Chapter 04

362 55 1
                                    

Author POV

Setelah membeli minuman Ezra dan teman-temannya langsung pergi ke rumah Ezra.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai.

"Mama, Ezra pulang." Ucap Ezra.

Mamanya terlihat berlari dari dapur ke ruang tamu.

"Ohh Ezra sudah pulang dan kau membawa temanmu kan?"

"Iya ma, maaf kami merepotkan." Ucap Raffa yang muncul dari belakang Ezra.

"Tidak merepotkan kok. Ayo sini ke dapur kebetulam mama baru selesai memasak."

"Yee makan makan." Ucap Raffa yang langsung lari mengikuti mama Ezra ke dapur tanpa rasa malu.

"Kalian cuci tangan dulu dan duduk di meja makan biar mama siapkan makanannya."

Karena mereka sering bermain di rumah Ezra maka mama Ezra menyuruh mereka memanghilnya mama bukan tante.

Tak berapa lama mama Ezra kembali menyiapkan beberapa jenis makanan.

"Kalian makan siang dulu setelah itu baru makan kue."

"Wahhh terima kasih." Ucap mereka serentak kecuali Ezra.

Sesi makan siang pun selesai dan sekarang mereka masih di meja makan untuk makan kue.

"Wow mama kue buatanmu selalu enak." Ucap Sean.

"Ohh, kau terlalu memuji." Balas mama Ezra.

"Oh ya bagaimana sekolah kalian. Tidak ada kesulitan kan dan apakah Ezra nakal di sekolah."

"Mama, kenapa tanya seperti itu ke mereka sih." Ucap Ezra.

"Sekolah kami lancar saja dan mama tau kalau Ezra sering menerima pernyataan cinta tapi dia selalu menolaknya." Ucap Raffa.

"Benar, aku jadi penasaran apakah Ezra sudah punya kekasih." Ucap Helio.

"Mama juga tak tahu mengenai hal itu. Ezra apa kau sudah punya kekasih? Kalau punya kenapa tidak diperkenalkan kepada mama?" Ucap mamanya.

"Aku tak punya kekasih." Balas Ezra.

"Benarkah? Iya deh mama percaya tapi kalau kau punya pacar segera perkenalkan kepada mama. Mama akan terima semua keputusanmu."

"Okay ma."

"Oh ya kalian juga harus hati-hati karena sekarang banyak kasus pembunuhan. Mama takut karena sampai sekarang polisi pun belum dapat menemukan pelakunya."

"Benar, apalagi kemaren ada kasus lagi padahal kasus sebelumnya belum terungkap." Ucap Sean

"Apakah mungkin pelakunya orang yang sama?"

"Tidak mungkin si ma menurutku. Karena dari film atau cerita yang pernah aku baca pembunuh pasti tidak akan melakukan aksi pembunuhan dengan rentang waktu singkat karena untuk menghindari polisi." Ucap Ezra.

"Masuk akal juga pendapatmu. Berarti jika begitu lebih seram lagi dong karena ada 2 pembunuh di kota ini."

"Kalian nanti pulangnya hati-hati ya."

"Tidak usah khawatir karena pelakunya tak mungkin bertindak lagi karena dia baru saja bertindak kemaren." Ucap Ezra

"Kenapa kau begitu yakin?" Tanya Helio.

"Menurut opiniku saja sih."

Setelah itu Ezra dan teman-temannya bermain di kamar milik Ezra sampai malam.

"Udah malam, kalian ngga balik?" Tanya Ezra.

"Lo kok ngusir kita. Iya gue tahu kalau gue cuma bisa habisin makanan tapi bisa-bisanya lo usir sahabat lo sendiri." Ucap Raffa mendramatisir keadaan.

Everyone Has A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang