CHAPTER 16

1.8K 171 7
                                    

HAPPY READING

Lova duduk di kantin bersama Arka, sementara di hadapannya ada Ryu. Sakti? Cowok itu yang memesan makanan.

"De, lo putus sama Gheva?" tanya Arka hati-hati.

Lova menoleh, ia tersenyum.

'Nggak'

"Lah terus? Jadi si Bos selingkuh?" Arka menganga tak percaya "wah brengsek juga si Bos" geramnya.

"Nih makan," sebuah nampan besar yang berisi empat mangkok mie ayam terletak di atas meja. Sakti menoleh mengambil nampan yang berisi minuman di tangan pelayan kantin, ia tersenyum sembari mengucapkan terimakasih.

"Jangan banyak-banyak." cegah Ryu, ia mengambil sambal di tangan Lova. Membuat gadis cantik itu cemberut lucu.

"Nanti sakit perut De, jangan yah. Gue kasih susu kontak ntar sebagai gantinya," tawar Ryu.

Lova mengangguk antusias, mata nya berbinar cerah, gadis cantik itu mulai memakan mie ayamnya dengan khidmat. Namun, netra matanya menatap sepasang netra tajam seseorang, ia terkekeh geli.

****

Lova mencuci tangannya di wastafel, gadis cantik itu memandang cermin, kemudian mengambil tisu, ia mengelap tangannya lalu membuang tisu itu di kotak sampah.

Kedua tangannya bergerak merapikan tatanan rambutnya yang sedikit berantakan, netra matanya menatap seseorang yang baru saja masuk ke toilet, ia terkekeh kecil.

Tak lama seseorang itu pun keluar, kemudian berdiri di samping Lova.

"Sejauh apa pun perubahan alur, yang di takdirkan bersama akan tetap bersama," netra gadis itu menatap Lova sekilas "begitupun peran, antagonis tetaplah antagonis, dan protagonis tetaplah protagonis. Yang mati akan tetap mati, dan yang bahagia akan tetap bahagia di akhir cerita"

Setelah mengatakan itu, ia berlalu pergi. Meninggalkan Lova yang menatap kosong ke arah cermin.

"Dia ... Tau?" gumam nya "tapi bagaimana bisa?"

"Dia memang asli, atau dia jiwa yang sama kayak gue?"

"Deby Deby Deby, apa yang lo ketahui tentang novel Transmigrasi Aca," ucap nya.

Gadis itu tersenyum sinis, "ya kita lihat saja, apa perkataan lo tadi tepat sasaran atau malah sebaliknya. Selama ada gue di sini, jangan harap alur novel itu berjalan sesuai aslinya."

"Apa dia lupa? Novel asli merupakan Rielova bukan?" kekehnya.

Mendegus kasar, ia kembali memasang wajah polos lemah lembutnya, gadis itu kembali ke kelas di sambut oleh tatapan tajam Gheva.

Lova mengalihkan pandangannya, ia segera duduk di kursinya tanpa menoleh menatap Gheva.

Huh, tatapannya bikin merinding.

Tak lama Lova duduk, guru mata pelajaran selanjutnya pun masuk, gadis itu terus saja berpura pura sibuk, ia benar-benar mengacuhkan Gheva.

Tunggu hukuman mu sayang.

.
.
.
.

Bel pulang berbunyi, saat hendak bangkit dari kursinya, Lova menunduk, "antar dia pulang, honey." bisiknya lembut dan segera mendapatkan tatapan datar dari Gheva.

Lova tak menghiraukannya, ia memakai tasnya kemudian berjalan keluar mengikuti yang lain, meninggalkan Gheva yang sudah seperti kebakaran jenggot sekrang.

"Pulang." satu kata dari Gheva membuat Aca mengangguk antusias, ia tersenyum sembari mengapit lengan kekar laki-laki itu.

"Aku senang kamu udah mulai nerima aku Ghev," celetuknya di tengah perjalanan, Deby yang berada di raga Aca tak berhenti tersenyum bahagia, ia pikir alur novel akan berjalan dengan semestinya tidak akan ada yang berubah, ia dan Gheva akan hidup bahagia nantinya.

RIELOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang