Chapter 10

260 32 2
                                    

Cerita ini juga hampir saya lupakan wkwkwk....

Maaf kalau ada typo dan kata-kata kasar....

.

.

Author POV

Sesampainya di rumah Arven.

"Permisi." Ucap Ezra saat masuk ke rumah itu.

"Kakak, kau sudah kembali." Ucap Edwin.

"Siapa kau?" Tanya Edwin dengan nada datar.

'Dia orang yang membawa kakakku tadi.' Batin Edwin.

"Dia kekasih kakak hehehe."

"Beneran? Kakak benar-benar mau sama orang kaya dia." Ucap Edwin.

"Aku akan menjaga kakakmu jadi kau jangan khawatir." Ucap Ezra.

"Akulah satu-satunya yang akan menjaga kakak. Aku nomor satu di hati kakak." Ucap Edwin sambil memeluk erat Arven.

'Dasar brother complex.' Batin Ezra.

"Iya iya Edwin akan tetap jadi nomor 1." Ucap Arven.

"Ayo ke dalam." Ajak Arven.

Ezra pun mengikutinya.

"Woi bocah, nih buat lo."

"Apa nih?"

"Makanan "

"Ohh..."

"Bilang makasih atau apa gitu."

"Makasih."

"Ohh kalian sudah akur." Ucap Arven yang baru saja dari dapur untuk membuatkan minum.

"Terima kasih sayang."

"Kau, jangan macam-macam dengan kakakku. Ingat jika kau menyakitinya aku akan membalasmu." Ucap Edwin.

"Kakak, aku ke kamar dulu mau belajar."

"Okay, semangat belajar." Ucap Arven.

"Adikmu sangat posesif." Ucap Ezra saat dirasa Edwin sudah pergi.

"Sudah sejak dulu. Padahal dia lebih muda tapi dia yang lebih sering melindungiku saat diganggu siswa lain." Jelas Arven.

Mereka terus berbicara mengenai banyak hal sampai waktu menunjukkan pukul 10 malam.

"Sayang aku pamit pulang dulu ya."

"Iya sayang hati-hati. Ada pembunuh berkeliaran."

"Santai saja sayang. Dia tak akan bisa menangkapku karena aku tidak berjalan seorang diri."

"Tapi ada baiknya hati-hati."

Ezra mencium bibir Arven untuk perpisahan.

"Hiks, ini akan jadi terakhir kita bertemu. Setelah itu kita akan jadi orang asing di sekolah. Aku ingin semua orang tahu kau kekasihku tapi aku juga tak bisa memaksakan pilihanmu."

"Terima kasih sudah menghargai pilihanku."

"Kalau begitu aku pergi dulu ya sayang. Jangan begadang."

"Iya sayang."

Ezra pun pergi meninggalkan rumah Arven.

"Dia sudah pulang kak?" Ucap Edwin.

"Iya."

"Kakak yakin dia orang baik. Bagaimana kalau dia hanya memanfaatkan kakak saja." Ucap Edwin.

"Tenang saja. Kakak sudah mengenalnya sejak SMP dan kita juga sudah berhubungan lama jadi kakak tahu dia orang baik "

Everyone Has A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang