09. bruum bruum 🚗🚗

2.7K 371 27
                                    


Jam satu malam, pasutri ini belum di rumah. Keduanya sedang berkeliling kota dengan mobil mereka. Hanya berkeliling saja, paling kalau mampir pun hanya ke minimarket.

[Name] tak bisa tidur hingga jam sebelas malam, padahal sudah Gempa cium, peluk, puk-pukin tapi tetap tak bisa tidur. Sampai [Name] memutuskan untuk pergi keluar saja dengan mobil. Siapa tahu ia tidur di jalan.

Awalnya Gempa tak setuju, tapi karena [Name] sangat memaksa dan pakai alasan 'ngidam' jadi mau bagaimana lagi, kan?

Gempa pikir tak apa, deh. Sekalian dirinya melupakan pekerjaannya sebentar.

Masalahnya, kan niat hati keluar agar [Name] bisa tidur. Namun, sekarang wanitanya ini masih semangat tak ada tanda-tanda mengantuk.

Gempa jadi khawatir. Baru kali ini ia tak bisa menyeret [Name] untuk tidur. Biasanya, ya, hanya dipeluk erat dan diberi beberapa kecupan pasti lima menit kemudian [Name] sudah tidur pulas.

"Lampu-lampunya cantik,"

"Tidur, [Name]."

[Name] menatap Gempa yang menyetir dengan kecepatan yang tak begitu laju, ia sedikit cemberut mendengar perintah Gempa.

"Aku malem ini gak bisa tidur, Gempa."

"Tapi kita udah muter-muter alias buang bensin selama dua sampe tiga jam-an." Gumam Gempa yang sedikit ketar-ketir ketika ingat sudah banyak bensin yang terbuang hanya untuk jalan-jalan memutari kota.

"Gem, aku tiba-tiba pengen [favorite snack],"

Nah, loh, ada lagi permintaan istrinya.

Gempa menghela napas pelan, ia menoleh ke kanan kiri mencari minimarket yang buka 24 jam. Untung saja tak lama ia menemukannya.

Dia memarkirkan mobilnya, lalu pergi ke dalam minimarket untuk membeli [favorite snack] yang merupakaan makanan ringan kesukaan istrinya. Dia juga membeli satu botol kopi agar tak bosan menyetir.

Setelahnya, ia langsung bayar dan kembali ke mobilnya, dan terlihat wanitanya itu nampak sudah mulai mengantuk.

Padahal beberapa menit sebelumnya masih semangat, apa karena ditinggal Gempa, ya? Gak mau GR tapi siapa tau, ya, kan?

"Nih, habis itu jangan langsung tidur, minum air putih, jeda dulu beberapa menit, baru boleh tidur."

"Iyaaa. Lagian aku gak ngantuk, kok, Gem."

Bohong sekali. Jelas-jelas beberapa detik sebelumnya dia menguap dan wajahnya juga terlihat mengantuk.

Gempa hanya mengiyakannya saja, ia balik menyetir berkeliling di malam hari, sesekali ujung matanya menatap istrinya yang masih asik nyemil.

Sampai jam menunjukan pukul setengah tiga pagi, akhirnya istrinya itu tertidur juga. Itu artinya apa guys? Ya, betul, kembali pulang ke rumah dan tidur di ranjang bersama.

"Akhirnya tidur juga ...."

Tangan kanannya itu iseng mengacak surai milik [Name], setelahnya, ia mendaratkan sebuah kecupan di bibir [Name].

Tak apa, jarang-jarang loh Gempa memberikan kecupan di bibir, biasanya favorit Gempa itu di kening [Name]. Tapi karena saat ini si pemilik bibir sedang tidur, nakal sedikit tak apa kan, ya?

Gempa memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. Sengaja, ia ingin menatap wajah cantik milik istrinya yang saat ini sedang tidur pulas.

Tanpa sadar, satu kalimat itu keluar juga dari mulut Gempa.

"Kamu ini kenapa gemesin banget, sih."

Belum lagi nanti akan ada bayi kecil yang tak kalah gemas dengan [Name], bisa-bisa Gempa diabetes.

"Tapi sayang, cerewet sama bandelnya minta ampun. Jadi keinget Trio TroubleMaker."

Yang ini pura-pura gak tau aja ya, ges, ya. Ini isi hati terdalam bapak Gempa tentang istrinya.

___________

Karena tadi malam ia menyetir sampai jam tiga pagi, sekarang jam enam pagi ini dirinya masih mengantuk karena hanya tidur dua jam. Sedangkan [Name] saat ini masih tertidur pulas di ranjang mereka.

Gempa juga ingin seperti itu, tapi ia ingat jika jam tujuh ia harus berangkat ke rumah sakit.

Tapi Gempa akan pulang cepat, kok, hari ini. Jam tiga siang dia sudah di rumah.

"[Name], bangun."

"Eung ... nanti ajhaa, lima menith lagi."

"Kamu ngomong gitu malah jadi sejam, loh."

"Gheem, aku mashi ngantukh."

Gempa geleng-geleng kepala, ia membuka selimut yang menutupi tubuh istrinya itu sekali tarikan.

"Pagi, dear. Yuk bangun terus mandi, habis itu terserah kamu deh mau ngapain, mau nonton TV, main handphone, baca buku, terserah. Selama itu gak ngebahayain kamu sama dia."

[Name] cemberut, dia melengkungkan bibirnya ke bawah, lalu mencoba menarik kembali selimut yang tadi ditarik oleh Gempa.

"Gheeem! Akhu ngantukh."

"No. Gak ada kata ngantuk, ayo bangun terus mandi, [Name]. Jangan dibiasain bangunnya siang mulu. Itu gak baik buat kesehatan."

Nah, ini. Walau memang terlihat keren di mata orang-orang karena memiliki suami Dokter, tapi sebenarnya ada tak enaknya.

Seperti tadi itu contohnya. Pokoknya kalau sudah tentang kesehatan [Name], Gempa maju paling depan.

Kesehatan [Name] itu diperhatikan sekali oleh Gempa, hatinya juga, kok, guys.

"Jangan selimutan lagi, ayo bangun."

Secara perlahan, Gempa menarik tangan [Name], mengubah posisi [Name] menjadi duduk di ranjang. Hal itu tentu membuat wajah [Name] semakin kusut.

Gempa terkikik geli, dia langsung memberi kecupan selamat pagi pada kening [Name] juga janin yang ada di dalam perut [Name].

Ini sudah kebiasaan sehari-hari Gempa. Selalu Gempa yang membangunkan [Name]. Mau itu hari libur ataupun tidak, [Name] pasti selalu dibangunkan paling lambat jam enam lewat lima belas menit pagi.

Benar-benar tak diijinkan bangun siang.

Jika libur, Gempa akan mengajak [Name] untuk jogging bersama memutari komplek, biasanya sekitar sejam. Tapi karena saat ini [Name] sedang mengandung dan ia tak kuat jalan lama, akhirnya hanya 40 menitan saja.

"Aku hari ini masuk pagi,"

"Yasudah sanaaa, aku mau tidur lagi."

"[Nameee] gak boleh. Yuk mandi dulu."

Huwaa, punya suami kayak Gempa tuh tetap ada enaknya ada gak enaknya tau. Batinnya.

_________

Malem-malem kok jalan aduh aduh pasutri yang satu ini 😔😔✋ yh tdk separah psutri sblah [mlirik blaze & solar]

Jiah, hari ini GemGem bakal tamat ygy, baru solar debutt

Solar: udah buru. ini gue udah rapi, tinggal debut aja.

Gue tunda lagi aja kli yh debut lo/j

pengganti; b. gempa [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang