Chapter 09

279 32 3
                                    

Cerita ini juga hampir saya lupakan hahaha....

Maaf kalau ada typo

.

Author POV

Malam ini adalah malam minggu

Seperti janjinya Ezra akan mengajak Arven untuk menonton film di bioskop sekalian kencan.

"Kakak mau kemana?" Tanya Edwin.

"Ahh kakak mau pergi dengan teman kakak." Ucap Arven.

"Teman atau teman?"

"Kalau kakak bilang kekasih bagaimana?"

"Woah, aku tidak menyangkan kok bisa ada perempuan yang mau dengan orang biasa seperti kita."

"Siapa bilang pacar kakak perempuan."

"Jadi..."

"Dia laki-laki."

"Hah? Jadi kakak selama ini..."

"Kau tidak keberatan kan?"

"Tidak kok. Kalau kakak punya pacar perempuan aku malah takut kakak tak bisa menjaganya. Aku harap dia bisa menjaga kakak."

"Dia selama ini tidak menyakiti kakak kan. Atau jangan-jangan dia berpacaran dengan kakak karena taruhan."

"Hahaha kau terlalu banyak membaca novel. Lagipula kakak sudah berpacaran dengannya sejak SMP. Jadi tak mungkin dia mengajak kakak pacaran hanya karena tantangan." Jelas Arven.

"Kenapa kakak baru mengaku sekarang?"

"Karena selama ini kita backstreet hehe."

"Semoga pacar kakak orang baik. Tenang saja kak, kalau dia macam-macam biar Edwin yang membunuhnya." Ucap Edwin.

"Jangan sembarangan membunuh orang jika kau tidak mempunyai kemampuan." Ucap Arven.

"Kalau begitu kakak pergi dulu."

"Ikut, Edwin ingin lihat pacar kakak."

"Tak boleh. Kau belajar saja di kamar. Nanti pulang kakak belikan jajan."

"Sudah ya kakak pergi dulu. Kunci rumah jika kau akan tidur. Jangan menunggu kakak dan tidur terlalu larut. Kakak membawa kunci jadi bisa masuk sendiri."

Setelah itu Arven pun pergi dari rumah.

Dia tak menyadari bahwa Edwin sedari tadi mengikutinya.

'Apa benar kakak punya pacar. Jangan-jangan dia pembully yang akan membully kakak. Kakak tenang aja nanti kalau ada pembuli maka aku akan menghajarnya.' Batin Edwin sambil mengawasi kakaknya yang terlihat sedang menunggu seseorang di halte bis.

Tidak mungkin Arven menunggu bus karena pada jam ini bus sudah tidak ada yang lewat jalan itu.

'Ayo kita lihat apakah kakak benar-benar bertemu kekasihnya.' Batin Edwin.

Tak lam Edwin melihat ada seseorang mengendarai motor sport berhenti di dekat kakaknya.

Orang itu kemudian membuka helm dan menghampiri kakaknya.

Kakaknya juga terlihat akrab dengan laki-laki itu. Hal ini dibuktikan dengan kakaknya yang tanpa ragu memeluk lelaki tersebut.

Laki-laki itu mencium kening kakaknya sebelum dia menyerahkan helm dan kemudian mereka meninggalkan tempat itu dengan mengendarai motor.

'Aahhh... ternyata kakakku tidak bohong. Aku harap dia bahagia bersama laki-laki itu. Kakak sudah menderita selama ini.' Batin Edwin sebelum meninggalkan tempat itu dan kembali ke rumah.

Everyone Has A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang