itu menahan pinggang ramping Lova

'Nggak Riel, aku nggak nyaman'

Gheva terkekeh geli di mana hal tersebut membuat Lova memandang Gheva tak berkedip "mulai sekarang, biasain okay"

Gheva kembali menarik Lova, menyandarkan cewek itu di dada bidangnya. Tangan Gheva tak henti-hentinya mengelus lembut puncak kepala Lova.

Merasakan nafas teratur dari Lova, Gheva menunduk, cowok tampan itu mencium lembut kening Lova. Tangannya kembali membelai pipi putih itu "Have a nice dream, Dear"

Brak!!

"YO WASSAP BRO, KEMBALI LAGI DENGAN SAYA ARKANDIKA DISINI, ADA YANG INGIN KALIAN TANYAKAN?" cowok dengan penampilan urakan itu menyengir ketika mendapat tatapan tajam dari Gheva.

"Hehehe, mulut gue emang nggak bisa di rem. Besok ganti mulut gue" cengirnya dengan dua jari terangkat

"Goblok sih, goblok kok di pelihara. Nggak liat Dea tidur" pungkas seorang cowok dengan bandana hitam di kepala nya.

"Kan kita datang dari belakang, jadi nggak liat Dea tidur" jawabnya dengan bibir cemberut.

Plak!!!

"Jijik anjir" cowok degan mata sipit khas orang Jepang itu mendelik jijik.

"Jahat kalian jahat"

"Lebay"

Ryu menatap Dea yang tertidur pulas "pipinya masih merah, nih gue bawain salep" ujarnya dengan melemparkan salep itu ke arah Gheva.

"Sialan emang si Caca coklat, main tampar aja dia kira nggak sakit apa" geram Arka, tangan cowok itu meninju-ninju sekan-akan ada Aca di hadapannya.

"Jangan main kasar sama cewek, Dea nggak suka itu" celetuk Sakti sembari memperbaiki bandana hitam di kepalanya.

Gheva yang selesai mengoleskan salep di pipi Dea memandang ke-tiga sahabatnya "balas aja nggak papa, tapi jangan sampai Lova tau"

"Udah gue bales" ujar Ryu, cowok itu membuka kancing baju bagian atasnya.

"Wahhhh, kapan, jam berapa, detik berapa, manit berapa, hari apa, ta--...."

Plak!!!

Sakti menggeplak kepala Arka kuat "lo goblok banget sumpah, dosa apa gue punya sahabat modelan lo anjir"

"Sakit Asu" Arka meringgis, matanya memandang sinis Sakti

"Nggak papa, biar otak lo bener dikit" sambar Ryu dengan nada santai

Gheva memutar bola matanya malas, bosan melihat perdebatan mereka yang tak pernah habis setiap harinya. Benar kata Sakti, dosa apa ia mempunyai sahabat seperti mereka.

RIELOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang