Part 2 - A Truth

3.7K 295 55
                                    

Seorang pemuda manis tengah duduk sambil menatap kosong ke arah jendela kamarnya yang besar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pemuda manis tengah duduk sambil menatap kosong ke arah jendela kamarnya yang besar itu. Pemuda manis bernama Felix Lee itu memandangi hujan yang semakin deras di luar jendela sana. Hari ini adalah ulang tahunnya. Ia sangat berharap Papa nya, satu-satunya orang tua yang dimilikinya itu, bisa datang di hari spesial nya ini. Tapi nampaknya harapannya itu hanya akan berakhir menjadi sebuah harapan.

Felix menghela napasnya. Ia sangat merindukan sang Papa. Felix bahkan sudah tidak ingat kapan terakhir kali mereka bertemu. Papa nya itu sangat sibuk. Dalam setahun, Felix bisa menghitung berapa kali Papa nya pulang ke rumah dengan jari mungilnya.

"Apa Papa tidak merindukanku?" monolog Felix.

Felix kembali menghela napasnya. Papa nya tidak pulang ditambah diluar hujan deras, sungguh hari ulang tahun yang menyedihkan.

Tok! Tok! Tok!

Felix menoleh ke arah pintu kamarnya yang di ketuk seseorang dari luar.

"Felix."

Senyum di wajah manis Felix langsung mengembang begitu ia mendengar suara yang memanggilnya itu. Ia pun langsung melompat turun dari sofa besar yang sedari tadi ia duduki, kemudian bergegas berlari untuk membuka pintu.

Senyum Felix makin mengembang saat ia membuka pintu dan melihat seorang pemuda tampan yang membawa sebuah kue besar dengan lilin yang menyala, tengah berdiri di depan kamarnya.

"Selamat ulang tahun." ujar pemuda tampan itu sambil tersenyum.

"Terima kasih." Felix menatap pakaian yang dikenakan pemuda tampan itu. "Kenapa kau basah kuyup begitu?"

"Toko kue yang kupesan salah membawa pesanan kue ku. Karena bagian delivery mereka sedang sibuk dan memerlukan waktu yang lama untuk menunggu, jadi kue nya ku ambil sendiri."

"Pakai motor?"

"Kau tau aku tidak bisa mengendarai mobil, kan?"

"Kau kan bisa minta diantar." Felix mengusap-usap bagian yang basah pada baju pemuda tampan itu.

"Terlalu lama. Aku ingin cepat merayakan hari ulang tahunmu bersama. Ayo cepat tiup lilinnya. Jangan lupa berdoa dan sebutkan keinginanmu."

Felix menurut. Ia menautkan kedua tangannya lalu menutup kedua matanya untuk berdoa lalu kemudian mengucapkan keinginannya.

'Tuhan, aku hanya meminta satu hal padamu di setiap tahunnya, dan tahun ini pun permintaanku masih sama. Kumohon biarkan Hyunjin terus ada disampingku dan menemaniku. Aku hanya punya dia, Tuhan.'

Felix kemudian membuka kembali matanya lalu meniup lilin yang ada di atas kue ulang tahunnya itu.

Pemuda tampan bernama Hyunjin itu tersenyum. "Sekali lagi selamat ulang tahun. Semoga apapun keinginanmu bisa terkabul ya, Lix."

[ HyunLix ] - Not Your DutyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang