Usia kehamilan [Name] sudah memasuki bulan keenam, dan hari ini, ia pergi ke rumah sakit tempat suaminya bekerja untuk melakukan USG.Jujur, [Name] masih kepikiran dengan perkataan istri Blaze waktu itu. [Name] juga bertanya dengan istri Thorn perihal anak kembar, yang langsung saja diberitahu olehnya dengan antusias.
Sekarang dirinya sudah berbaring di ranjang rumah sakit, ia sedikit membuka bajunya bagian perut untuk pengecekan, tenang, dokternya perempuan, kok.
[Name] melakukan USG tiap tiga bulan sekali, dan terakhir kali USG, si dokter tak ada bilang apa-apa tentang bayinya, seperti itu kembar kah, atau bagaimana.
Tapi, USG kali ini, [Name] dibuat terkejut dengan ucapan si dokter.
"Ketiga bayinya sehat, tak ada tanda-tanda apapun, semuanya normal."
Ucapan dokter itu, mampu membuat [Name] menoleh ke layar dengan tatapan melotot, dan benar saja. Di sana ada tiga bayi yang sudah mulai terlihat bentuknya.
Astaga, [Name] harus menjambak rambut Gempa sesampainya di rumah.
"Ketiga ... huh,"
Agak-agak enggak percaya gitu dia, kak.
"Omongan itu doa."
... Apa perlu [Name] blokir nomor telponnya istri Blaze? Tidak, tidak. Yang ada dia malah mewek karena tiba-tiba diblokir.
Tapi itu malah jadi kesempatan buat Blaze ditempelin istrinya terus, sih.
Blokir aja, kali, ya?
Ah, jangan deh.
Akhir-akhir ini mereka sedang dekat, kalau diblokir tiba-tiba bisa aja istrinya Blaze ini jadi kepikiran yang enggak-enggak. Terus malah mewek, nah disitulah Blaze beraksi.
Selesai USG, [Name] langsung pamit dan keluar ruangan. Niat awal ingin langsung pulang, tapi perut lapar hingga akhirnya ia menuju ke kantin rumah sakit.
Di sana, dia bertemu suaminya yang sedang mengobrol bersama perempuan lain, asik lagi, sepertinya perempuan itu juga seorang dokter, atau suster, ya?
Tapi intinya karena melihat itu, [Name] yang tadinya lapar jadi langsung gak napsu makan.
Akhirnya dia putuskan untuk pulang ke rumah dan masak saja, deh.
Sepertinya nanti, saat Gempa pulang, ia harus menjambak dan memukul perutnya.
Sesekali tak apa, kan?
"Semua cowok sama aja!" Kesalnya.
___________
Jam 19.04
Gempa memasuki rumahnya, hari ini tak begitu melelahkan, tapi ia tak menyangka jika akan bertemu dengan Ying; teman lamanya yang sekarang bekerja di rumah sakit yang sama dengan dirinya.
Katanya ia diterima di rumah sakit itu.
Makanya, saat sedang istirahat, mereka makan berdua karena ingin membahas tentang bagaimana bisa Ying ada disini, padahal setahu Gempa, Ying itu anak IPS, selain itu yang Gempa tahu, dirinya dulu mengambil jurusan hukum untuk kuliahnya.
Saat Gempa melangkahkan kakinya ke dapur, aroma masakan untuk makan malam sudah tercium di indra penciumannya.
Di dapur, ia melihat istrinya yang tengah memasak dengan wajah cemberut. Gempa kan langsung beraksi, memeluknya dari belakang dan menaruh wajahnya di bahu sang istri.
"Tumben masih masak, biasanya jam segini kamu udah kelar masak."
"Berisik, sana ah, mandi aja kamu."
Aduh, Gempa punya salah apa lagi?
Ini tak seperti biasanya, Gempa langsung menatap [Name] bingung dengan rasa sedikit khawatir.
"Kamu kenapa?"
"Gapapa."
"Kalo gapapa biasanya ada apa-apa."
Tak dijawab oleh [Name], wanita itu sibuk dengan masakannya sekarang, lagipula ia lagi kesal dengan Gempa.
Melihat [Name] yang sepertinya sedang dalam suasana hati yang buruk, Gempa mencoba membawa topik lain.
"Oh, iya. Hari ini kamu USG lagi, kan? Gimana hasilnya, semuanya normal?"
[Name] mendelik pada Gempa, ia melepaskan tangan Gempa dari pinggangnya,
"Ngapain aku kasih tau hasilnya ke orang yang asik banget ngobrol sama perempuan lain."
Hah?
Gempa loading sebentar, sebelum akhirnya ia paham sepenuhnya. Astaga, apa ini ada hubungannya dengan Ying?
Kalau iya, sepertinya istrinya ini salah paham.
_________
Woohoo haloo, balik lagi sama aku aku aku—aku udah pernah kenalin diri ga si 😔
iyh ak zira/charly tapi biasa dipanggil jira sama jir ✋
yahahaa, pas mau tamat baru perkenalan diri, telat banget 😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
pengganti; b. gempa [√]
Fanfiction❛❛BoBoiBoy Gempa x Reader❜❜ 𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶, 𝘯𝘪𝘢𝘵 𝘎𝘦𝘮𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘪 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘫𝘪𝘥 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘶𝘴𝘵𝘢𝘥𝘻 𝘧𝘢𝘷𝘰𝘳𝘪𝘵𝘯𝘺𝘢. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯, 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘩𝘢𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘩 𝘮𝘦�...