Chapter 11

259 40 2
                                    

Maaf kalau ada typo dan kata-kata kasar

.

.

Author POV

Berbeda dengan Arven memutuskan pergi bekerja karena sekolah selesai lebih awal.

Ezra sekarang justru sedang menghadiri pemakaman Olivia karena dia berada di kelas yang sama.

"Ezra, tau ngga tadi gue nguping pembicaraan polisi dan dia bilang si Olivia dah mati lama sekitar hari kumat atau sabtu gitu." Ucap Raffa.

"Berarti bertepatan sama dia ke rumah lo itu." Ucap Helio.

"Apa kita bakal dijadiin saksi dalam kasus ini?" Tanya Sean.

"Mungkin aja, kita kan orang terakhir yang bertemu Olivia." Ucap Ezra.

Tiba-tiba ada yang menyela pembicaraan mereka.

"Jadi kamu yang namanya Ezra?" Ucap perempuan yang sepertinya mama nya Olivia.

"Benar tante." Jawab Ezra

"Anak tante waktu itu izin pergi ke rumahmu tapi kenapa pulang-pulang dia malah seperti ini, hiks." Ucap mama nya Olivia.

'Udah takdir tante.' Batin Sean.

"Dia sudah Ezra suruh pulang sebelum malam jadi kalau dia langsung pulang ke rumah dan tidak pergi kemana-mana dia pasti masih bersama kita dan tidak dijadikan target pembunuh." Ucap Ezra.

"Anda saudara Ezra." Ucap polisi.

"Benar." Jawab Ezra.

"Kami membutuhkan kesaksian anda dan teman anda untuk kasus ini."

"Bisakah kalian nanti ikut kami ke kantor." Lajut polisi itu

"Baik pak, tapi setelah upacara pemakaman ini selesai." Ucap Ezra.

Setelah prosesi pemakaman yang sedikit memakan waktu akhirnya kini Ezra dan temannya sudah berada di kantor polisi untuk di investigasi.

"Jadi Olivia sempat berkunjung ke rumahmu?" Tanya polisi itu.

"Benar, dia berkunjung sekitar pukul 2 siang di hari Jumat. Kebetulan teman saya sedang disana hari itu."

Ketiga teman Ezra mengangguk.

"Apa yang dia lakukan saat berkunjung." Ucapnya.

"Dia hanya ikut merusuh kegiatan laki-laki." Jawab Ezra.

"Apakah kau punya hubungan khusus dengan korban?"

"Tidak, dia hanya mengejar saya tapi saya tidak menyukainya." Jawab Ezra.

"Itu benar pak, Olivia udah lama suka Ezra dan dia bahkan mengejar terang-terangan tapi Ezra selalu menolak." Tambah Raffa.

"Kapan dia pergi dari rumahmu?"

"Saat sore hari. Aku mengusirnya karena tak mau pacarku salah paham. Saat mengusirnya aku melihat dia sudah mendapatkan taksi dan pergi meninggalkan lingkungan rumahku. Otomatis dia kan harusnya sampai rumah kareja sudah naik taksi." Ucap Ezra.

"Kesaksianmu benar. Dari cctv terlihat dia memang sudah naik ke taksi."

"Oh iya apa kau mengenal anak ini. Dia berdiri melihat ke dalan rumahmu dan kemudian pergi begitu saja."

"Sebentar lagi dia akan datang karena rekanku sudah memanggilnya." Lanjut polisi itu.

"Kalian tetaplah disini sementara sampai dia datang. Mungkin saja kalian saling mengenal."

Tak lama polisi datang bersama Arven.

Kilas balik polisi itu menghampiri Arven.

Setelah pulang dari sekolah, Arven langsung mendatangi cafe tempatnya bekerja.

Everyone Has A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang