CHAPTER 15

3.7K 361 25
                                    

HAPPY READING

Lova membuka kedua matanya, hal pertama yang ia lihat adalah wajah tampan Gheva.

"Ck, tidur aja ganteng. Nggak adil banget sumpah" ujarnya dengan decakan kesal, tapi berbeda dengan matanya yang menatap Gheva dengan tulus.

Cewek cantik itu bangun, dengan perlahan ia menyingkirkan tangan Gheva yang memeluk pinggangnya erat. Setelah berhasil Lova segera menuju kamar mandi, dengan seragam sekolah di tangannya.

Lima belas menit berlalu, Lova telah selesai. Cewek cantik itu terkikik melihat Gheva yang masih tertidur pulas.

Dengan perlahan ia berjalan mendekati Gheva, tangannya terulur mengelus rambut tebal milik Gheva "Riel, bangun!" tukasnya

Tak ada respon, malahan cowok itu semakin tidur nyenyak. Apa lagi elusan tangan Lova di rambutnya.

"Ayo bangun Riel, ntar kita telat."

Lova menghela nafas pelan ketika tak ada tanda-tanda Gheva akan bangun. Ia lalu duduk di pinggir kasur, kini tangannya beralih menepuk pelan pipi Gheva.

"Wake up sayang, masa kalah sama ayam. Ayam aja udah bangun duluan" ujarnya

Masih tidak ada respon, namun tak lama cowok itu menggeliat kecil. Perlahan ia membuka matanya.

Gila, baru nyadar gue. Bulu matanya lentik amat, gue yang cewek aja kalah. Batin Lova menganga takjub

"Udah pagi?" tanya Gheva dengan suara serak, khas seseorang yang baru bangun dari tidurnya.

"Hemm, makannya ayo bangun. Ntar telat, aku mau masak bentar buat sarapan" ucap Lova, ia lalu bangkit menuju dapur.

Sedangkan Gheva menarik nafas dalam, baru saja ia bangun tidur dan mendapat panggilan sayang dari kekasihnya. Senyum Gheva tak kuasa ia tahan.

"Shit, gue baper sialan"

Takut Lova menunggu lama, dengan segera ia bergegas. Mengambil sebuah paper bag yang di antar oleh orang suruhannya kemarin, lalu masuk ke dalam kamar mandi.

.
.
.
.

"Sayang"

Lova menoleh, ia menatap Gheva yang sudah siap dengan seragamnya.

"Sini, sarapan dulu." ujarnya

"Masak apa?"

"Nasi goreng, semua bahan masakan aku udah habis" jawab Lova, tangannya meletakkan nasi goreng di hadapan Gheva, tak lupa dengan segelas air putih.

"Nanti pulang sekolah kita beli ya" sahut Gheva

"Nggak usah, aku belum punya uang"

Nampak, kening Gheva mengernyit tak suka "uang aku ada"

Lova berdehem, cewek itu menelan makanannya "itu uang kamu bukan uang aku, aku nggak mau ngerepotin kamu"

"Semua milik aku itu juga milik kamu"

"Nggak gitu lah" sanggah Lova

"Kenapa? Kamu pacar aku"

"Kan baru pacar, bukan istri ada kemungkinan berbeda takdir di masa depan"

Pergerakan Gheva yang hendak menyuap berhenti, sungguh ia tak suka dengan perkataan yang keluar dari bibir mungil Lova. Cowok itu terkekeh pelan "mau dulu, sekarang, ataupun di masa depan kamu tetap milik aku Lov!" tekannya dengan aura yang dingin.

Lova tersenyum canggung, sepertinya ia salah bicara "udah habisin gih makannya, ntar telat lagi. Ingat, kita punya misi" ucapnya

Gheva tak menjawab, tapi cowok itu menurut. Sesekali matanya menatap Lova yang fokus dengan makanannya dengan sorot mata yang obsesi.

RIELOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang