Author POV
Mari kita lihat sisi Arven setelah sampai di sekolah.
"Hah kalau tau akan masuk jam sembilan aku lanjut bekerja dulu kan lumayan dapat bonus."
Arven masih tetap berkutat dengan buku pelajarannya sampai ada pengumuman bahwa ada belajar mandiri sampai pukul 12.00.
"Aku lupa bawa minum. Ke kantin sebentar tidak apa-apa kan?"
Saat perjalanan ke kantin lagi-lagi Arven menerima tatapan rendah dari orang sekitar. Saat sampai di kantin ia kaget karena tidak biasanya kantin ramai apalagi di jam pelajaran.
"Huft, kenapa ramai sekali emang ada apa sih?"
Setelah melihat sekeliling ia tahu penyebabnya.
"Oh pantas saja ada si Ezra dan teman-temannya dari jurusan IPS. Mengapa mereka makan di kantin anak IPA? Bukankan menurut rumor kantin jurusan IPS lebih bagus. Ahh.... Sudahlah itu bukan urusanku."
Setelah menemukan minuman yang diinginkan Arven langsung antri untuk membayar. Di sela-sela mengantri ia mendengat para siswa bergosip mengenai korban pembunuhan di distrik X.
Ia mengetahui berita ini karena tidak sengaja menontonnya di televisi yang ada di toko elektronik yang kebetulan berlangganan susu dan koran dari bos tempatnya bekerja.
"Eh menurutmu kondisi korbannya sama ngga sih sama pembunuhan 10 hari yang lalu?" Tanya siswi A kepada temannya.
"Iya sama, menurutmu apakah yang membunuh orang yang sama juga."? Balas si siswi B.
"Tapi bisa jadi orangnya beda loh." Ucao siswi C
"Kalau orangnya beda kita harus hati-hati karena ada 2 penjahat yang mengintai di kota ini."
Begitulah garis besar percakapan para siswa dan siswi di kantin.
"HEYY!! CEPAT MAJU JANGAN MELAMUN!! DASAR MURID BEASISWA" Teriak siswa di belakang Arven.
Arven pun langsung tersadar dengan lamunannya dan segera maju untuk membayar minumnya.
Saat sedang membayar ia mendengar bahwa sekolah dipulangkan lebih awal jadi dia memutuskan kembali ke kelasnya untuk beres beres.
Di tengah perjalanan ia berpapasan dengan Darvid yang yang merupakan anak salah satu donatur di sekolah. Darvid sering membulinya.
Darvid mendorong Arven hingga jatuh dan kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya.
Suara tawa siswa bergema di lorong itu. Arven pun tanpa melawan langsung bangkit dan berlari ke kelas. Ia bersyukur karena yang Darvid dan teman-temannya tumpahkan adalah air mineral jadi seragamnya tidak kotor.
Pulang sekolah
Saat bel pulang sekolah tiba semua murid langsung berbondong-bondong pulang ke rumah. Ada yang menuju parkiran untuk mengambil motor atau mobilnya dan ada yang menunggu supir untuk menjemputnya.
Berbeda dengan Arven yang hanya mengendarai sepedanya. Arven langsung menuju ke cafe tempat ia bekerja.
"Selamat siang kak Keisya dan kak Dion."
"Loh Arven kok kamu dah pulang?" Tanya Keisya.
"Iya kak, para guru sedang rapat jadi pulangnya awal. Apa ada yang bisa Arven bantu?" Ucap Arven
"Oh kebetulan kamu datang Ven. Si Varen ngga bisa datang karena katanya kelasnya diganti siang. Untungnya kamu datang, cafenya juga lumayan rame. Kalau kita berdua aja pasti kewalahan." Ucap Dion.

KAMU SEDANG MEMBACA
Everyone Has A Secret
Mistero / ThrillerSetiap orang pasti memiliki rahasia Entah itu rahasia yang bisa diungkapkan ke orang lain ataupun rahasia yang benar-benar tidak bisa diketahui orang lain... . . ⚠️Jangan promosikan cerita ini di media sosial atau platform manapun⚠️