CHAPTER 20

1.5K 150 6
                                    

HAPPY READING

Lova tersenyum sembari melambaikan tangannya, gadis cantik itu mengerjab ketika Ryu kembali turun dari motor nya.

"Beneran nggak mau di antar?" tanya Ryu khawatir.

Lova menggeleng, ia terkekeh melihat kekhawatiran laki-laki ini, terlihat berlebihan untuk seorang teman. Namun, gadis itu menepis apa yang ada di pikiran nya, Ryu perhatian karena selama ini mereka berteman baik, begitu juga Sakti dan Arka.

[Beneran, kamu langsung pulang aja, aku mau pulang sendiri, biarin aku mandiri.] jawab gadis itu, kemudian melipat kedua tangannya di dada dengan bibir mengerucut ke depan.

Ryu terkekeh pelan, tangannya terangkat mengacak lembut surai Lova.

"Ya udah hati-hati oke, jangan sampai terluka."

Lova memandang iris mata Ryu, tampak kekhawatiran yang nyata. Ia tertegun sesaat.

[Iya, kamu jangan khawatir.]

Lova memasang senyum manis, ia menghela napas kasar ketika Ryu sudah pergi.

"Nanti kamu ke rumah ya, Mama nggak pernah liat kita pergi kencan-kencan gitu,"

Terdengar suara manja di telinga Lova, ia menoleh, menatap sepasang manusia yang berjalan ke arah parkiran.

"Ish, kamu dengar aku nggak?" tanya Aca lagi.

Lova menahan tawanya ketika melihat Gheva menarik napas kasar. "Iya." jawab laki-laki itu singkat.

"Jangan iya-iya aja Gheva, jawab yang benar, iya apa?" rengek Aca, tangannya bergelayut di lengan Gheva.

"Seperti monyet," gumam Lova.

"Iya, nanti gue ke sana, sekarang lo pulang terus istirahat, ntar malem gue jemput, sopir lo udah datang." ucap Gheva, ia sudah tidak tahan dengan segala ocehan dan tingkah Aca.

Fuck. Batin laki-laki itu mengumpat.

Aca tersenyum manis, matanya melirik sekilas Lova yang tengah memandangi mereka dengan raut wajah sendu. "Kamu perhatian banget, aku jadi tambah sayang deh, nanti malam jangan lupa bawain aku cake di kafe yang ada dekat rumah ya?"

Gheva hanya mengangguk, enggan menjawab.

"Aku pulang, kamu langsung pulang juga, jangan ngelirik-ngelirik cewek lain, aku marah nanti." ujar gadis itu cemberut, namun tak lama ia tersenyum manis, berlari kecil ke arah mobilnya.

Lova hanya memandang nya datar, ia memilih melangkahkan kakinya, berjalan ke arah jalan pulang. Sesekali gadis cantik itu melompat kecil, membuat seseorang yang mengikutinya di belakang terkekeh gemas.

Lova tahu itu Gheva, namun ia menghiraukannya, gadis cantik itu berbelok memasuki sebuah supermarket, ia berniat membeli dua susu kotak favorit nya.

"Beli snack nggak ya?" gumamnya bingung. "Tapi aku boros banget kalau beli,"

"Ambil aja sayang, aku yang bayar."

Lova terlonjak, ia mendelik menatap Gheva. "Ngagetin aja." katanya kesal.

"Iya maaf, ayo..." tangan besar Gheva menggenggam tangan mungil Lova menuju arah rak-rak snack ringan.

"Ambil gih, pilih apa yang kamu mau, aku yang bayar," ujar Gheva.

"Emang nggak papa?" tanya Lova polos.

Laki-laki itu terkekeh, ia mencubit kecil hidung mancung gadis kesayangan nya itu. "Nggak papa sayang, anything for you dear."

Lova tak menolak, karena memang ia ingin, gadis itu mengambil snack apa saja yang ia mau lalu menuju kasir dengan Gheva yang membayar tentu saja.

"Sini aku yang bawa," laki-laki itu mengambil alih belanjaan Lova, ia juga mengambil satu susu kotak di dalam sana, kemudian menyodorkannya pada Lova.

RIELOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang