"Hah ...."Helaan napas keluar dari mulut sang pria begitu semua pekerjaannya selesai, ia segera membereskan semua peralatannya untuk pulang, dirinya tak sabar memeluk sang istri juga calon bayi kecilnya yang saat ini berusia dua bulan di kandungan si istri.
Tentang Ejo Jo, setelah tiga kali pertemuan, akhirnya Ejo Jo memilih mengalah dan merelakan, walau sebenarnya dalam hati masih ada rasa tak ikhlas. Ya, mungkin seiring berjalannya waktu Ejo Jo bisa move on.
Cahaya juga sudah dijemput oleh Solar tepat saat mereka baru pulang dinas, hal itu langsung saja menjadi kesempatan untuk istrinya memukul keras Solar. Kalimat panjang istrinya lontarkan kepada Solar sebagai nasihat agar lebih baik menjadi seorang ayah.
[Name] tak bisa, melihat bagaimana cara Solar mendidik Cahaya. Mau sampai kapanpun itu, [Name] pasti tetap berada di sisi istrinya Solar yang cara mendidiknya masuk akal dan normal seperti orang tua lainnya.
Tidak seperti Solar.
Setelah mendapat ceramah dari kakak ipar, Solar juga dapat ceramah dari kakaknya sendiri, saat itu juga, mood Solar langsung turun dan membuat istrinya kerepotan.
Tak apa, yang penting Solar tak mendidik Cahaya seperti itu lagi. Tapi tetap saja, Gempa ragu, bagaimana jika anak kedua Solar sudah lahir, Solar akan mendidiknya seperti ia mendidik Cahaya sebelumnya—
Gak, gak, gak. Ada istrinya yang bakal ngawasin.
Oke, mari kita balik ke mas Gempa yang lagi nyetir pulang ke rumah. Mukanya kelihatan senang, walau tadi dia memiliki banyak masalah di rumah sakit.
Setiap hari makanan Gempa di rumah sakit itu masalah terus, ya? Ya gimana, ya. Dokter Gempa ini, kan, terkenal dengan kesabaran dan kepintarannya dalam mencari jalan keluar dari masalah. Makanya terkadang ada yang bukan masalah Gempa, tapi Dokter lain meminta bantuan Gempa untuk menyelesaikannya.
Tentu yang berhubungan dengan rumah sakit.
Sampai di rumah, Gempa langsung mengucapkan salam dan mencari keberadaan sang istri. Awalnya ia kira ada di kamar, ternyata istrinya itu ada di ruang tengah sedang menonton sinetron azab.
Saat [Name] memasuki bulan pertama, [Name] jadi candu dengan yang namanya sinetron azab, Gempa sudah berusaha sebisa mungkin agar istrinya ini tak kecanduan, tapi saat dibatasi, [Name] malah merajuk.
Kan Gempa jadinya gabisa apa-apa :(
"Astaga, [Name] ... kamu asik banget nonton sinetron sampe ga sadar aku udah pulang."
[Name] yang sedang memakan karipap buatan tetangga langsung menoleh, namun tak lama tatapannya kembali ke televisi, mengabaikan Gempa yang sudah pulang.
Haish, mampus, kalah sama sinetron azab.
"[Name]—"
"—ssht! Juleha lagi ngomong serius."
Juleha lebih penting daripada Gempa.
Gempa akhirnya cemberut, biasanya [Name] selalu bantu Gempa melepaskan jasnya, tapi kali ini, sepertinya Gempa harus melepaskannya secara mandiri.
Setelah itu, Gempa langsung pergi ke kamar mandi, dan ia pikir airnya sudah disiapkan, nyatanya bathtub kamar mandi masih kosong.
Astaga, dari Gempa kerja sampai pulang kerja [Name] hanya menonton sinetron, kah?
"Aduh, [Name]." Gempa memijat pelipisnya, sepertinya untuk hari ini dan kedepannya ia harus lebih bersabar dalam menghadapi sang istri tercinta; [Name].
________
19.34
Keduanya tengah makan malam dengan tenang, tapi, yang berbeda kali ini adalah, Gempa dan [Name] makan di ruang tengah, dikarenakan [Name] tak ingin ketinggalan episode sinetron yang sedang tayang.
Awalnya Gempa tak tertarik, tapi karena bosan didiami oleh [Name], akhirnya ia ikut menonton sinetron, doakan saja tak kecanduan.
"Hadeh, bener kan, si Rayhan gak salah!"
"Dari awal emang Rayhan gak salah, [Name]. Yang salah tuh si Juleha-nya."
"Juleha Julehaa, kamu jangan kayak Juleha, ya, Nak?"
[Name] mengelus perutnya pelan sambil mengatakan hal itu, membuat Gempa menaikkan sebelah alisnya merasa aneh melihat tingkah sang istri.
Sinetron emang seru, sih ternyata. Cuman, gimana, ya jelasinnya. Batinnya. Gempa sepertinya tak punya jalan keluar untuk masalah ini, istrinya sudah sangat kecanduan sinetron.
"Gempaa!"
"Apa, sayang?"
"Gimana kalo kita kayak Juleha Rayhan juga?"
Gempa kebingungan, "hah? Kamu mau nuduh aku kayak Juleha nuduh Rayhan?"
"Bukaan! Maksudnya aku mau panggilan kayak Juleha Rayhan,"
"...."
"Itu, loh, Mas sama Dek!"
"[Name], aku gak mauuu."
"Ah, Mas Gempa gitu, gak asik."
Blush.
Tuh, kan. Gempa itu dari dulu tak pernah terbiasa dipanggil pakai kata 'mas'. Lebih terbiasa pakai kata abang, kakak, gemgem, sama sayang—
"[Name], aku lebih milih kamu manggil aku pake kata Kakak atau sayang."
"Aku maunya Mas!"
"Gaaaak, Kakak atau Gempa aja. Sayang juga boleh sebenarnya." Iya ya ges, yang terakhir itu suara hati dia yang sebenarnya.
"... gimana kalo Aa Gempa?"
"[Name] ...."
"Aa Gempa."
Tolong tenggelamkan Gempa sekarang juga, dia tak terbiasa dengan panggilan-panggilan itu.
_______
WJSKSKDKFK harusnya kemarin malem tp gue keasikan zoom bareng temen 😔✋
See u mingdep!
KAMU SEDANG MEMBACA
pengganti; b. gempa [√]
Fanfiction❛❛BoBoiBoy Gempa x Reader❜❜ 𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶, 𝘯𝘪𝘢𝘵 𝘎𝘦𝘮𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘪 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘫𝘪𝘥 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘶𝘴𝘵𝘢𝘥𝘻 𝘧𝘢𝘷𝘰𝘳𝘪𝘵𝘯𝘺𝘢. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯, 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘩𝘢𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘩 𝘮𝘦�...