[Name] sedang berada di perkumpulan para istri, biasanya ini diadakan sebulan sekali oleh istrinya Thorn yang selalu bersemangat.Kadang, ada satu-dua orang yang tidak hadir, namun hari ini, kebetulan semuanya hadir.
Istrinya Blaze yang jarang hadir saja ada disini sekarang. Katanya, sih, dipaksa Blaze.
Blaze greget karena istrinya ini jarang bersosialisasi dan introvert akut. Temannya saja hanya ada tiga, itupun tak dekat. Makanya, sama Blaze disuruh datang ke pertemuan ini.
Disaat semuanya asik bercerita, hanya istrinya Blaze yang diam seribu bahasa, tak ada niat berbicara sedikitpun.
Mungkin bagi orang baru, istrinya Blaze ini terlihat seperti orang sombong yang tak mau ikut ngobrol, padahal hanya takut saja.
Hal itu juga disadari oleh [Name], dari tadi wanita yang satu ini seperti ingin ikut ngobrol tapi tak tahu harus apa.
Akhirnya, [Name] tawarilah teh untuk pembukaan topik.
"Kamu mau teh lagi?"
Wanita itu diam sebentar, dirinya ingin menjawab namun tak jadi, padahal sudah membuka mulut tapi ditutup kembali. Dia hanya merespon tawaran [Name] dengan sebuah anggukan kecil.
[Name] mengembangkan senyumnya, ia menuangkan teh pada cangkir milik istri Blaze, lalu setelah itu, baru dia ajak ngobrol.
"Anaknya apa kabar? Aku belum pernah liat anaknya Kakak sama Kak Blaze. Tapi aku denger dari Istrinya Kak Hali, anaknya Kakak tuh lucuu banget! Sudah berapa bulan?"
Aduh, antusias sekali [Name] ini.
"Oh, maksudmu Faya, ya. Faya baik, kok. Anaknya diem banget tapi sama Ayahnya diganggu terus. Bulan ini umurnya enam bulan."
[Name] hanya mendengarkan dengan ekspresi antusias, jika sudah soal ponakannya, ia sangat bersemangat. Apalagi ponakannya banyak. Kebanyakan anak laki-laki, sih.
Anaknya Thorn kembar, perempuan dan laki-laki, kalau anaknya Halilintar juga laki-laki, anaknya Taufan ada tiga; semuanya laki-laki, belum lagi nanti tahun ini bakal ada empat, dengar-dengar, sih, anaknya laki lagi.
Sangat mendukung Taufan untuk membuat tim sepak bola, ya.
Terus anaknya Solar juga laki-laki, tapi katanya yang kedua sih perempuan. Blaze anaknya perempuan, lalu Ice sendiri saat ini istrinya sedang hamil anak pertama, sama seperti dirinya.
"Kamu sendiri?"
"Eh? Aku kenapa?"
Istrinya Blaze menoleh ke arah kanan dan kiri, melihat semua sibuk dengan obrolannya masing-masing, ia langsung saja mendekatkan wajahnya pada telinga [Name].
"Katanya kamu hamil anak kembar, ya?"
Tentu setelah wanita itu berkata, [Name] langsung terbatuk-batuk yang membuat wanita-wanita lain menatapnya.
"[Name] gapapa?" Tanya istri Halilintar.
"Aku gapapa, Kak. Hahaha." [Name] kembali menatap istri Blaze dengan perasaan bingung sampai akhirnya ia bertanya,
"Kamu denger darimana?"
"Umh ... Istrinya Thorn."
Aduh, emang, ya.
[Name] memijat pelipisnya pelan, memang sebelumnya ia bercanda pada istrinya Thorn seperti, "eum, bisa jadi kembar?"
Tapi, tak ia sangka istrinya Thorn ini menganggap hal itu serius, sampai menyebarkan ke mana-mana.
Mau marah, tapi tiap liat mukanya aja, rasanya adem gitu. Kayak gak jadi marah.
"Astaga, Kak! Aku cuma bercanda sama dia waktu itu. Jangan dianggap serius, ya? Selain Kakak, siapa lagi yang tau?"
Istri Blaze itu nampak berpikir, mencoba mengingat-ingat siapa saja yang mengetahui hal ini. Sampai akhirnya ia kembali berkata,
"kayaknya dia juga udah tau, soalnya kita lumayan deket sama istri Thorn, deket sebagai sesama Istri Trio TroubleMaker." Katanya sambil menoleh ke arah istri Taufan yang diam menikmati celotehan istrinya Halilintar.
Kalau Halilintar, ya, biasanya yang berceloteh itu Taufan, dan yang diam saja itu Halilintar.
Tapi kalau istri-istrinya, yang berceloteh istrinya Halilintar, dan yang diam saja istrinya Taufan.
Sudah dibilang, istrinya Taufan itu sebelas dua belas dengan Halilintar. Bedanya dia cantik. Kalau Halilintar ganteng.
"Oh iya? Tapi kayaknya gapapa deh kalo cuma kalian aja yang tau. Kalian berdua lumayan diem, yang bawel, rewel, cerewet itu, kan istrinya Thorn."
Tak salah, sih.
Paling berisik pokoknya istrinya Thorn. Paling diem itu istrinya Blaze. Kalau yang di tengah-tengah gitu, istrinya Taufan.
"Kalau emang beneran kembar, selamat, ya. Bisa aja beneran, omongan itu doa. Apalagi, Gempa 'kan kembar tujuh."
Jujur, baru kali ini ia bisa mengobrol banyak dengan istri Blaze. Biasanya, ya, istrinya Blaze tuh diem aja. Kalau ngobrol pun, pasti lewat mata, dan itu ngobrol sama istrinya Taufan.
Keren, sih. Bisa ngobrol lewat mata. Makanya [Name] lumayan kagum sama mereka.
"Hahaha, nanti, deh. Pasti bakal keliatan pas udah lima bulanan. Aku nanti ke rumah sakit lagi bulan depan."
Istri Blaze itu hanya mengangguk, setelahnya, ia ijin untuk pergi ke toilet milik rumah Thorn.
Kadang, istri dan duo TroubleMaker tuh nginep di rumah Thorn. Pokoknya sudah dekat, deh! Jadi tanpa ijin atau bertanya, mereka sudah tau semua ruangan di rumah Thorn.
"Huh, padahal cuma bercanda,"
[Name] mengelus dadanya berusaha sabar, memang kadang kelakuan istri Thorn ini gak jauh beda sama TTM.
Tapi, ucapan istri Blaze masih terngiang di kepalanya. Omongan itu doa.
Bagaimana jika ia benar-benar hamil anak kembar? Wah, bisa-bisa ia kebingungan. Apalagi ini pertama kalinya ia akan menjadi seorang ibu.
_______________
Emang, ya, gak TTM-nya, gak istrinya, gak anaknya, pinter banget bikin masalah 😭✋
Jodoh adalah cerminan diri /heh
Btw agak bonus deh, aku gak pernah nyenggol Blaze soalnya. Selalu Upan sama Solar.
Bonus:
"Blaze ... aku cape. Lain kali jangan paksa aku buat ikut gituan."
"Padahal kamu cuma ngobrol tiga jam doang, loh, sayang. Masa udah cape, sih? Ayo, kamu pasti bisa. Nih, Faya juga ikut nyemangatin."
Blaze mengangkat tangan mungil anaknya yang masih tidur itu, ia kepalkan seolah Faya; anaknya, ikut menyemangati sang istri.
"Blaze, Faya lagi tidur. Jangan diganggu."
Solar: cih, giliran kak blaze aja ada ginian nya, aku? cuma numpang nama.
Yee sabar gak lo
KAMU SEDANG MEMBACA
pengganti; b. gempa [√]
Fanfiction❛❛BoBoiBoy Gempa x Reader❜❜ 𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶, 𝘯𝘪𝘢𝘵 𝘎𝘦𝘮𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘪 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘫𝘪𝘥 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘶𝘴𝘵𝘢𝘥𝘻 𝘧𝘢𝘷𝘰𝘳𝘪𝘵𝘯𝘺𝘢. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯, 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘩𝘢𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘩 𝘮𝘦�...