Part 22 - Minho's Revenge

1.3K 134 17
                                    

Felix mengerjapkan matanya saat dirasanya sinar matahari mengenai matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Felix mengerjapkan matanya saat dirasanya sinar matahari mengenai matanya. Membiasakan matanya sebentar dengan cahaya yang masuk, lalu kemudian menatap ke sampingnya. Tersenyum saat dilihatnya Hyunjin masih terlelap dengan tenang disana.

Felix mengalihkan pandangannya pada pintu kamarnya saat dirasa seseorang mengetuknya dari luar. Pelan-pelan, Felix mindahkan lengan Hyunjin yang memeluknya sepanjang malam. Ia pun bangkit dan berjalan menuju pintu untuk membukanya.

"Apa aku membangunkanmu?" tanya Minho saat Felix sudah membuka pintu.

"Tidak. Aku memang sudah bangun. Aku hanya malas bergerak dari tempat tidur."

"Oh tentu saja, ada pangeran yang menemanimu di tempat tidur, bagaimana kau tidak malas?"

"Jangan menggodaku ish."

Minho terkekeh lalu mengacak rambut pemuda manis yang kini menjadi adiknya itu. "Aku harus pergi sekarang. Sarapan kalian sudah siap. Kalau memang masih ingin di kamar, kalian bisa menghangatkannya lagi nanti."

Felix menatap Minho yang memang sudah sangat rapi itu. "Kakak akan menemui Tuan Lee?"

"Begitulah." Minho tersenyum. "Pagi ini aku mendapat laporan kalau Tuan Lee berencana mendatangi perusahaan Changbin. Sepertinya ia masih belum sadar situasi dan masih ingin merayu Changbin agar tidak memutus hubungan bisnis mereka."

Felix memandang Minho dengan raut khawatir dan itu membuat Minho kembali terkekeh.

"Jangan memandangku begitu, kau seperti akan melepas suamimu pergi berperang saja." goda Minho.

Felix merengut. "Masih sempat-sempatnya menggodaku. Mana mungkin aku tidak khawatir? Aku menyayangimu. Aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu, Kak."

Minho tersenyum lalu membawa Felix kedalam pelukannya. "Aku akan baik-baik saja. Aku berjanji padamu. Jangan khawatir, banyak orang yang membantuku disana. Dan lagi, kau kan tau sekuat apa aku ini."

Felix balas memeluk Minho dengan erat. "Aku tau itu. Tapi Kakak tetap harus berhati-hati. Aku baru saja punya seorang Kakak, aku tidak mau tiba-tiba jadi sebatang kara lagi.

"Heh, kau pikir Kakakmu ini mau mati atau bagaimana?"

Felix tertawa. "Bercanda, Kak."

"Astaga adik manisku ini." Minho mengeratkan pelukannya sebentar, lalu kemudian melepaskan pelukan itu dan membuat Felix juga melepaskan pelukannya. "Baiklah, aku harus pergi sekarang. Aku harus bersiap sebelum Tuan Lee tiba. Aku ingin memberikan sedikit kejutan untuknya."

Felix mengangguk. "Hati-hati disana, ya?"

"Sudah pasti." Minho mencium puncak kepala Felix. "Aku berangkat dulu."

Felix tersenyum sambil mengiringi Minho yang berjalan menjauh dari pandangannya. Sebenarnya Felix masih sangat khawatir pada Minho. Meskipun Minho bilang persiapannya sudah matang, ia tetap tidak bisa tenang. Karena yang Felix tau, Tuan Lee itu terkadang bisa sangat licik.

[ HyunLix ] - Not Your DutyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang