Chapter 16

101 17 3
                                    

Jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat itu merupakan murni kebetulan...

.

Maaf jika ada typo dan kata kata tidak jelas...

.

.

Author POV

Saat di uks...

"Ada yang bisa dibantu?" Tanya penjaga uks.

"Apa ada obat tetes mata?" Tanya Ezra.

"Sebentar akan aku carikan dulu. Kalian tunggu saja sambil berbaring disana."

Tak lama penjaga itu membawa obat yang dimaksud.

"Astaga Arven, matamu kenapa?" Tanya pemjaga itu.

"Terkena sambal." Jawab Arven.

"Anak-anak itu menganggumu lagi kan?"

"Kau harus melaporkannya." Lanjutnya.

"Tidak usah. Tidak ada gunanya juga. Mereka punya kekuasaan." Jawab Arven.

"Maaf aku tak bisa membantu banyak. Aku akan membuat surat ijin agar kau tidak dianggap bolos." Ucap petugas itu.

"Ohh, aku tak tahu kau punya teman. Jika kau teman Arven, kemana saja kau selama ini? Dia mengalami kehidupan sekolah yang buruk." Lanjutnya.

Penjaga uks itu mengenal Arven dengan baik.

Arven sering ke uks saat dirinya terluka karena perbuatan para siswa.

Penjaga uks itu sangat baik namun dia tak punya kekuasaan lebih untuk membantu Arven.

Dia hanya bisa membantu mengobati luka nya dan sedikit melakukan penghiburan saja.

"Aku yang melarangnya membantu. Aku tak mau dia juga dibully sepertiku." Ucap Arven.

Petugas uks itu terdiam begitu pula Ezra.

"Biar aku saja yang mengobatinya bu," ucap Ezra.

"Baiklah, kalau begitu kau istirahat saja. Aku akan membuat surat ijin untuk kalian berdua. Entah siapa namamu tolong jaga Arven." Ucapnya sebelum pergi.

"Aku tak tahu kau dekat dengan ibu penjaga uks." Ucap Ezra.

"Mungkin karena aku sering kemari."

"Ucapannya ada benarnya. Mulai sekarang aku lebih baik menjagamu." Ucap Ezra.

"Tidak usah, selagi mereka tidak keterlaluan tidak apa. Yang mereka lakukan selama ini masih bisa aku tahan." Ucap Arven.

"Tapi aku yang marah. Sekarang dongakkan kepalamu. Aku akan membantu meneteskan obat ini." Ucap Ezra.

Arven menurut.

Ezra dengan perlahan meneteskan obat itu ke mata Arven.

"Sudah mendingan?" Tanya Ezra.

Arven mengangguk.

"Terima kasih."

"Orang itu... Reno kan? Dia yang menyiramu dengan kuah bakso." Ucap Ezra.

Arven mengangguk.

"Kau kenal dia?" Tanya Ezra.

"Tidak terlalu, yang aku tahu dia mendekati Darvid beberapa hari terakhir. Mungkin dia membuliku karena perintah Darvid." Ucap Arven.

"Setelah aku tolak ternyata dia mendekati geng pembully." Ucap Ezra.

"Kau juga kenal dia?" Tanya Arven.

Everyone Has A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang