[Name] bosan. Suaminya; Gempa, saat ini masih berada di rumah sakit melakukan pekerjaannya. Ice sendiri, dia tinggal di rumah Thorn sementara dikarenakan mereka ingin Gempa dan [Name] ekhem-gitu, deh.Dia saat ini sudah di kota suaminya, tinggal di rumah yang besar dengan delapan kamar dan tiga lantai. Kenapa kamarnya ada delapan? Rumah ini 'kan, dulunya ditinggali si kembar tujuh. Tapi sekarang hanya ditinggali Ice dan Gempa karena yang lain sudah memiliki keluarga masing-masing.
Dinding kamar Taufan dan kamar Gempa di jebol, sehingga kini kamar Gempa menjadi lebih luas dan menjadi kamar mereka berdua tidur. Ranjangnya juga sudah diubah ukurannya menjadi king size.
"Assalamu'alaikum," pintu rumah dibuka pelan, terlihat sesosok pria dengan manik emasnya itu masuk dan membuka sepatu.
Matanya mencari keberadaan sang istri, hingga akhirnya istrinya sendiri yang datang ke hadapannya.
"Waalaikumsalam, Kak Gempa, sini [Name] bantuin." [Name] menyalami Gempa, ia mengecup tangan kanan Gempa lembut lalu membantunya membawakan tas juga jas dokter miliknya itu.
Gempa, sih, tak masalah. Ia hanya menurut lalu langsung merebahkan tubuhnya di sofa depan televisi.
"Mandi dulu, gih. [Name] udah siapin air hangatnya, tinggal natain piring sama makanan di meja makan."
Suaminya itu mengangguk, ia segera bangun dari sofa untuk menuju ke kamar mandi, setelah itu menikmati hidangan makan malam buatan istrinya.
Lagipula, saat ini Gempa sedang merasa lelah, habisnya ada sedikit masalah di rumah sakit tempat ia bekerja, yang menyebabkan dirinya jadi harus menguras tenaga lebih banyak.
"Oh, iya, baju Kakak udah kutaruh di atas kasur, ya. Handuk juga udah di sana."
Sejujurnya, Gempa masih merasa aneh dipanggil kakak oleh istrinya sendiri. Gempa, kan, maunya dipanggil sayang--/heh
____________
Setelah selesai mandi, penciuman Gempa langsung dimanjakan oleh bau masakan [Name] yang sudah tersusun rapi di meja makan.
"Kak Gempa, sini makan dulu." perempuan itu tersenyum manis ke arah Gempa, dia menyiapkan kursi untuk Gempa lalu duduk di kursinya juga.
Gempa mengangguk, dirinya duduk di kursi yang sudah [Name] sediakan lalu menatap menu makan malam mereka.
Ayam goreng dengan kremes di atasnya. Duh, Gempa jadi teringat jaman SMA, dirinya selalu membuat ayam goreng tiap makan malam, tentunya menggunakan ayam Blaze-.
"Kamu yang buat?" dengan malu-malu, [Name] mengangguk.
"Makasih, ya. Keliatannya enak. Pas ditinggal saudaraku nikah, aku sama Ice selalu makan di luar karena aku gak ada waktu buat masak,"
"udah lama gak makan masakan rumahan." Lanjutnya dengan sebuah kekehan di akhir.
Gempa mencoba masakan [Name], tak lama, sebuah senyum manis terukir di wajahnya.
"Kamu pinter masak, ya, [Name]."
Aduh, duh, [Name] itu paling tak bisa kalau sudah dipuji. Dirinya pasti akan tersipu lalu salah tingkah.
"I-ini ajaran Mama, resepnya dari Mama!" Ujarnya dengan kondisi masih salah tingkah.
Gempa terkekeh, dia kembali memasukan sesuap nasi dengan ayam yang sudah di potong kecil-kecil olehnya ke dalam mulut.
"Besok pagi, ayo kita masak bareng."
Tawaran Gempa itu, membuat wajah [Name] ceria dan sebuah senyuman terpasang di wajahnya yang mungil nan cantik itu. Dia mengangguk mantap mengiyakan tawaran tersebut.
"Aku mau masak bareng Kak Gempa! Kita besok bikin steak, ya!"
Setelahnya keduanya kembali makan dengan tenang diiringi oleh obrolan tentang masalalu mereka. Mau bagaimanapun juga, mereka itu 'kan belum saling mengenali, hanya kenal luarnya saja namun tidak untuk dalamnya.
____________
Acara makan malam sudah selesai, kini Gempa sedang berada di ruang tengah dengan buku-buku pelajaran di meja.
Iya, dia sedang belajar. Belajar ilmu-ilmu kedokteran pastinya. Walau dia sudah menjadi seorang Dokter, tapi dia juga masih butuh ilmu tambahan alias masih perlu belajar juga.
Namun, tiba-tiba Gempa memegangi kepalanya dengan raut wajah kesal, membuat [Name] sedikit penasaran dan bertanya.
"Kenapa? Kayaknya keliatan cape banget,"
Gempa menatap istrinya itu sekilas. Ia tak menjawab, tapi dirinya memberi kode dengan tangannya yang digerakkan untuk menyuruh [Name] mendekat.
Melihat kode tersebut, [Name] paham dan langsung menuju ke arah suaminya. Dirinya duduk di samping Gempa ketika laki-laki itu menepuk tempat kosong di sebelahnya.
Gempa diam sambil menatap sosok di sebelahnya, sebelum akhirnya ia menjatuhkan dirinya yang sudah lemas itu ke dalam pelukan sang istri.
Grep.
[Name] sedikit tersentak ketika Gempa dengan lesu memeluk dirinya, kepalanya ia taruh di dekat di bahu [Name], ia sedikit menghela napas-yang membuat telinga [Name] merasa geli.
"K-Kak Gem?"
"Sebentar, aja."
"Hum?"
"Sebentar aja, boleh 'kan? Aku cape."
Pemilik manik emas itu semakin menenggelamkan wajahnya di bahu sang istri, sesekali ia menggesekkan wajahnya ke sang istri, membuat yang dipeluk sedikit merasa geli.
Perlahan, tangan [Name] membalas pelukan Gempa, ia mengelus surai coklat suaminya dengan lembut, membuat sang empunya merasa nyaman dan mengantuk.
"[Name], aku mau tidur."
"Kalo mau tidur, ayo ke kamar-" Gempa langsung menggelengkan kepalanya, dia mengeratkan pelukannya dengan sang istri,
"Aku maunya tidur di sini, nyaman. Boleh elus rambutku sampe aku tidur, gak?"
Untuk pertama kalinya, [Name] melihat sosok Gempa yang begitu manja, apa itu karena efek lelah, ya? Selama ini [Name] melihat Gempa sebagai sosok kakak yang penyabar, ia tak pernah menyangka jikalau orang seperti Gempa juga bisa merasakan yang namanya ingin dimanja.
"Boleh, selamat tidur." Kecupan manis [Name] layangkan ke atas kepala Gempa, yang langsung dibalas oleh kekehan.
"Jangan lepasin pelukannya,"
"Iya, iyaaa."
___________
Halooo, aku balikk lagi!
Awalnya mau pub yang Ice dulu, tapi gajadi, Gempa dulu deh
Akuu itu gimana ya shiddjcl aku suka aja liat Gempa softboy terus manja gitu 😔😔 aakuu vdidickd gitu deh.
Kayak, huhuuu MAAAK PENGEN COWO MODELAN GEMPAAA
oke deh itu ajaa, see u besok!
KAMU SEDANG MEMBACA
pengganti; b. gempa [√]
Fanfiction❛❛BoBoiBoy Gempa x Reader❜❜ 𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶, 𝘯𝘪𝘢𝘵 𝘎𝘦𝘮𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘪 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘫𝘪𝘥 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘶𝘴𝘵𝘢𝘥𝘻 𝘧𝘢𝘷𝘰𝘳𝘪𝘵𝘯𝘺𝘢. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯, 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘩𝘢𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘩 𝘮𝘦�...