CHAPTER 22

1.1K 126 13
                                    

HAPPY READING

"Aca!"

"Aca! Kamu dengar Ayah?"

Aca mengerjab, ia sedikit tersentak, gadis itu kembali ke dunia nyatanya. "Maaf Om, mungkin Om salah orang, saya nggak kenal Om!" tekannya.

Gue nggak tau kenapa alurnya bisa gini, Aca bukan anak kandung Mama Viona dan Papa Haris, padahal di novel tertulis jelas kalau gadis ini anak kandung merek-...

Aca menatap pria paruh baya di hadapannya ini yang memasang wajah marah namun juga kecewa.

Di novel cu-cuma di tulis kalau Aca anak tunggal kaya raya, nggak tau status nya anak kandung atau bukan. Batin nya was-was.

Tapi Aca ada kemiripan sama Papa Haris, pasti dia bohong! Batinnya lagi dengan penuh keyakinan.

"Kamu kenapa? Apa yang terjadi sama kamu selama ini? Sampai-sampai kamu melupakan Ayah mu sendiri." ucap Alex dengan geraman rendah.

"Saya benar-benar nggak ken-"

"Ayah, tunangan Aca susah banget di dekatin. Malah dia lebih milih cewek bisu itu, padahal di lihat dari manapun jelas Aca lebih dari segalanya, apa lebihnya cewek bisu sialan itu huh! Mana teman-teman sekolah nggak suka sama Aca, harusnya mereka itu jadiin Aca idola mereka, secara Aca itu cantik dan kaya."

Suara voice note yang terdengar dari handphone pria itu memotong perkataan Aca,  gadis itu tertegun mendegar suara nya yang mengadu dengan nada manja.

"Kamu masih menyangkal? Padahal baru beberapa bulan lalu kamu mengadu pada Ayah." jelas Alex, ia menghadapkan layar handphone nya ke arah wajah Aca.

Tertera dengan jelas berbagai panggilan suara, panggilan video, chat-chat yang panjang, dan voice note dari masing-masing orang. Manik Aca bergulir, melihat name kontak di sana, 'putriku'

Kedua tangan gadis itu gemetar, ini asli bukan editan. Pria di hadapannya ini benar-benar ayah kandung pemilik asli, wajahnya memucat, bagaimana bisa? Apakah Mama Viona berselingkuh dari Papa Haris?

"Sepertinya kamu ada terbentur sesuatu, untuk itu datanglah kembali besok ke restoran ini, Ayah akan menceritakan semuanya, Aca." ujar pria itu, ia menatap wajah pucat putrinya.

Jiwa Deby jelas terguncang, ini suatu hal yang benar-benar mengejutkannya. Gheva sudah mulai jatuh ke dalam pesonanya, ia pikir setelah ini kisahnya akan happy ending, tapi ternyata ada masalah baru yang bahkan jauh lebih besar.

Patah-patah Aca mengangguk, "ka-kalau begitu, saya permisi dulu." tanpa menunggu jawaban Alex ia segera berlalu pergi, yang untungnya tidak lagi di tahan oleh pria itu.

Alex hanya menatap punggung putrinya, tidak ada niat untuk menanyakan keadaan gadis itu lebih jauh. Toh, jika sakit orang tua angkatnya sangat menyayangi nya. Jadi khawatirnya tidak di perlukan.

Disisi Aca, gadis itu masih syok. Ia menarik napas dalam dan mencoba tersenyum dengan baik. Kakinya kembali melangkah setelah berhenti sejenak untuk menenangkan diri, di lihatnya Gheva sudah memakan pesanan mereka tadi.

"A-aku lama ya? Maaf." lirih Aca saat tiba di sana, gadis itu mendudukkan dirinya di kursi.

Gheva menggeleng sebagai jawaban. Cowok itu menelan makanan nya. "Makan aja langsung." tukasnya. Meski heran melihat wajah Aca yang pucat pasih, dirinya hanya acuh tak acuh, toh itu bukan urusannya.

Dengan pelan Aca mulai makan, rasa laparnya menguap begitu saja. Ia melamun memikirkan pertemuan nya dengan ayah kandung pemilik asli.

Bagaimana ini? Apa yang harus ia lakukan jika kehadiran ayah kandung nya itu adalah hal terburuk.

RIELOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang