CHAPTER 11

3.7K 318 8
                                    

HAPPY READING

Lova celingukan, cewek itu menatap kursi kantin yang sudah penuh oleh para manusia manusia yang kelaparan.

Ia menghela nafas pelan, rasanya panas dan sesak. Jika bukan karena ia yang lupa membawa bekal, Lova tidak akan pernah menginjakkan kakinya di sini.

Tidak makan bisa-bisa nanti ia pingsan, jadi Lova terpaksa menuruti keinginan cacing di perutnya itu.

Puk!!!

Cewek itu terlonjak kaget ketika seseorang menepuk bahunya. Dengan segera ia berbalik, menatap sang pelaku 'Ryu?'

Ryu mendengus, cowok itu menyentil kening mulus Lova "panggil gue Abang De!" titahnya

Tak mempermasalahkan nya, Lova pun mengangguk.

"Lo mau makan apa? Biar dua curut yang pesenin. Di sini sesak, panas lagi. Lo tunggu aja di kelas, ntar biar kita yang bawa makanannya" ucap Ryu

'Roti sama susu kotak aja' jawab Lova

Kening Ryu mengernyit "nggak mau yang lain?" tanya nya

Lova nampak berfikir, namun tak lama cewek itu menggeleng 'itu aja, udah cukup'

"Beneran? Lo nggak mau yang lain?" tanya Ryu lagi meyakinkan

Lova memberikan Ryu senyum manis 'iya, itu aja'

"Ya udah deh, gue bilang sama curut dulu. Lo duluan aja ke kelas" ujar Ryu, cowok itu mengusap puncak kepala Lova sekilas kemudian berlalu pergi.

Lova berbalik pergi meninggalkan kantin, kakinya melangkah menuju kelas. Cewek cantik itu tersenyum senang, bisa mendapatkan makanan tanpa harus mengantri lama.

Hampir sampai di kelas, kening Lova mengerut bingung, ia memelankan langkah kakinya.

"Tapi ini semua permintaan Mama, dia mau lo ke rumah"

"Permintaan Mama lo, atau lo sendiri?"

"Itu kan suara Riel, sama Aca?" gumam Lova, cewek itu berusaha mengintip dari jendela

"Dengar! Sampai kapan pun gue nggak bakal pernah nginjakkin kaki ke rumah lo. Heh! Ngarep banget lo, senggak laku nya lo sampai ngerencanain ini semua"

Lova melihat Gheva yang mencengkram dagu Aca kuat, di lihat dari sorot mata serta rahangnya yang mengeras, Lova tau cowok itu sedang menahan amarahnya yang bisa kapan saja meluap.

"Mereka ada hubungan?" monolognya

"u-udah gue bilang, pertunangan ini atas kemauan mereka bukan gue" ujar Aca terbata, mata cewek itu berkaca kaca melihat sorot kebencian dari Gheva

Lova yang mendengar itu tersentak "pertunangan" ujarnya pelan "mereka udah tunangan?"

Manik Lova kembali memandang dua insan yang masih berdebat, cewek itu berbalik menuju roftoof, melupakan tujuan awalnya.

.
.
.

"Kok sakit ya" Lova menekan dada kirinya yang terasa sesak" rasanya sesak banget, apa gue udah cinta ke dia"

Tangannya beralih memegang pembatas roftoof "di novel nggak ada adengan mereka tunangan, tapi sekarang...."

"Perasaan gue kayaknya salah tempat deh, nggak seharusnya gue ngelabuhin hati ke dia. Tapi, semua itu di luar kehendak gue"

Lova menunduk, cewek itu memanyunkan bibirnya kesal "emang sialan si Aca, Gheva juga. Sama-sama sialan"

"Harus gue cari tau, kenapa Gheva tunangan sama si Aca" ucapnya dengan jari yang mengetuk ngetuk besi pembatas roftoof "kalo nyimpulin sendiri keliatan banget bego nya, nggak mau nyesal gue kedepannya" lanjut nya dengan kekehan kecil

RIELOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang